01

3.8K 373 69
                                    

Seorang murid smp bernama Kim Jaejoong berlari di koridor sekolahnya yg sudah sepi. Bel pulang memang sudah berbunyi sedari tadi namun ia tidak langsung pulang. Ia menunggu sahabatnya yg bernama Jung Yunho, pria itu menjadi ketua osis dan sekarang pulang paling belakang karena harus rapat tadi. Untung saja teman-teman osis Yunho sudah pulang terlebih dahulu dan Jaejoong yakin sekolah memang sudah sepi.

"Jung Yunho." Jaejoong mengatur nafas yg terengah-engah. Jantungnya berdegup kencang antara gugup dan lelah karena berlari.

"Ada apa Jae?" Yunho tersenyum. Jantung Jaejoong semakin berdebar melihat senyuman Yunho.

Ia menggigit bibir bawahnya.
"Ada yg ingin aku katakan." Menarik nafas panjang, membulatkan tekadnya. Ia meyakinkan diri untuk mengungkap semuanya.
"Aku menyukaimu."

Senyum di wajah Yunho menghilang. Ia menatap kaget Jaejoong, ia tak pernah menyangka Jaejoong sahabatnya menyimpan perasaan padanya.

"Maaf, aku bukan gay."

Jaejoong terbangun dari mimpi buruknya. Kejadian di masalalu menjadi sebuah mimpi buruk yg selalu menghantuinya. Setetes airmata keluar dari matanya, ia melihat jam di ponselnya. Jam menunjukkan pukul 03:20 dan Jaejoong tidak bisa tidur lagi.

***

Jaejoong berjalan pelan di koridor sekolahnya. Sekarang ia sudah SMA dan Jaejoong sudah mulai melupakan kejadian di masa lalu. Ia sengaja bersekolah jauh dari sekolahnya dulu, agar ia tidak bertemu dengan orang-orang di masalalunya. Jaejoong mendudukan diri di kursinya, ia merebahkan kepalanya di lipatan tangannya. Ia sangat mengantuk, ia ingin tidur sekarang. Namun bel tanda pelajaran akan dimulai berbunyi. Jaejoong hanya bisa pasrah, ia pun mengeluarkan bukunya.

Seorang guru memasuki kelas diikuti seorang murid di belakangnya. Semua murid mulai berbisik, mereka sudah kelas tiga dan ada murid baru. Itu pemandangan yg sangat aneh menurut mereka. Jaejoong yg menyembunyikan kepalanya di balik buku pelajaran yg berdiri tidak melihat apa yg ada di depan sana. Matanya terpejam, ia sangat mengantuk.

"Aku Jung Yunho."

Suara berat yg Jaejoong kenal membuat matanya melebar, rasa kantuknya hilang. Ia menutup bukunya dan menaruhnya di atas meja. Matanya semakin melebar melihat sesosok pria di depan sana. Pria yg ingin ia hindari, pria yg ingin ia lupakan sekarang ada di depan mata.

Luka yg dulu kembali terbuka, ini sangat menyakitkan seperti menabur garam di atas luka yg menganga. Jaejoong ingin pergi dari kelasnya sekarang, namun ia hanya bisa mematung bahkan sampai Yunho duduk di sampingnya.

Selama jam pelajaran Jaejoong tidak bisa berkonsentrasi, ia sesekali melirik ke samping. Yunho banyak berubah sejak terakhir ia melihat pria itu. Yunho sekarang jauh lebih tinggi dan tampan. Jantung Jaejoong berdebar kencang saat pria itu jg meliriknya, ia mengalihkan pandangannya. Suasana ini, Jaejoong tidak suka, ia ingin cepat pergi.

Maka begitu bel istirahat berbunyi, Jaejoong dengan cepat keluar dari kelasnya. Ia tidak bisa berlama-lama di samping Yunho. Yunho menatap punggung Jaejoong yg berjalan menjauh dengan tatapan sendu.

'Ia masih membenciku.' Batinnya.

Jaejoong duduk di atap sekolah, jantungnya berdebar kencang. Ia tau ia tidak akan bisa menghindari Yunho. Kenapa takdir seolah mempermainkannya? Ia sudah merasakan sakit dan kecewa, ia ingin melupakan semuanya. Namun kenapa malah seperti ini?

Ia akhirnya memutuskan tidak mengikuti pelajaran lagi. Ia hanya diam disana, memikirkan apa yg harus ia lakukan. Sedangkan Yunho memandang kursi di sebelahnya. Jaejoong menghilang, ia tau pria itu pasti sangat terkejut melihatnya. Perasaan bersalah kembali ia rasakan. Tangannya terulur menyentuh tas Jaejoong.

I'm not gay, but I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang