05|Ngintip

21 5 6
                                    

"Karna yang sedang tertawa, bisa jadi sedang menangis."

...

"Nin, pinjam Laptop dong." Pinta Elang pada seseorang yang sekarang mungkin sedang sibuk berkutat dengan buku.

"Kenapa telfon sih?."

"Pinjam Laptop Anindya Danuarta adekku tercinta."

"Masih Aku pakai."

"Elah, kenapa harus sekarang sih."

"Kalau mau pinjam punya Ana aja, pasti Laptopnya sekarang lagi nganggur."

"Ya udah, makasih."

"Sama-sama, aku tutup. Assalammualaikum."

"Waalaikumsalam."

     Elang mematikan ponselnya dan menaruhnya di saku celana, beranjak dari sofa menuju kamar adik setan yang tersayang, yaitu Anabella Danuarta. Terkadang dirinya memang harus lebih sering menyusahkan Ana saja dibanding Anin. Terlebih Anin sekarang mulai sibuk dengan buku-bukunya dan urusan untuk menjadi Dokter kedepannya nanti.

Setidaknya dirinya sadar diri jika tidak ada Anin, mungkin sampai sekarang ia masih dipaksa untuk menjadi dokter.

Tapi mungkin saja, dirinya sudah cukup sering menyulitkan Ana. Terutama saat dirinya membawa teman-temannya untuk berpesta di rumah, yang pada malam itu orangtua mereka sedang tidak ada. Ana yang saat itu baru saja pulang dari acara yang mengharuskan Ana menginap selama 2 hari lebih di sekolah.

Ana dengan tampilan yang sangat tidak rapih, dan mata panda yang menghiasi wajahnya saja sudah sangat buruk ditambah para manusia-manusia gila yang sedang berdugem ria di rumah itu membuat mood Ana benar-benar jatuh.

Saat itu Ana terlihat benar-benar marah, seperti setan sedang mengamuk. Ana meneriaki Elang dan teman-temannya untuk membersihkan kekacauan yang sudah di perbuat. Bahkan ada yang  menolak untuk membersihkan, dan Ana langsung menampar pipi teman Elang menggunakan sepatu.

Elang sudah sampai tepat di depan pintu kamar milik Ana. Tanpa mengetuk ataupun kata-kata permisi lainnya, Elang dengan tanpa rasa bersalahnya masuk begitu saja.

"Dek, pinjam laptop."

Tanpa menunggu jawaban dari Ana yang sedang tertidur pulas, Elang segera mendekati meja belajar milik Ana. Mencari dimana letak Laptop yang sangat ia butuhkan itu, tolong jangan tanyakan dimana Laptop miliknya sendiri, karena pastinya tak sengaja ia banting karna kesal tempo hari yang lalu.

Elang mencari hingga keseluruhan meja belajar, tapi yang di dapatkan hanya buku-buku pelajaran yang tadinya tertata rapih, sekarang menjadi berantakan karna dirinya. Elang rasa tempat terakhir penyimpanan barang berharga adalah Tas sekolah milik Ana.

Tanpa permisi Elang segera membuka Tas sekolah milik Ana, dan akhirnya ia menemukan Laptop yang ia cari sedari tadi.

"Dek pinjam ye, kapan-kapan Gue balikin lagi." Ucap Elang sambil mengeluarkan Laptop dari dalam tas. Tak sengaja satu buku terjatuh saat Elang mengeluarkan Laptop.

Elang menaikkan satu alisnya. "Anjir, buku Diary."

Elang meletakkan Laptop yang ia pegang tepat di samping kaki kirinya, lalu segera mengambil buku Diary dengan sampul putih itu.

Sunshine'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang