Anastasya baru menyadari bahwa bosnya bernama lengkap James Valks MacLachlan. Dia dan Emma duduk di ruangan kerja James dan yang lumayan memalukan adalah piyama yang dikenakannya.
"Kenapa kamu ke sini?" tanya James menatap Anastasnya tanpa menyebutkan nama Anastasya. Dia mulai menanyakan Anastasnya setelah Emma ke toilet.
"Emma, temanku. Mobilnya mogok, jadi aku mengantarkannya." Jawab Anastasnya agak kikuk.
James mengangguk kilat.
Anastasya tak bisa mengalihkan tatapanya dari tatapan mata biru gelap James. Tatapannya terkunci di sana. James pria yang tanpa melakukan usaha berarti dapat meluluhkan banyak wanita di sekitarnya. Tapi kenapa pria ini seakan menutup hatinya?
"Anda memiliki adik bernama Suzanne?" anastasnya mencoba membuka percakapan yang bisa mengarah pada keakraban antara dirinya dan bosnya itu.
James tidak langsung menjawab seakan berpikir sejenak sebelum jawaban keluar dari kedua daun bibirnya yang tipis. "Kamu tahu Suzanne?"
"Emmm—" Anasatasya menyesal kenapa dia memilih topik yang tak seharusnya diangkat menjadi topik pembicaraan. Suzanne itu kan klien Emma dan Suzanne berniat menghadiahkan James dengan ilustartor karya Emma. "Ya, dari Emma." Anastasya menggigit bibir bawahnya.
Untungnya James tidak melanjutkan topik tentang Suzanne sehingga Anastasya bisa bernapas lega.
"Kamu tidur jam berapa?" tanya James singkat menciptakan kerutan di dahi Anastasya yang tidak mengerti akan pertanyaan dari James.
"Tidak tentu. Terkadang jam 9,10,11,12 ,1,2—"
"Ya," James menghentikan celotehan Anastasya.
"Kenapa, Pak?" tanya Anastasya.
"Kalau bekerja jadi asistenku kamu harus siap pulang pagi." James berkata dengan nada dingin.
Anastasya membelalak. "Pulang pagi?"
"Tidak selalu tapi sering." James berkata dengan sebelah alis terangkat tinggi seakan memamerkan kediktatorannya.
"Apa saya akan sering lembur?" tanya Anastasya hati-hati karena sepertinya dia berhadapan dengan seekor harimau.
"Ya," jawab James meregangkan dasinya.
Anastasya akhirnya sadar kalau posisi sebagai asisten James bukanlah sebuah kemukijzatan karena mukjizat tidak akan membuatnya bekerja keras hingga sering lembur.
"Seharusnya kamu sudah tidur di jam segini besok saya pastikan kamu akan pulang pagi."
Perkataan James seakan merebut kebebasan Anastasya. Dan setiap kata yang keluar dari mulut James terdengar menakutkan di telinga Anastasya.
Emma datang dan Anastasya merasa lega setidaknya dengan kemunculan Emma, James tidak akan mengatakan sesuatu yang menakutkan lagi kan.
"Terima kasih atas kepercayaannya Anda pada saya. Kami permisi." Emma mengangguk dengan sopan.
James merespons dengan anggukan samar.
"Ayo!" Emma melirik Anastasya.
Anastasya mengangkat pantatnya dari kursi.
"Ingat ya, pulang dari sini langsung tidur. Kerjaan menunggumu, Anastasnya."
Anastasya memelotot tidak percaya James berani mengingatkannya di depan Emma.
Emma yang tidak mengerti menatap Anastasya dan James secara bergantian.
"Sialakan keluar." Kata James tanpa menatap kedua wanita itu.
Anastasya tahu babak hidupnya akan dimulai dari sekarang. Babak baru kehidupan dibawah tekanan James. Di bawah tatapan mata biru gelap mengintimidasi pria itu. Babak baru di neraka kehidupan yang diciptakan James.
Ya Tuhan, selamatkanlah aku dari pria yang seakan membenciku ini.
***
Tinggalkan vote dan komentarnya ya biar cepet update, thank you kalian yang udah ngevote dn ngoment 😘
Next malem ini apa besok malem aja ❤
Met malem minggu semuanya wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Marriage [END√]
Romance[Adult Romance 21+✓] Anastasya Sneden dijebak James MacLachlan--bosnya sendiri agar menikah dengannya. Anastasya tak pernah mengerti kenapa James begitu terobsesi dengannya. Karakter James yang misterius dan tidak mudah ditebak membuat Anastasya bi...