Seorang laki-laki keluar dari mobil sports yang berhenti tepat di pinggir trotoar sekolah Nusa bangsa. Laki-laki berperawakan tinggi tegap dan tampan itu sedang menelpon seseorang yang akan dijemput nya itu.
Dengan berkacak pinggang, laki-laki itu menunggu seseorang itu menjawab panggilannya.
"Shae, kamu dimana? Aku udah didepan nih." Kata laki-laki itu setelah panggilannya dijawab pada nada dering kelima.
"Oke, aku kesana." Setelah mendengar jawaban dari Shae.
Laki-laki itu masuk kedalam mobil, memasukan mobil kedalam parkiran sekolah Nusa bangsa setelah menyapa dan meminta izin masuk pada Pak Supri, satpam sekolah Nusa bangsa. Pak Supri pun yang mengenali laki-laki itu mengiyakan karena dia adalah alumni Nusa bangsa dan anak dari pemilik sekolah itu sendiri.
Setelah memarkirkan mobilnya, laki-laki itu masuk kedalam area sekolah. Melewati lapangan yang sepi karena tidak ada kegiatan ekskul pada hari itu. Dia menaiki anak tangga menuju keatas dimana Shae berada.
Rooftop sekolah pastinya tempat yang dia tuju. Setelah berada dilantai teratas sekolah, lantai 4. Laki-laki itu membuka pintu yang terletak diatas setelah menaiki anak tangga yang menghubungkan ke rooftop, angin yang berhembus sepoi-sepoi menyapa nya terlebih dahulu. Menutup pintu setelah menemukan seseorang yang diam melihat kearah langit jingga yang sebentar lagi berubah menjadi langit hitam penuh banyak bintang.
Sebuah suara lembut menyapa gendang telinga si laki-laki, "Kakak tahu? Tempat ini menjadi tempat favorit aku sekarang," katanya sambil tersenyum kerah si laki-laki. Si laki-laki hanya tersenyum karena akan tahu pasti Shae menyukai tempat ini.
"Aku tahu." Setelah mendengar itu, Shae kembali berbicara sambil kembali memandang langit yang sudah mulai menidurkan kembali sinarnya.
"Makasih ya kak Nakhla. Aku seneng banget bisa tahu tempat ini, tempat ini bisa membuat aku lupa sama semua masalah disekolah dan bisa jadi tempat aku merenung akan apa yang aku rasakan akhir-akhir ini. Dan sekarang aku udah tahu jawabannya." Kata Shae sambil tersenyum sangat tulus dengan binar yang tidak bisa Nakhla ketahui apa artinya sambil menghadap kearah Nakhla lagi.
Nakhla bertanya dengan kerutan di dahinya setelah mendengar pernyataan Shae "Emangnya apa yang kamu rasakan akhir-akhir ini?" Setelah mensejajarkan diri dengan Shae.
Dengan muka yang berubah menjadi merah Shae menjawab, "Rahasia." Sambil tersenyum malu pada Nakhla.
__________________
Kilasan kenangan sialan itu, Shae sangat ingat sekali bahwa tanggapan Nakhla hanya menggeleng kan kepala sambil tersenyum dengan raut yang bingung yang sangat kentara sekali karena Shae sudah mulai merahasiakan sesuatu kepadanya.
Tapi Shae tahu kenapa Nakhla tidak menanggapi lebih lanjut dan lebih memilih diam, sambil melihat kearah sang langit sama seperti Shae. Karena saat itu Nakhla hanya sedang memberi Shae privasi akan hidupnya yang tidak mungkin diberitahukan semua kepada Nakhla.
Yaa... dia juga sangat ingat saat itu adalah saat dimana dirinya jatuh cinta untuk pertama kalinya kepada orang yang juga sudah dia anggap sebagai kakak. Dengan menghela napas berat, Shae menumpukan kepalanya ke meja kantor saat kembali mengingat masa lalu yang sangat ingin dia lupakan. Tetapi dia jadi ingat kembali kenangan itu hanya karena kejadian di rooftop semalam.
Semalam setelah aksi kejar-kejaran antara Shae dan Nakhla, Shae memutuskan menyerah mengejar Nakhla karena lelah. Suasana yang tadinya menyenangkan berubah canggung, akhirnya Shae yang mengakhiri kecanggungan pertama kali mengatakan akan pulang lebih dulu, dengan inisiatif nya Nakhla menawari pulang bersama, tentu saat itu Shae menolak tapi akhirnya dengan paksaan dan karena Shae tidak bisa menolak tatapan memohon yang diberikan Nakhla untuknya. Seperti yang sudah diduga Nakhla mengantar Shae sampai apartemennya.
Shae kesal saat itu karena Nakhla akhirnya mengetahui dimana dia tinggal. Hingga Shae melupakan sahabat tercintanya di pesta perusahaan. Zela yang ditinggal saat itu hanya menggerutu kesal meskipun masih bisa menikmati pesta itu dengan teman-teman kantor yang lain.
"Ehm...," Deheman seseorang itu tidak membuat kepala yang ditumpukkan ke meja itu mendongakan kepalanya dari meja.
"Iyaa deh tahu, yang semalem abis dianter pujaan hati sekarang lagi galau nih yee" Nada menggoda atau bisa disebut mengolok yang sangat menjengkelkan itu terdengar.
"Ish... gue dikacangin dong!" Dengus Zela kesal karena tidak ditanggapi.
"Oh iya Shaa, gimana rasanya ketemu sama doi yang udah makin dewasa, cakep, mapan aduh duh gue aja jadi kesemsem ngeliat mukanya. Boleh ngga si gue juga suka sama dia" Seru Zela kembali dengan semangatnya itu.
Dengan perasaan yang dongkol Shae menjawab setelah mendengar ocehan Zela yang konyol.
"Enak aja! Jangan macem-macem ya Zel! Gue aja sampe sekarang belum tau gimana perasaan dia ke gue!" Setelah mengangkat kepala dari meja dan mata menyorot tajam ke arah Zela.
Dengan cengiran khas nya itu Zela menjawab tanpa dosa "Satu macem aja kok gue Shaa" aku melotot mendengar jawabannya.
"Hehe iya iya piss. Eh iya bukannya waktu itu dia udah bilang ya Shaa?" Serunya lagi.
"Bilang apa?" Ketusku karena tidak ingat apa yang sudah dikatakan Nakhla padaku.
"Itu loh Shaa yang udah empat tahun purnama berlalu, masa loe ngga inget sih," kata Zela masih terus mengingatkan ku dengan kata-kata yang dilebihkan dan aku memicingkan mataku melihatnya yang mulai bergerak menjauhiku.
Sambil terus mengingat apa yang sudah Nakhla katakan kepadanya saat empat tahun yang lalu, Shae tidak melihat bahwa orang yang sedang mengingatkannya itu sedang mundur secara perlahan-lahan tanpa dia sadari.
"Emangnya Nakhla ngomong apasih dulu? Kok gue lupa ya Zel?!" Seru Shae dengan alis yang dikerutan kan jika sedang berusaha mengingat sesuatu.
"Aduh adek Shaa pelupa yah." Katanya sambil berteriak dan menekankan kata adek kepadaku.
"Hah? Ohh...!"
Zela langsung mengacir buru-buru pergi dan menutup pintu ruanganku, saat melihat muka ku sudah memerah menahan kekesalan karena sudah ingat apa yang dikatakan Nakhla dulu padaku.
"Anii...!! Kurang ajar ya loe." Geram ku karena tingkahnya.
TBC.
Jangan lupa vote dan komennya yaa :) ;)
Saran dan kritik nya jugaa...
Semoga suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVITY
Romance"Kau megikutsertakan aku terbang kelangit yang paling tinggi hingga kemudian aku jatuh karena tarikan untuk selalu mendekat terlalu menakutkan karena bukan hanya aku yang ada disana." -Auristela Shaenette Lesham- Hanya cerita mainstream tapi pasti k...