Jaejoong duduk di kursinya, pria cantik itu memandang keluar jendela. Ia melihat Yunho kini sedang berjalan menuju kelas mereka.
'Dia masih sama seperti dulu.' Batin Jaejoong melihat Yunho menyapa setiap murid yg berpapasan dengannya. Ia juga melihat tak sedikit murid yg memekik senang setelah disapa pria tampan itu.
'Benar-benar tak berubah.' Batinnya lagi. Tanpa sadar Jaejoong terus memandang ke arah Yunho, ia menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya saat pria itu masuk ke kelas mereka.
Yunho memandang ke arah bangkunya. Jaejoong sudah duduk disana, seperti biasa menenggelamkan wajah di lipatan tangan. Mungkin Jaejoong benar-benar membencinya. Dulu ia memang salah, ia memang bodoh. Seharusnya dia tidak diam saja saat itu.
Yunho duduk di samping Jaejoong dan pria cantik itu langsung berdiri.
"Kau mau kemana?" Tanya Yunho. Namun Jaejoong tak menjawab, pria cantik itu langsung berjalan keluar kelas. Yunho menghela nafas panjang, ia merasa bingung. Apa yg harus ia lakukan? Ia sudah berusaha meminta maaf, namun Jaejoong masih membencinya.Jaejoong kembali duduk di atap sekolah, ia merasa tenang disini. Tak ada Yunho dan tak perlu mengingat masa lalu lagi. Pria cantik itu memejamkan mata, merasakan angin yg berhembus menerpa kulit wajahnya. Ia suka kesunyian ini.
Brak..
Pintu atap terbuka, Jaejoong mengalihkan pandangannya. Ia melihat Yunho masuk dan berjalan ke arahnya. Seketika Jaejoong bangun dari duduknya.
"Jae." Yunho mencekal tangan Jaejoong saat pria cantik itu akan melewatinya.
"Lepas."
Jaejoong berusaha melepaskan tangannya namun cekalan Yunho semakin erat.
"LEPASKAN AKU JUNG YUNHO." kesabarannya sudah habis. Kenapa pria ini seolah tidak tenang jika tidak mengganggu dirinya? Ia hanya ingin mereka seolah-olah tidak mengenal satu sama lain.
Jaejoong menyentak keras tangannya. Setelah pegangan Yunho terlepas, ia langsung berlari menjauh. Yunho ikut berlari mengejar Jaejoong.
"Jae. Dengarkan aku." Ia menuruni tangga cepat, Jaejoong juga sama. Pria itu melangkah turun dua anak tangga sekaligus. Namun karena terlalu tergesa-gesa kakinya terpeleset dan Jaejoong jatuh berguling.
Mata Yunho terbelalak melihat itu, beberapa murid yg melihat Jaejoong jatuh menjerit keras. Yunho langsung berlari menghampiri tubuh Jaejoong yg sudah terkulai lemas, mata pria cantik itu terpejam.
"JAE." Yunho mengguncang-guncangkan tubuh Jaejoong. Namun pria cantik itu tak kunjung membuka mata. Air mata Yunho menetes, pria itu langsung menggendong Jaejoong.
Semua murid menatap mereka, tak terkecuali Boa yg berdiri tak jauh darisana. Ia sekarang yakin kedua pria itu ada hubungan di masalalu.
***
Yunho menggegam tangan Jaejoong erat, kini mereka berada di rumah sakit. Pria cantik itu masih belum sadar. Yunho terus memandang wajah Jaejoong.
"Dia kelelahan, kurang tidur dan tertekan. Menurut hasil scan MRI, tidak ada cedera serius di bagian kepala. Tunggu sampai ia sadar dan kalian boleh pulang."
Begitulah yg dikatakan dokter tadi, Yunho mengulurkan tangannya. Mengelus rambut Jaejoong.
"Maafkan aku."
Yunho mencium tangan Jaejoong. Ia terus menggumamkan kata maaf. Rasa bersalah yg begitu besar telah menghantamnya. Membuat ia tak dapat menahan airmatanya.Perlahan mata Jaejoong terbuka, ia melihat sekeliling dan menyadari dirinya ada di rumah sakit. Ia merasakan tangannya seperti digenggam, Jaejoong menoleh melihat Yunho tidur di samping ranjang rumah sakit sambil menggenggam tangannya. Ia langsung menarik tangannya membuat Yunho terbangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not gay, but I LOVE YOU
Fanfiction"Jung Yunho, aku menyukaimu." "Maaf, aku bukan gay." "Dasar, gay menjijikkan." "Aku mencintainya."