Problem pt.4

4.8K 672 103
                                    

Hari kembali pagi, dan Ten harus bangun untuk mulai lagi bekerja layaknya ibu rumah tangga. Ten sangat khawatir, saat membuka matanya Johnny belum juga pulang dari kemarin malam. Kabar yang dia janjikan pun belum diterima oleh Ten.

Tetapi, jika Ten hanya terus memikirkan Johnny semua pekerjaannya akan terbengkalai. Jadi, Ten mencoba menyingkirkan beban pikirannya.

"Hendery, bangun nak! Sekolah!" Teriak Ten dari dapur, ia sedang membuat sarapan.

"I'm awake, mom.."

"Yaampun, kamu kagetin mommy aja sih! Untung gak kepotong jari mommy."

Bohong! Ten sedari tadi memang melamun sampai tidak sadar Hendery sudah siap dengan seragamnya duduk manis dimeja makan. Bahkan Haechan juga ada disana.

Ten, Hendery dan Haechan pun sarapan. Hening, Ten sibuk membantu Haechan makan sedangkan Hendery takut kalau bertingkah.

Sarapan selesai, semua berjalan dengan lancar hanya tinggal mengantar Hendery dan Ten bisa istirahat.

"Mom, Daddy kemana? Daddy udah janji mau ngaterin Hendery sekolah hari ini."

Deg!

Ten mematung, ia bingung harus menjawab apa kepada Hendery. Ten buru-buru memakaikan sepatu Hendery dan tasnya lalu mengantar Hendery keluar rumah tanpa sepatah katapun.

Taeyong sudah menunggu diluar, seperti biasa. Semenjak Johnny jarang dirumah Taeyong selalu menjemput Hendery untuk mengantarnya sekolah.

"Hendery!" Seru Mark melambai-lambai dari dalam mobil

"Bye, mommy."

Setelah mendapat ciuman dari Ten, Hendery segera masuk kedalam mobil Taeyong.

"Ten, lu makin hari makin kurus aja sih. Lu kenapa? jujur napa sama gua!"

"Apaan sih lu? Gua gak apa-apa. Sana berangkat, udah siang!"

Ten mendorong Taeyong agar masuk kedalam mobil. Taeyong hanya nurut saja. Akhirnya merekapun berangkat.

"Bye, honey! Nanti pulang sekolah Mommy jemput! Hati-hati!"

Ten melambai-lambai namun Hendery hanya mengangguk lalu menutup kaca jendela, sepertinya Hendery merajuk. Ten merasa tidak enak hati, bertambahlah beban pikirannya.

"Echan, mommy mandi dulu ya? Jangan main-main kelu-"

Ternyata Haechan tertidur di sofa ruang tengah dengan telivisi menayangkan kartun pagi. Ten menghela napas lega. Seperti tahu Ten sedang kesulitan akhir-akhir ini, Haechan tidak pernah rewel. Ia malah sering tertidur, atau main sendiri, memberikan banyak waktu sendiri untuk Ten.

Tidak lupa mengunci pintu, Ten pun pergi mandi di kamar mandi bawah jaga-jaga kalau Haechan tiba-tiba bangun lalu mencarinya.

"COPOT! COPOT!"

Hampir saja Ten terpeleset saat masuk kedalam kamar mandi. Untung saja tangannya masih bisa menahan dirinya. Beberapa saat Ten terdiam, duduk dilantai kamar mandi yang dingin.

"Hha.."

"Sampai kapan gua harus nyembunyiin ini semua? Capek.. gua udah gak kuat.."

Tangannya terulur mengelus perutnya. Air mata mulai mengalir, isakan menggema di seluruh sudut kamar mandi.

"Baby harus kuat, ok? Kamu alasan mommy bisa ngejalanin semua masalah ini.."

•••

Hendery yang berada dimobil Taeyong hanya bisa menatap keluar jendela, Taeyong yang menyadarinya berinisiatif membuka suaranya, "Hendery, kamu gak papa sayang?"

"Eh, gak papa kok aunty(?)" Taeyong ingin percaya dengan perkataan Hendery, namun raut wajah Hendery mengatakan ia ada apa-apa.

Hening. Suasana mobil saat ini sangat hening, biasanya terdengar perbincangan Hendery dan Mark, tapi sekarang malah hanya terdengar mesin mobil saja. Taeyong ragu ingin menanyakan hal yang mengganjal dihatinya atau tidak.

"Mommy kamu...baik-baik aja kan?" sial mulut Taeyong kelepasan! Sungguh ia tak mau menanyakan hal itu kepada Hendery karena takut mengganggu pembelajarannya nanti. Tapi siapa sangka? Hendery malah menjawab pertanyaan Taeyong tersebut.

"I think... Mommy not fine. Daddy jarang pulang, aunty.. Hendery khawatir sama mommy"

Taeyong tak tega mendengarnya, apalagi raut wajah serta nada bicara Hendery yang sendu. Baik dirinya ataupun Mark tahu kalau Hendery saat ini sedang menahan air matanya.

Taeyong bertekad, sehabis mengantarkan Mark dan Hendery, ia akan langsung ke rumah Ten dan memintanya bercerita tentang masalahnya. Masa bodo Taeyong dikira ikut campur masalah rumah tangga orang lain. Taeyong harus melakukannya agar sahabatnya itu tak kenapa-napa.

•••

Dirumah JohnTen, masih dengan keadaan yang sama seperti sebelumnya. Setelah mandi, Ten duduk di sofa ruang keluarganya, ia melihat Haechan sedang sibuk dengan mainannya.

Merasa tak ada kerjaan, Ten beranjak dari tempatnya kekamarnya, berencana menghubungi Taeyong, ingin berbicara sebentar tentang masalahnya. Ya.. Seharusnya sih begitu.

"Haechan sayang, mommy mau keatas dulu mau ngambil hp. Kamu lanjutin mainnya disini ya sayang" ucap Ten kepada Haechan sambil mengelus kepalanya sayang.

Tiba dikamarnya, ia mendapatkan benda yang dicarinya, membuka hpnya dan menghubungi Taeyong, menanyakan kapan Taeyong akan sampai dirumahnya. 

'gua bakal sampe bentar lagi, lo diem aja disana! Jangan kemana-mana!' balas Taeyong

Setelah berhasil menghubungi Taeyong, Ten berniat kembali ke ruang tamu ingin menemani Haechan bermain.

Brak!

Duk!

Duk!

Duk!

"John..ny"

>>>>>>>>>>Foot Note<<<<<<<<<<
Halo dengan SanQua disini!!

Ada yang masih ingat dengan cerita KB dan SanQua gak nih?

Mohon maaf sebesar-besarnya reader's-nim, lagi-lagi kami Hiatus gak kenal waktu gini🙇

Kami sempat mengalami writer's block, makanya kami rehat sejenak, eh.. malah kebablasan.

Maaf juga kalau kami up chp ini sedikit atau ada yang typo. Pemanasan dulu setelah lama gak bikin cerita.

Ah iya, tinggal satu chap lagi selesai untuk konflik kali ini! Jadi gimana nasibnya keluarga Johnten nanti? Bakal sad ending atau happy ending niihh??! ㅋㅋㅋ~

Jangan lupa voment nya! Beri kami banyak cinta! SanQua SAYANG dan CINTA kalian readers-nim💚💚

See you on next chapter! Bye~bye~

See you on next chapter! Bye~bye~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KB_[Komplek Bobrok]_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang