Kamu pasti akan kembali bukan? bukan untuk menyakiti, melainkan untuk mengobati. Aku bingung apa yang membuatku sangat mempercayaimu. Setelah dihantam keras oleh kenyataan juga dijatuhkan sedalam lautan, Tak juga meruntuhkan kepercayaanku.
Aku menyayangimu, aku berusaha dengan ikhlas. Sebab aku harus meredam luka, menghibur diri, membagi duka dan mencari sedikit celah untuk bernafas lega. Tapi apa kau peduli dengan itu semua? Dadaku terlalu sesak untuk menerima tekanan yang sudah banyak kamu luapkan.
Kini, tak ada lagi rumah untuk berpulang. Tak ada lagi tempat terindah untuk menumpahkan segala kelelahan. Tak ada lagi kamu, untukku. Ketahuilah tuan, sekedar untuk merindukanmu saja semesta tak akan setuju. Rasa rapuh tak hanya ada disetiap sudut kata ku, tetapi juga hatiku.
Semua butuh proses, begitupun aku, begitupun dengan hatiku. Memang sekarang waktu tidak sedang berpihak. Bahkan suara hujan pun terasa sangat menyakitkan bagiku. Di sisi lain, aku perlu sembuh. Aku perlu bangkit. Aku perlu senyum untuk memastikan orang orang disekitarku tidak mengkhawatirkanku.
Tak perlu hal yang rumit. Aku hanya butuh sedikit ruang, dimana kata - kata bisa tumpah tanpa perlu pendengar.
-un.name
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Asing yang Sempat 'Saling'
PoetryKetika sebuah keadaan yang memaksa untuk mengubah kita menjadi "aku" dan "kamu" Dan kita dituntut untuk saling terbiasa untuk itu. Aku ingetin lagi yang mau repost jangan lupa cantumin nama penulis nya yaa, bisa dimention ke instagram aku di @hihelo...
