Bab 5 Sepi Ini

41 2 0
                                    

"Sebenci apa engkau kepadaku? Sehingga pergi pun tanpa pamit,"

Sukma menangisi Ardi di dalam kamarnya, foto kebersamaan mereka hanya itulah pengobat lara. Persahabatan yang di bangun sedari kecil, nyatanya berakhir dengan perpisahan yang tidak baik. Seharusnya semua dibicarakan dengan jujur saat bertatap mata, bukan hanya diam tanpa kata. Di sini Sukma yang salah, memendam rasa pada sahabat kecilnya.

Kadang hati dan pikiran tidak sejalan, ingin mengerti tapi hati selalu saja mengingkari. Memupuk cinta yang seharusnya tidak ada di antara mereka, tapi bukankah banyak juga pasangan kekasih yang bermula dari persahabatan? Mengapa Ardi menghindari karena prinsip yang dimiliki? Sukma bingung dengan pikirannya sendiri.

"Sukma, kamu baik-baik saja?"

Suara Mama Ardi menyadarkan Sukma dari lamunannya, ia lupa jika tidak di dalam kamar tidurnya sendiri. Air mata ia hapus, kemudian cuci muka. Mama Ardi tidak boleh tahu masalah ini, Sukma akan pura-pura tidak terjadi apa-apa. Bukankah Ardi tidak pernah mengatakan jika ia dan dirinya sedang bermasalah? Sekarang Sukma pun akan bersikap seperti apa yang Ardi mau.

"Sukma tidak apa-apa, Tante tidak perlu khawatir. Titipan Ardi sudah aku ambil, sekarang Sukma berangkat ke kampus dulu,"

"Iya, hati-hati di jalan, ini coklat kesukaanmu dari Ardi," ujar Mama Ardi, "lupa Jika dimasukkan dalam lemari pendingin."

Sukma menerima coklat dari Mama Ardi, kemudian tersenyum manis dan pamit berangkat kuliah. Mood Sukma sangat buruk, jika ia pergi ke kampus pasti akan bertemu Raka. Lebih baik Sukma bolos saja pagi ini, duduk di tepi danau sambil menikmati luka yang baru saja ditelan olehnya. Langit mendung seperti gambaran hatinya yang tiba-tiba saja kelabu.

*****

Sukma duduk di ayunan seorang diri, menikmati udara segar dan juga cuaca mendung yang membuatnya sedikit kedinginan. Bodohnya lagi, ia lupa memakai jaket yang tadi sudah di bawanya. Iseng karena tidak teman ngobrol ia mengabadikan pemandangan pagi ini dengan ponselnya.

Langit mendung, seperti halnya hatiku yang tiba-tiba kelabu,

Caption dari foto yang di unggah oleh Sukma, pada akun Instagram miliknya. Notifikasi love langsung ia peroleh dari akun Raka, lalu coment dengan tengilnya.

Princess lagi nungguin prince Raka😍😘

Sukma tersenyum miris, bukan comment dari si tengil Raka yang ia mau tapi dari Ardi yang sedang pergi jauh darinya. Bukankah akun Facebook Ardi sedang online, kenapa ia tidak menganggapi potingannya? Ardi Seharusnya tahu, jika postingan di Ig otomatis masuk di Fb. Bukankah dulu Ardi yang membuat kedua akun itu menyatu?

"Ardi, kenapa kamu bersikap seperti tidak mengenalku. Kamu sudah berubah menjadi orang asing,"

Tiba-tiba sebuah jaket terpasang di pundaknya, Sukma melirik ternyata Raka sudah ada di sampingnya. Tidakkah Tuhan tahu, jika yang ia inginkan itu Ardi? Mengapa selalu saja Raka yang hadir berkali-kali. Bukan ia tidak menyukainya, jujur ia juga terpesona dengan wajah tampannya. Hanya perempuan bodoh yang menolak seorang Raka dengan kepandaian dan juga prestasi yang dimilikinya.

"Anginnya kencang, pakailah jaket itu. Aku tahu kamu sedang tidak baik-baik saja,"

"Bagaimana kamu bisa di sini, bukankah kamu ada kelas pagi?" ujar Sukma, "terima kasih, aku pinjam dulu jaketnya."

Raka tidak menjawab pertanyaan Sukma, ia memainkan kamera yang di bawanya kemudian memotret objek yang menurutnya cantik. Tanpa Sukma sadari, dirinya sudah menjadi objek bidikan camera Raka. Posisi Sukma yang sedang duduk di bangku sambil menatap ke arah danau, merupakan real candid yang tampak begitu cantik.

"Raka, kamu suka fotografi ya?"

"Gak juga, hanya iseng menghabiskan waktu. Kamu cantik jika candid gini,"

"Kamu dari tadi fotoin aku ternyata, hapus Raka nyebelin,"

Mereka berdua pun kejar-kejaran sambil tertawa, hingga akhirnya lelah dan Sukma pun menyerah. Entah mengapa, Raka seperti obat penawar atas luka yang di torehkan oleh Ardi. Bersamanya Sukma merasa bahagia, nyaman dan terlindungi. Untuk rasa cinta, Sukma masih juga berharap pada cinta Ardi bukan yang lainnya.

"Nyerah, nih! Huh dasar cewek,"

"Huh, capek tau, cowok emang nyebelin,"


Rahasia Cinta Sukma (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang