Crazy Marriage - 5

23.1K 1K 33
                                    

Anastasya melihat jam tangannya yang menunjukkan jam 8 malam tepat. Dia mengangkat tangannya dan aroma asam menyengat indera penciumannya. "Aku harus mandi." Dia segera ke kamar mandi, menyapukan sabun wangi buah stroberi di seluruh tubuhnya.

Dia mengenakan gaun hitam tanpa lengan. Rambutnya dicurly dan membiarkan poni rambutnya menutupi jidatnya. Botol parfum berbentuk hati yang dibelinya saat diskon 50% disemprotkannya ke leher dan pergelangan tangan.

Bel pintu rumah berbunyi menambah kepanikan Anastasya belum lagi make up yang belum sempurna. Dia membiarkan Noah menunggu selama beberapa menit Anastasya sibuk mengenakan foundation, bedak, eyeliner, blush on warna peach dan lisptik warna senada dengan blush on yang dikenakannya.

"Sempurna!" Anastasya berkata pada dirinya sendiri saat melihat pantulan wajahnya di cermin.

Dia membuka pintu rumahnya. Noah tampak kesal karena menunggu cukup lama tapi wajah Anastasya yang sangat cantik malam ini membuat kekesalannya itu lenyap.

"Hai," sapa Anastasya dengan susah payah mengendalikan degup jantungnya kala melihat pria yang sangat mirip dengan seorang penyanyi Inggris yang sekarang berkarir di Amerika itu.

"Hai," Noah tampak sangat terpesona pada Anastasya malam ini. Matanya bahkan enggan berkedip. Dia mengenakan kemeja warna biru tua yang dimasukkan ke celananya.

"Sudah siap Tuan Putri?" tanya Noah mengulurkan lengannya agar Anastasya menggandeng tangan Noah.

Anastasya naksir pada Noah sejak dia kuliah di semester enam saat Noah memainkan tuts piano saat ada acara di kampusnya. Sejak saat itu Anastasya tahu Noah selain tampan juga pandai bermain musik.

"Kamu cantik sekali malam ini." puji Noah jujur.

"Terima kasih." Balas Anastasya malu-malu.

Mereka makan makanannya dengan cara layaknya pasangan yang kencan untuk pertama kalinya. Setelah makanan selesai, Noah memesan wine.

Noah mengangkat cangkir gelasnya dan mengajak Anastasya untuk bersulang. Awalnya Anastasya ragu karena dia tidak kuat minum. Minum sedikit saja dia bisa mabuk. Tapi, demi sebuah kesan kencan pertama dengan Noah akhirnya Anastasya minum.

"Rasanya aku tahu perasaanku saat ini denganmu, Anastasya." Noah memulai perbincangan serius.

"Perasaan?" Anastasnya memiringkan kepala. Dia butuh konsentrasi karena wine sepertinya membuat dia mabuk.

"Ya, kamu tahu aku selalu memperhatikanmu yang selalu berlarian saat sampai di gerbang kampus." Noah tersenyum mengingat Anastasya dengan rabut acak-acakan, celana jeans dan kaus putih dengan tambahan cardigan biru tua dan tas ransel hitam juga setmpuk buku tebal di tangannya berlarian mencari ruangan kuliah.

"Iya, aku punya kebiasaan sering terlambat. Entahlah, padahal aku sering menyalakan jam alrm tapi sering sekali alrm tak berfungsi untuk membangunkan tidurku." Anastasya mengingat masa kuliahnya yang selalu terburu-buru termasuk ke toilet. Dia selalu ke toilet setelah mata kuliah selesai.

"Itu sudah berlalu, tolong jangan dibahas." Anastasya mendadak merasa pusing.

"Haha, oke. Bagaimana kalau aku menyukaimu Anastasya?"

Anastasya menatap Noah dengan tatapan seakan mengatakan. "Sungguh?"

"Aku sudah lama menyukaimu. Sejak aku melihatmu ada di dalam toilet pria?"

Anastasya menganga tak percaya. Astaga!

"Ya ampun, saat itu aku terburu-buru!" mata Anastasya membelalak malu. Dia ingat, saat dirinya masuk ke toilet pria dia berpapasan dengan Noah.

"Ya, sejak itu. Kamu sangat lucu saat itu. Ekspresimu mirip sekali dengan tokoh kartun."

Anastasya sebenarnya membayangkan kencan yang elegan, romantis dan dibumbui dengan ciuman yang hangat. Sayangnya, Noah malah mengajaknya bernostalgia dengan ketololannya saat kuliah dulu.

Anastasya menenggak kembali winenya dan dia merasa sudah tidak sanggup untuk berdiri. "Noah, aku merasa sangat pusing."

"Oh, kalau begitu kita pulang saja."

Noah mengantar Anastasya pulang dengan memapahnya layaknya orang yang sedang bermasalah dengan kakinya.

Sesampainya di rumah Anastasya, Noah kembali memapah Anastasya yang tidak kuat minum. Anastasya muntah berkali-kali sebelum masuk ke rumahnya.

James menurunkan kaca mobilnya untuk melihat Anastasya dan Noah. Dia menyipitkan mata menatap Anastasya memeluk Noah. Dia menaikan kaca mobil dan mengendarai mobilnya meninggalkan Anastasya bersama dengan Noah.

Kebohongan Anastasya terbongkar. Dia tidak pergi karena urusan keluarga melainkan bertemu dengan seorang pria. James melirik jam di pergelangan tangan kanannya. Jam tangannya menunjukkan pukul 12 malam.

Anastasya tidak akan kembali ke kantor dengan keadaan mabuk seperti itu. Apa yang dilihat James malam ini membuat James semakin membenci Anastasya dan bertekad untuk membalaskan dendamnya dengan sangat menyakitkan pada Anastasya.

***

Crazy Marriage [END√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang