Coffe Cafe And Music,
BandungSalah satu cafe di Bandung yang sangat bagus untuk jadi tempat untuk menghabiskan waktu. Cafe yang keren untuk hangout bersama sahabat, keluarga, kekasih atau bahkan bersama relasi. Karena cafe ini selalu membuat siapa saja ingin mendatangi tempat itu untuk kesekian kalinya. Cafe ini juga unik karena mengusung konsep yang tempat outdoor-nya terdapat kolam kecil di setiap meja dan kursi untuk pelanggan. Jadi setiap pelanggan yang datang bisa merendamkan kaki mereka disana. Tetapi untuk bisa ditempat yang ada kolam kecil itu harus menunggu 30-60 menit untuk bisa menikmati merendamkan kaki. Dan untuk bagian indoor juga tidak kalah bagusnya dengan yang diluar bahkan cafe itu juga menyediakan live music untuk menghibur semua pelanggan jika merasa penat dengan segala runitas yang mereka lakukan.
Jangan lupakan juga hidangan western yang disajikan disana sangat menggoda selera. Ada pasta pestonya yang selalu membuat orang-orang ingin datang lagi hanya untuk mencicipi makanan itu. Untuk minuman juga sangat beragam bisa memesan minuman yang hangat seperti jahe atau lemon tea untuk cuaca kota Bandung yang dingin atau kopi yang juga tidak kalah enak nya disana.
Tempat yang sangat rekomended banget bagi siapa saja yang ingin merasakan suasana tenang dan sejuk.
Ditempat cafe itu berada pun masuk tiga orang perempuan berbeda karakter, yang memiliki kecantikan
masing-masing datang untuk menghabiskan waktu makan siang mereka bersama setelah melewati jam kerja yang sangat menguras otak._______________
Tiga orang perempuan itu pun duduk setelah mencari spot tempat duduk yang pas, mereka memilih bagian sudut dekat jendela indoor cafe karena sedang ada live music.
"Dia kenapa?" Tanya penasaran salah satu seorang perempuan dari ketiga sahabat itu, Alika Natasya Siberi, seorang pelukis terkenal di Jakarta.
Perempuan dengan muka manis yang memiliki tubuh tinggi proposional, wanita dengan mata hitam yang selalu memandang sinis orang yang tidak dikenalnya, bulu mata lentik, rambut hitam panjang sepinggang, jangan salah dia juga orang yang sangat cuek pada apapun tapi tidak tentang keluarga dan sahabatnya.
Saat ini dia sedang mempersiapkan pameran lukisannya di Bandung, maka dari itu dia bisa makan siang bersama sahabat konyol seperjuangan nya itu.
Orang yang ditanya manyahut dengan nada gelinya, "Biasa, galau karena doi-nya udah balik" yang dijadikan topik hanya mendengus tidak suka pada Zela. Ingat dia masih kesal pada Zela.
Mendengar jawaban itu Alika kembali menyahut kaget, "Si brengsek itu udah pulang kampung? Terus gimana cerita dong Shaa, kok gue baru tahu sih!" Tanya nya dengan nada sangat ingin tahu.
Sangat kepo memang dia.
Saat ini mereka masih menunggu makanan dan minuman yang dipesan. Sambil menunggu pesanan mereka datang akhirnya Shaenette menceritakan semua yang terjadi kepada Alika.
Alika yang mendengarkan dengan seksama, mulai mengeluarkan umpatan-umpatan kepada sang pematah hati Shaenette.
"Gila ya! Dia bisa sesantai itu nanya-nanya hal yang udah pasti kita -cewe yang patah hati- akan lakuin. Udah gada hati itu cowok! Brengsek tingkat akut gue rasa! Parah!" Katanya dengan mengebu-gebu. Semua rasa kesalnya pada Nakhla dikeluarkan dalam satu hembusan napas.
"Tapi Shaa, gue kasih saran sama lo. Lo itu meskipun masih punya rasa sama dia harus sedikit sok jual mahal. Jangan terlalu bucin lah!" Nasehatnya dengan gaya songongnya, yang selalu ampuh dan akan selalu aku ingat.
Yaa... Itulah Alika sahabat yang selalu menjadi pendengar dan penasehat terbaik menurutku.
"Intinya ya Shaa, gue gamau lo kayak dulu lagi! Jadi orang yang engga punya semangat hidup ibaratnya tuh kayak mayat hidup. Mati segan hidup tak mau!" Kata-kata Alika pedas.
"Lo harus tetep baik-baik aja dan jadi diri lo yang ceria dan apa adanya meskipun takdir lo engga sama cowok brengsek itu, okay?!" Tegas Alika yang Shae lihat sebagai semangat agar dirinya tidak terpuruk seperti dulu lagi.
"Permisi, makanan dan minumannya," sapa pelayan tersebut ramah memotong pembicaraan serius Alika yang belum Shae tanggapi.
"Selamat menikmati." Katanya lagi dengan senyuman terbaik yang diharuskan kepada setiap pelanggan sesaat setelah meletakkan makanan dan minuman pesanan kami di meja. Setelah kami mengucapkan terima kasih, pelayan tersebut undur diri untuk kembali mengantarkan pesanan pada setiap pelanggan.
Setelahnya Alika benar-benar tidak melanjutkan pembicaraan tadi, dia langsung fokus terhadap makanan nya, mungkin dia lapar, pikirku. Zela pun yang biasanya cerewet sekarang hanya menjadi pendengar dan ikut-ikutan fokus pada makanannya. Keajaiban yang sangat langka, pikirku lagi.
Lalu hening.
Shae-pun menilih ikut menyantap makan siang yang sangat menggugah selera itu tanpa ada pembicaraan sama sekali.
Nanti, pikirnya.
______________
Akhirnya setelah keheningan panjang yang tidak biasa terjadi antara kami, dan juga setelah menghabiskan makan siang. Shae pecahkan hening yang ada dengan perkataannya untuk Alika kerena rasa simpati nya itu padanya.
"Ehm...," Dehem Shae membuat dua kepala yang fokus terhadap makanan itu mengangkat kepala mereka menjadi menatap Shae.
"Oke! Ka, gue... gue mungkin dulu emang terlalu bergantung sama dia makanya seperti kata lo bahwa gue kayak mayat hidup saat dia pergi gitu aja setelah apa yang terjadi. Tapi itu dulu ka, sekarang gue bukan Shae yang dulu lagi meskipun dalam lubuk hati gue rasa itu masih ada, mungkin. Tapi yang gue tau gue engga akan jatuh kelubang yang sama ka, never."
"Bagus kalau gitu! Buang aja kalau perlu rasa lo yang engga pernah cowok itu balas, Shaa. Karena lo bisa mendapat yang lebih baik dari dia!" Jawab Alika tegas.
"Iyaa Ka... " Lirih Shae sambil mengganguk kepala tanda mengerti meskipun dia tidak yakin dengan dirinya sendiri.
Suasana tegang itu pun dipecahkan oleh sebuah seruan.
"Aduh... udah dong. Kita kan kesini rencana pengen makan siang bareng sekalian temu kangen. Kenapa malah jadi tegang gini sih? Udah berasa di sidang untuk yang kedua kalinya gue?!" Seru orang itu, Zela pastinya.
"Lo juga Ka, kenapa lo jadi nyeremin gini sih?! Dan lo Shaa, gausah terlalu dibawa pusing omongannya Alika. Gue tau niat Alika baik ngomong kayak gitu ke lo tapi yang ngejalanin semua itu lo. Jadi jangan terlalu diambil mentah-mentah semua omongannya Alika. Lo hanya perlu dengerin dan pikirin baik-baik apa yang harus lo lakuin nantinya, udah itu aja." Cerewet Zela yang mulai serius.
Memang seperi itu Zela, dia bisa menjadi orang yang konyol tapi jika situasi memaksa dia bisa menjadi orang yang sangat serius. Mungkin itu lah kenapa dia bisa jadi manajer, batinku cekikikan.
"Iya Shaa maksud gue tuh kayak gitu. Engga maksud yang lain, jadi lo jangan sedih lagi yah." kata Alika setuju dengan yang dimaksud Zela akan perkataannya.
"Iya gue ngerti kok. Pokoknya kalian mau yang terbaik buat gue kan." Kujawab dengan mata berkaca-kaca kepada mereka.
Mereka mengangguk mendengar perkataan ku. Dengan gerakan yang tak kusangka mereka memeluk ku erat.
"Kita tuh sayang sama lo, Shaa."
"Gue tahu"
Gue juga sayang kalian, batinku sambil mengeratkan pelukan itu.
TBC.
Jangan lupa vote dan komennya yaa :) ;)
Saran dan kritik nya jugaa...
Semoga suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVITY
Romance"Kau megikutsertakan aku terbang kelangit yang paling tinggi hingga kemudian aku jatuh karena tarikan untuk selalu mendekat terlalu menakutkan karena bukan hanya aku yang ada disana." -Auristela Shaenette Lesham- Hanya cerita mainstream tapi pasti k...