Yerim seorang gadis berambut panjang dengan mengenakan bando berwarna hitam itu tengah mengikuti seorang pria di depannya dengan langkah yang begitu senang. Sesekali ia tersenyum saat berada di belakang pria yang sedang berjalan santai dan seolah tidak peduli dengan seseorang di belakangnya. Semua siswi yang melihat kedua orang itu ada yang memandang tidak suka atau iri pada Yerim dengan sinis adapun yang berbisik-bisik saja. Yerim tidak peduli dengan sekitarnya yang memandang buruk tentangnya, yang penting ia sangat senang berjalan di belakang laki-laki yang begitu terkenal di sekolah Hanlim high school tersebut. Laki-laki yang dijuluki di sekolahnya dengan sebutan 'Golden Boys' yang berarti laki-laki yang mempunyai segala bakat baik bidang akademik maupun non akademik. Selain itu laki-laki itu mempunyai paras yang tampan dengan hidung yang mancung, mata yang bulat dan kulitnya yang putih dan mempunyai jiwa yang gentlemen. Laki-laki bernama lengkap Jeon Jungkook itu mempunyai pribadi yang cuek, dingin namun baik hati.
Yerim begitu jatuh hati pada Jungkook karena ia menolong dirinya yang hampir merenggut nyawanya. Karena kebaikan Jungkook, ia malah jatuh cinta pada laki-laki itu. Yerim terang-terangan pada Jungkook bahwa ia mencintainya. Namun bagaimana dengan laki-laki itu. Jawaban Jungkook adalah tidak, tentu saja ia tidak mencintai Yerim. Ia hanya memandangnya sebagai teman saja tidak lebih. Jungkook pun sudah menolak Yerim secara langsung tetapi apakah Yerim menangis dan sakit hati dengan jawaban Jungkook. Jawabannya tidak, gadis itu tidak sakit hati ia hanya merasa senang dan lega bahwa Jungkook telah mengetahui bagaimana perasaannya pada Jungkook. Ia tidak apa-apa jika Jungkook tidak mempunyai perasaan yang sama dengannya. Yang penting Yerim ingin selalu berada di samping pria Jeon itu.
"Jung, hari ini kau bawa bekal tidak?" tanya Yerim setelah mereka berdua duduk di kantin di meja yang sama. Jungkook yang sedari tadi membaca buku kecil yang berisi rumus-rumus hitungan yang membuat Yerim melihatnya ingin muntah. Gadis itu sangat berbeda dengan Jungkook ia tidak sepintar Jungkook. Jika ingin tahu peringkat Yerim saja hanya masuk ke tiga puluh lima dari empat puluh siswa di kelasnya. Tapi ia tidak peduli dengan peringkat, prinsip dirinya adalah banyaklah bermain dan bersenang-senang selama usia remaja.
Jungkook menggelengkan kepalanya setelah mendengar pertanyaan Yerim dan kembali menghafal rumus-rumusnya dengan mulut yang berkomat-kamit.
"Baiklah, ayo kita makan berdua aku membawa roti sandwich buatanku" ujar Yerim sambil membuka kotak makan ukuran kecil. Jungkook melirik kotak kecil itu yang mungkin tidak akan membuat dia maupun Yerim kenyang.
"Tidak, kau makan saja sendiri"
"Mwo? Oh ayolah Jung, kau belum sarapan kan nanti saat mengisi ujian bagaimana kalau kau pingsan" yerim menolak dengan jawaban Jungkook.
"Tidak akan" sahutnya singkat
"Oh, ayolah makanlah sedikit saja" desak Yerim sambil menyodorkan sandwich tersebut pada Jungkook.
"Tidak rim, itu tidak akan membuatmu kenyang lihatlah kotak kecilmu mungkin itu hanya cukup untuk dirimu" tolak Jungkook.
"Tidak apa-apa, yang penting kau makan. Ayo!" paksa Yerim. Jungkook menghela nafas berat setelah melihat gadis itu memaksanya, dengan terpaksa Jungkook pun makan sandwich tersebut.
"Habiskan"
"Tidak, kau belum makan"
"Jangan pedulikan aku, minum susu ini pun aku kuat" jawab Yerim sambil tersenyum dan mengeluarkan susu rasa strawberry dari sakunya. Gadis itu pun menusuk susu tersebut dengan sedotan dan meminumnya dengan ekspresi senang. Jungkook pun akhirnya menghabiskan sandwich tersebut yang rasanya enak. Namun Jungkook merasa enggan untuk memuji makanan bekal Yerim. Setelah menghabiskan sandwich itu Jungkook kembali menghafal.