Sarapan pagi

2 0 0
                                    

"Bi inah,mama sama papa mana??".
" bapak sama ibuk sudah berangkat non".
" berangkat?? Pagi banget".
" katanya ada meeting non".
" meeting mulu aja tiap hari,masa mama sama papa nggak inget kalo punya anak,sebenarnya aku ini anaknya bukan si".
" non tiara nggak boleh gitu,bapak sama ibuk kan kerja buat non juga".
" tapi ya nggak gini juga kan bi,masa nyempetin waktu buat sarapan aja nggak bisa".
" yasudah lah,non sarapan aja ya sama bibi".
" makasih ya bi,dari aku kecil malah bibi yang sering banget sama aku".
" sama sama non,bibi kan udah anggap non sebagai anak bibi sendiri".

Pagi itu seharusnya diawali dengan wajah berseri,semangat pagi tapi tidak denganku aku malah memasang wajah muram karena orang tuaku,entah aku salah apa sampai tuhan membuat keluargaku seperti ini. Tidak adil rasanya tapi aku harus bisa bangkit.

" bi aku berangkat dulu ya".
" iya non hati hati".

Pak naryo ayok berangkat,begitu sapaan sopir pribadi keluargaku pak naryo orangnya lucu, dan perhatian leluconnya yang bisa membuatku lupa akan semua masalahku.
" non kok kayaknya agak sebel gitu kenapa??". Tanya pak naryo
" lagi sebel sama mama papa pak naryo".
" lah kenapa??".
" biasa".
" non,non nggak boleh marah,non tiara harus bisa dewasa kan orang tua non kerja buat non juga".
" belain mama sama papa aja terus". Jawabku sambil memasang wajah manyunku
" eh....pak naryo nggak belain bapak sama ibuk,pak naryo cuma ngingetin aja,hidup non itu enak lo,berkecukupan coba pak naryo dulu".
" lah emang pak naryo kenapa".
" pak naryo dulu buat makan sehari aja harus kerja dari pagi sampai pagi lagi".
" iya kah pak naryo".
" iya,makanya sekarang pak naryo bersyukur banget bisa kerja sama bapak sama ibuk,orangnya baik ramah lagi,sudahlah non nggak usah cemberut lagi jelek tau nanti".
" jelek kayak apa pak naryo".
" kayak tikus yang dijepit mulunya".
" ihhh pak naryo sebel deh".
"Hahahaha".

Masa TenggangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang