[FajRi] Tempat Berlabuh (2nd Version)

664 69 36
                                    

Masih ada yang ingat book ga penting ini? Halo, We back again. Ada yang kangen kami?

Inspired by an old song. Sandaran Hati by Letto.
Lagu Healingnya kakak nih (Hayoo siapa yang kemarin berhasil nebak lagu ini? Coba absen lagi sini)

Disclaimer :

Ide cerita milik Coolbeet yang diketik oleh Holebb dan Coolbeet. Fajar milik Rian, dan Rian milik Fajar. Author milik emaknya masing-masing.

ManXMan, AU, Alur cepet, dan beda dari tulisan kami yang rada ribet.

NB : Nulis Oneshoot itu susahnya minta ampyun. Jadi maafkan jikalau kalian menemukan alur yang agak kecepetan.

Italic & Bold untuk lirik lagu.

Dan sekali lagi, meski kami menyisipkan lirik lagu, ini bukan song fic.

Waspada Ranjau TYPO.

****

Rian menatap heran pada Fajar yang hanya menghela napas seraya memandangi makanan di depannya tanpa minat. Padahal saat ini mereka tengah berada di salah satu restoran favorit Fajar yang menyajikan daging panggang kesukaannya. Rian bahkan sudah menghabiskan satu porsi, tapi Fajar yang memesan hingga 3 porsi malah belum sama sekali memakan daging miliknya.

Pria berkulit putih bersih itu masih memperhatikan tingkah sahabatnya yang tampak seolah banyak pikiran. Sesekali menghela napas keras, sesaat memandangi sesuatu di ponselnya, lalu kembali menghela napas dan mengaduk daging yang sudah matang didalam larutan saus. Semakin lama tingkah Fajar membuatnya penasaran juga untuk bertanya.

"Jar? Fajar? Jay? Fajar Alfian?" panggilnya. Namun tak ada balasan, membuatnya kesal.

"Mas Fajar!" panggilnya lagi. Kali ini Rian yakin pasti akan mendapat jawaban.

"Dibilang jangan panggil aku 'Mas'. Kita ini cuma beda setahun Yan, berasa tua banget kamu panggil begitu," protesnya sebagai tanggapan.

Rian mendengus sebal. Dia tahu benar panggilan Mas, Kak atau Aa' adalah terlarang bagi Fajar. Temannya itu tak suka dipanggil begitu olehnya.

"Salah sendiri aku panggil dari tadi nggak ada sahutan. Aku nggak doyan kacang, ya!" balas Rian sewot. "Melamun aja terus. Kutinggal pulang nih!"

"Ck. Jangan dong, kan aku belum makan sama sekali."

"Salah siapa? Makanya terus aja itu melamunnya," jawab Rian masih sedikit kesal.

Tadi sore Fajar sendiri yang tiba-tiba mengajaknya makan bersama sebelum pulang, katanya mau mengatakkan sesuatu. Tapi sekarang dia malah dicueki, tentu saja dia kesal.

"Ya sorry, aku lagi banyak pikiran. Makanya mengajak kamu keluar. Kupikir bisa sedikit mengurangi pikiranku, ternyata tidak banyak membantu," jawab Fajar diakhiri dengan helaan napas berat.

Rian tersenyum miris melihat temannya. Diapun berinisiatif mengambil sepotong daging di piring Fajar lalu menyurukannya pada mulut temannya itu.

"Ayo buka mulutnya, kasian nih dari tadi dagingnya cuma diuleni sama saus tapi nggak dimakan-makan."

Fajar masih dengan muka melasnya, membuka mulutnya dan membiarkan Rian memasukkan daging itu ke dalam mulutnya. Mengunyahnya pelan lalu menelannya. "Enak," batinnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sepotong 'Rainbow Cake'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang