Happy reading❣️
Setelah menceritakan kejadian tiga hari yang lalu, ia melanjutkan membaca bukunya lagi. Aktivitas yang selalu dan selalu ia lakukan.
"Kenapa kau tidak bosan-bosan membolak-balikkan semua kertas itu, Anneth?" Tanya Mizuki malas sembari menopang dagunya.
Lady Anneth menghela nafas, "Mizu, ini adalah salah satu dari bentuk rasa syukurku. Banyak orang yang tidak bisa membaca dan menulis, tapi aku dengan mudah mendapatkan itu semua. Orang tuaku selalu mendukung dan memfasilitasi semua. Salah kalau aku tidak memanfaatkan semua itu," ujar Lady Anneth. Mizuki mengangguk. Ia tidak bisa menjawab perkataan Lady Anneth yang satu ini.
"Kau tau tidak, dulu aku ingin sekali jadi samurai," ujar Mizuki dengan tetap menopang dagunya.
"Kenapa?" Tanya Lady Anneth.
"Kalau kau menjadi samurai, kau bisa lompat dari atap ke atap. Bukankah itu keren?" Ujar Mizuki. Lady Anneth terkekeh kecil.
"Aku justru takut yang seperti itu," ujar Lady Anneth.
"Itu keren, Anneth," ujar Mizuki.
Lady Anneth menggeleng, "Tidak."
"Keren."
"Tidak."
"Hash, kita meributkan sesuatu yang tidak penting dan bahasan kita tidak berfaedah sekali," ujar Mizuki.
"Siapa yang memulai?" Tanya Lady Anneth terkekeh.
"Iya iya, aku yang memulai," ujar Mizuki.
Suasana pun menjadi hening seketika.
Tiba-tiba, Lady Anneth menutup bukunya."Ayo kita ke College Hall," ajak Lady Anneth.
"Hey, break sudah mau selesai. Kurang sepuluh menit lagi loh," ujar Mizuki.
Tanpa menghiraukan omongan Mizuki, Lady Anneth berdiri, "Kau mau ikut atau tidak?" Tanya Lady Anneth.
Mizuki menghela nafas kasar, "Ya, baiklah." Mereka berdua pun pergi menuju College Hall.
Di tengah perjalanan, mereka bertemu Lord Beverley yang tampak sedikit lesu. Mengetahui ada Lady Anneth, Lord Beverley pun langsung mengangkat topi kecilnya.
"Hai, My Anneth," sapa Lord Beverley.
"Hai Thomas. Omong-omong, kenapa kau selalu memanggilku itu?" Tanya Lady Anneth.
"Hm... Aku tidak bermaksud apa-apa. Aku hanya... Suka?" Ujar Lord Beverley.
"Ah... I see," ujar Lady Anneth.
"Kau tidak suka?" Tanya Lord Beverley.
"Itu adalah hakmu. Aku tidak bisa melarang. Namun kalau bisa, sesuatu yang tidak membuat orang lain salah paham adalah yang terbaik," ujar Lady Anneth.
"Hm... Baiklah, tapi aku tetap akan memanggilmu dengan My Anneth," ujar Lord Beverley sembari tersenyum kecil.
Mizuki berdehem kecil. Lord Beverley dan Lady Anneth langsung menoleh ke arahnya.
"Kurasa kalian melupakanku di sini. Aku pergi saja," ujar Mizuki.
"Wah, kau orang Asia yang penuh rumor itu ya? Salam kenal, aku Thomas, Earl of Beverley," ujar Lord Beverley.
Mizuki menatap dengan penuh tidak percaya, "Penuh dengan rumor? Rumor apa?" Tanya Mizuki cepat.
"Banyak sekali. Hm... Kita mulai dari mana ya?" Ujar Lord Beverley sembari meletakkan tangannya di dahi seakan berfikir, "Ada yang mengatakan kau itu mata-mata. Ada juga yang mengatakan kau itu aneh. Ada juga yang mengatakan kalau kau bisa mendapat nilai sempurna karena ayahmu adalah bangsawan berpengaruh dari Jepang. Yah, itu masih tiga dari banyaknya rumor yang beredar."
KAMU SEDANG MEMBACA
[ON HOLD] Dear, My Duke
Historical FictionAnneth Adelaine Stone, anak kedua Earl of Harrington, dikirim ke sekolah semi-swasta pada masa itu. Tak peduli anggapan sosial bahwa wanita bangsawan hanya boleh mendapatkan pendidikan di rumah, Sang Earl bersikukuh mengirim anak keduanya itu. Di s...