Dunia butuh cinta, tapi cinta saja tidak cukup.
.
HAPPY READING
.
Mata laki-laki itu menatap malas layar ponselnya. Lalu jemarinya mengetik dengan kecepatan tinggi sebelum akhirnya meletakkan benda persegi itu di atas meja. Ten memperhatikan tiap gerak gerik Doyoung yang mencurigakan. Dia terlihat tidak senang. Sebenarnya itu adalah alasan mengapa mereka berdua ada di cafe sekarang. Mengisi perut dan hati dengan cokelat yang katanya bisa buat mood lebih baik.
"Mantan suamimu itu bajingan."
"Semua laki-laki bajingan." Timpal Ten.
"Kau bermasalah lagi dengan Johnny?"
"Dia pacaran dengan Aarin saat aku sibuk menggodanya. Sialan, aku malu sekali."
Ten menusuk-nusuk kuenya sampai hancur dengan garpu. Doyoung bergidik ngeri melihatnya.
"Aku tidak menyangka Johnny orang yang bajingan. Dia terlihat baik."
"Dia sangat baik hingga saat terakhir. Seharusnya kalau mau mencampakkanku, jangan setengah-setengah. Membuatku bingung saja."
Doyoung hanya berdecak lidah. Ponselnya kembali berbunyi. Mengalihkan atensi Ten dari kekesalannya.
"Apa yang Jaehyun lakukan?"
"Mengejar-ngejar aku. Sialan, dia homo sialan."
Doyoung kembali mengetik cepat lalu menekan tombol kirim padanya.
"Berhentilah main-main dengannya. Kudengar dia sudah mendaftarkan pernikahannya dengan Taeyong. Jangan ganggu hubungan orang lain."
Seperti tak suka dengan pikiran Ten, Doyoung mendengus. Dia menunjukkan isi chatnya dengan Jaehyun.
"Aku hanya suka one night stand tapi dia mengejarku terus! Padahal yang kuinginkan sudah kudapatkan."
Kali ini Doyoung menunjukkan fotonya yang telanjang di tempat tidur bersama Jaehyun. Ten melotot melihatnya. Agak risih juga melihat mantannya telanjang dengan orang lain.
"Eeh... untuk apa foto itu?"
"Mengganggu Taeyong tentu saja."
Kali ini senyum Doyoung mengembang. Ia menyesap kopinya dengan senyum yang terus terpasang. Sepertinya dia cukup puas dengan rencananya.
"Kau belum dengar kalau anak mereka cacat jantung ya? Kau masih punya hati mengerjai wanita itu?" Ten nampak tak percaya.
"Hah... Itu kan bukan salahku anak mereka cacat jantung. Kasihan juga sih bayi itu, tapi aku tidak kasihan pada Taeyong sama sekali tuh."
Ten memijit pelipisnya yang pening. Mengingatkan Doyoung yang keras kepala itu memang tidak mungkin. Seharusnya dia biarkan saja Doyoung mengerjakan apa yang dia mau.
"Masa kamu tidak ingin dia merasakan hal yang sama denganmu? Dia harus tau bagaimana rasanya diselingkuhi. Dengan begitu dia akan menyesal seumur hidup sudah menyakitimu. Lagi pula, aku tidak benar-benar berkencan dengan Jaehyun. Dia hebat di ranjang tapi memikirkan sikap dan cara pikirnya, itu menjijikan."
"Kamu tau itu jahat kan?"
Doyoung hanya diam. Dia menatap dalam Ten yang kali ini sangat serius terhadapnya.
"Setiap orang punya pilihan dalam hidup. Aku sudah melakukan banyak hal baik untuk orang lain, kali ini aku akan pertaruhkan apapun untuk berbuat jahat dan bersenang-senang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasanqua [Johnten | Jaeten]
FanfictionWhen my husband came home with his second wife, my heart shattered into pieces Warning! Genderswitch!