Tetap Saja Tersiksa
.
.
.
"Axelle ambilin buku aku di kamar!"
"Axelle sepatu aku udah kering tuh, ambilin dong."
"Axelle aku lagi ngerjain tugas, ambilin minuman sama camilan dong."
"Axelle ...."
"Axelle ...."
"Axelle!"
Anak laki-laki itu mendengus, keluar dari kamar dengan kondisi yang masih terkantuk-kantuk. Tidur siangnya belum sampai lima belas menit. Tapi teriakan Caren sudah tidak sanggup ditahan oleh bulatan kapas di kedua telinganya. Ia menghampiri sang kakak yang tengah asyik menonton film di ruang keluarga.
"Kenapa, Kak?"
Caren yang sadar akan kehadiran adiknya menengok, tersenyum samar. "Ambilin aku keripik di kulkas dong."
"Kenapa nggak ambil sendiri aja sih! Kan deket?" protes Axelle dan hampir melangkahkan kakinya kembali ke kamar.
"Nggak nurut aku lapor mama," ucap Caren dengan siulannya di akhir kalimatnya.
"Iya, iya."
Akhirnya Axelle pasrah juga. Ia berjalan menuju kulkas. Mengambil satu keranjang berisi berbagai macam bungkusan makanan ringan, dan kembali ke ruang keluarga.
Axelle tidak ingin dicap sebagai anak pemalas oleh mama, jadi dia menuruti perkataan Caren.
"Eits, jangan lempar, ngasihnya hati-hati." Seakan tahu niat Axelle yang ingin menghujaninya dengan bungkusan Snack, Caren memperingatkan. "Kamu harus muji aku sampai aku seneng, baru kamu bisa kembali tidur."
Anak laki-laki berusia sebelas tahun itu berdecak. Dirinya seperti babu oleh kakaknya kandungnya sendiri.
"Kakakku yang cantik ngelebihin Selena Gemes, ini makanannya. Axelle mau kembali tidur."
Caren tidak mengalihkan perhatiannya dari televisi, namun bibirnya terangkat. "Ambilin jus juga dong, eh, nggak, milkshake aja."
"Tapi Axelle mau ti—"
Senyuman di bibir Caren menjadi samar. Axelle tahu arti ekspresi itu, akan ada bahaya yang menimpanya jika menolak permintaan anak sulung keluarga Meshach tersebut. Dengan cepat ia berlari menuju dapur, menggeledah isi kulkas sekali lagi untuk menemukan milshake buatan mamanya tadi pagi. Beruntung saja masih ada.
Namun, saat Axelle mengangkat botol kaca yang cukup besar itu, ia tidak sengaja terjatuh ke belakang. Pantatnya menyentuh lantai dengan keras, sedangkan botol kaca berisi minuman pesanan Caren pecah dan mengenai tubuh Axelle.
"Sakit ...," ringis Axelle mengucek-ucek matanya yang kemasukan cairan susu buah.
"Astaga, Axelle!" teriak Caren menuju dapur. "Kamu tahu kan seminggu ini aku sibuk kuliah, cuman satu hari aja aku pengen bebas bersantai, sekarang kamu udah ngacauin semuanya! Filmnya bakal kelewat gitu aja, dan nanti aku bakal kena omelan Mama!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Pergi Sebelum Aku Kembali
HorrorPerjanjian dua bocah kecil ingusan itu, membawa perubahan besar bagi kehidupan Caren. Kepergian Axelle dalam hidupnya, membuat semangat gadis itu memudar. Namun bila mengingat kembali perjanjian konyol antara dirinya dengan Axelle, Caren akan tertaw...