Problem pt.1

5.9K 760 155
                                    

Rasanya sudah lama tidak membicarakan keluarga JohnTen. Mari kita intip rumah mereka..

•••

"Mommy!"

Hendery terlonjak kaget karena merasakan gerakan aneh dari perut Ten. Ten ngeliatnya ketawa ngakak. Muka Hendery kelihatan takut banget.

"It's alright, honey. That baby!" Jelas Ten mengelus rambut Hendery

"Really?"

Ten mengangguk mantap agar Hendery mempercayainya.

Ada info baru nih, Hendery ngomongnya udah lancar guys. Dia juga udah bisa dikit-dikit bahasa Indonesia. Johnny yang ngajarin, capek dia harus ngomong Inggris mulu kalo mau ngobrol sama Hendery.

"Mooom~"

Ten menghela napas berat mendengar suara Haechan yang merengek memanggilnya. Segera ia datangi anaknya itu. Haechan berguling-guling dilantai dapur sambil berpura-pura menangis dengan tangan meraih-raih botol susu diatas meja makan.

"Kenapa sih?" Ten mengangkat Haechan agar berdiri tapi Haechan malah kembali guling-gulingan di lantai.

"Mo cucu! Mo cucu!" Rengek Haechan sok dramatis meraih-raih botol susu.

"Yaudah diambil, naik kursi kan bisa. Kenapa pake acara nangis segala sih? Katanya mau punya dedek, tapi kok masih suka nangis gini?"

Haechan tidak mendengarkan ceramahan Ten.

"Ayo, berusaha sendiri"

Haechan menggeleng, bibirnya manyun-manyun ngambek gitu. Hendery daritadi ngeliatin aja dari belakang Ten. Sambil sesekali ketawa kecil karena senang Haechan dimarahi ibunya.

"Ayo kak nonton Pororo sama mommy, biarin Echan tinggal aja"

"MOMMYYY!"

Ten masih pada pendiriannya, dia terus berjalan walaupun Haechan meraung-raung memanggilnya. Tapi, Hendery tidak tega. Mau bagaimanapun, Hendery sayang pake banget sama Haechan. Hendery ngelepas genggaman tangan Ten, lari terus naik ke kursi meja makan, ngambil botol susu Haechan dan memberikannya.

Haechan tidak mau menerimanya, kan dia maunya Ten yang mengambilkan dan bukannya Hendery.

"Haechan, itu udah diambilin sama kakaknya kok gak di terima?"

Masih diabaikan sama Haechan.

"Haechan.. hitungan ke tiga gak diambil, susunya buat kak Hendery nih"

Sebelum Ten mulai menghitung, dengan cepat Haechan merebut botol susunya dari tangan Hendery. Hendery tersenyum, lalu mengelus pelan pipi gembul Haechan.

Kakak beradik itu bergandengan tangan lalu berjalan menuju ruang tengah bersama-sama untuk menonton kartun Pororo.

"Hendery, how about your school?  You like?  There is a problem?" Tanya Ten ikut duduk di sofa bersama anak-anaknya

"No mom, I like! Don't worry."

Jadi begini, Hendery sudah masuk Playground. Ten memasukkannya kesekolah yang sama dengan Mark dekat komplek mereka. Iya, Mark juga udah sekolah. Itu sebabnya Hendery udah lancar ngomongnya.

"Mommy," Haechan menarik-narik baju Ten

"Yes, baby?"

"Mana Daddy?"

"Daddy kerja, sayang."

"Kapan Daddy pulangnya? Hendery Miss Daddy so bad.."

Ten terdiam, bingung harus menjawab apa. Sejujurnya Ten juga tidak tahu kenapa Johnny belum pulang-pulang juga. Padahal Johnny bilang hanya dua Minggu keluar kotanya, tapi ini udah hampir sebulan. Ten sendiri gak mau mengganggu pekerjaan Johnny, karena terakhir dia hubungi Johnny kedengaran sangat sibuk.

KB_[Komplek Bobrok]_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang