aku sekarang sedang berada di perpustakaan, dengan teman-teman tentunya. Pak Kyungsoo tidak ada hari ini, jadi kami ditugaskan untuk pergi ke perpustakaan.
"Hai ra,"kepalaku yang awalnya menunduk kini tegak, korneaku mencari suara siapa yang baru saja memanggilku.
Ternyata dia, Lee Jeno. Untuk apa dia kesini?
"kenapa Ra, kaget ya?"
"nggak"
"hei kok jutek sih. Padahal aku kesini mau ngobrol loh"
"mending lo ke kelas aja deh sana,"usirku.
"kamu gak liat aku pake baju olahraga? kita lagi disuruh istirahat sama Pak Sehun"
"yaudah ke kantin sana"
"lah ngusir nih? aku maunya kesini"
"mau ngapain sih Jen?"
"liatin kamu baca buku"
"dahlah kalo lo gak mau keluar, biar gue aja yang keluar. Jaem, ikut gue yuk,"aku beranjak dari tempat duduk, lalu menghampiri Jaemin.
"mau kemana, eeh,"aku menarik tangan Jaemin lalu mengajaknya pergi dengan paksa. Terlalu barbar memang, tapi ya aku cuma ingin menghindar dari Jeno.
Saat kamu melewatinya, aku masih bisa mendengar umpatan jeno, "damn it"
.
"mau kemana?"
"ke rooftop aja yuk. Bosen nih"
"yaudah ayok"
Udaranya sejuk, membuatku jauh lebih tenang.
"Ra, kenapa kita kesini?"
"kan udah gue bilang kalo gue bosen Jaem"
"bohong"
A-apa maksudnya? dengan santainya dia mengucapkan itu. Dia peramal?
"hah?"
"kamu bohong"
"k-kok lo tau?"
"aku bisa liat dari mata kamu, Ra. Sini jujur, kamu kenapa tiba - tiba ngajak keluar perpus? karna Jeno?"
"hmm"
"menurut aku, Jeno itu anak baik. Kenapa kamu kayanya benci banget sama dia?"
"kalo gue ceritain dari awal, bakal panjang banget Jaem. Intinya dia bukan orang baik"
"tap-"
"udah ah, jangan bahas dia"
.
"Jaemin?"
"loh, ini rumah kamu?"
"hehehe iya, lo mau kemana?"
"gak tau, dari tadi cuma jalan gak ada tujuan"
"lah lah, hidup tuh harus punya tujuan"
"aku punya satu tujuan, mau jadi pendamping hidup kamu"
"hah? apa?"
"gak, udah lupain"
"hmm okay, btw lo gak kerja?"
"hari ini jadwal aku libur. Kamu mau kemana?"
"mau jalan-jalan juga sih. Bosen dirumah"
"ke taman aja mau?"
"eum boleh deh"
.
"Jaera.."
"iya?"
"mau jujur"
"jujur soal apa?"
"soal perasaan"
"avv perasaan"
"aku serius"
"oke - oke. Serius mode on"
"aku sayang sama kamu Ra. Aku juga cinta sama kamu."
(kok kesannya jadi alay begini yak)
"aku emang cuma seorang barista biasa yang gak bisa kasih kamu barang mahal. Aku gak punya banyak uang buat beli itu semua. Tapi aku bisa kasih kamu bukti dari kata - kata aku barusan. Bukti itu gak bisa di beli, tapi dia lebih mahal dan berharga dari apapun"
"i-ini Jaemin kan?"
"iya ini Jaemin,"dia memegang tanganku. "Jaera, will you be mine?"
"Jaem.."
"aku gak akan paksa kamu kalo gak mau. Aku cuma utarain perasaan aku aja. Gak enak di pendam sendiri. dengan jujur gini, rasanya lebih tenang. Mau di tolak juga gapapa. Aku udah kebal, gak bakal sakit, hehehe"
"Jaem, kan aku belum jawab"
Entah sejak kapan bahasanya jadi aku-kamu.
"ah iya ya, jadi?"jaemin bertanya lagi dengan penuh harap.
"iya, aku mau"
"bener? serius?"
"iya Jaemin"
"alhamdulillah ya allah, doa nana pas semalem tahajud langsung di kabulin,"gumamnya yang masih bisa kudengar
"nana?"tanyaku.
"kamu denger?"
"ya denger lah, lucu banget sih kamu. Eum, i call you nana, boleh?"
"iya boleh"
"nana.. Ihh lucu tauu"
"aku kan emang lucu"
Diseberang sana, terlihat seorang pria bertopi sedang mengintai kami berdua dibalik pohon besar.
"liat aja, abis lo sama gue, Jaem,"gumamnya lalu pergi.
TBC.
JEDDOOOOOR
masa seneng terus, konfliknya mana? habis ini dicoba konflik dulu ya, para pacarnya Jaemin:)
maaf banget baru bisa up, mana pendek lagi. Ini otak lagi buntu banget soalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny ; Na Jaemin
FanficSelama mata terbuka, sampai jantung tak berdetak, selama itu pun aku mampu untuk mengenangmu, Na Jaemin Start: 01 Januari 2020 Plagiat mending pergi daripada dituntut jaemin:)