Ig : @Anantapio26_
Vote dulu, skuy...
Hening. Itu yang Aldo rasakan saat mobil yang dikendarainya mulai melaju. Sudah pukul sebelas malam meski jalanan masih terlihat ramai.
"Bunda kamu baik," ujar Sandra memecahkan keheningan.
Aldo menoleh ke arahnya sekilas sebelum kembali mengarahkan tatapannya ke depan. "Kamu bisa jadi seperti Bundaku?" tanyanya.
"Maksudnya?"
"Setiap lelaki, pasti mengharapkan istri yang kasih sayangnya sama seperti ibunya."
Sandra diam sejenak. "Jangan lupain juga. Setiap wanita pun pasti mengharapkan suami yang kasih sayangnya sama seperti ayahnya," balasnya.
"Jadi?" Aldo melirik Sandra sekilas.
"Jadi apa?" tanya Sandra tidak mengerti.
"Kapan kita atur tanggal?"
Seketika tawa Sandra meledak memenuhi seisi mobil. "Tanggal udah ada yang ngatur. Ngapain kita pake ikut campur."
"Sandra. Bukan itu maksud gue." Aldo menghela sabar.
"Terus?"
Ah, polos sekali pikiran Sandra usai bermain dengan Dodi.
Sampai. Mobil yang dikendarainya berhenti di depan rumah Sandra. Kini Aldo memutar tubuhnya ke samping. Lalu mendekatkan wajahnya pada Sandra. "Kapan kita atur semuanya untuk acara pernikahan kita nanti?"
Sandra membeku. Mendadak kedua bibirnya begitu kelu untuk bergerak. "Nikah," ulangnya. "Sama lo?" tanyanya begitu bodoh.
Aldo langsung menjauhkan tubuhnya. "Sama kambing," jawabnya asal.
Dengan gemas Sandra menepuk dahinya. "Ma-maaf. Gue gugup," akunya.
"Lo nggak gugup. Lo ragu," sangkal Aldo pandangannya lurus ke depan.
Sandra menundukkan kepalanya dan menghela berat. "Gue cuma takut. Suatu saat nanti kita saling mengecewakan."
Napas Aldo terdengar gusar. "Bukan kah sejak awal kita memang saling mengecewakan?" Ditatapnya wajah Sandra dengan lekat.
"Gue capek. Mau istirahat," ujar Sandra menghentikan topik pembicaraannya dan segera turun dari mobil yang ditumpanginya.
Lagi dan lagi Aldo hanya bisa menghela panjang dan membiarkan Sandra berlalu. "Diajak nikah nggak mau. Maunya apa sih lo, San?" gumamnya.
***
Telunjuknya menekan tombol saklar untuk menyalakan lampu ruang tengah. Aldo duduk di bangku rotan panjang, pandangannya kosong menatap ke arah meja. Ia tidak habis pikir dengan jawaban Sandra yang di luar dari dugaannya.
Mendesah panjang sebelum dirinya memutuskan untuk beranjak menuju kamar. Hari-harinya begitu berat untuk dilewati.
Aldo merebahkan tubuhnya yang lelah lalu memejamkan matanya sejenak. Kemudian ia mengarahkan pandangannya pada sketsa sederhana wajah Dodi di tembok kamarnya. Senyuman itu, tidak pernah berbohong untuk terus melekat di sepasang bibir Dodi.
Aldo mengembangkan senyuman tipisnya. "Kamu itu malaikat yang Aa punya," ujarnya seketika melupakan segala masalah yang berkecamuk memenuhi benaknya.
Tubuhnya kembali beringsut dari tempat tidurnya. Ia mendekat pada lukisan wajah Dodi. Ah, lebih baik ia fokus untuk menjaga Dodi daripada kembali mengurusi Sandra. Ah, bukan-bukan. Buka. Seperti itu maksudnya. Satu kali lagi, ia harus memastikan seberapa yakinnya Sandra terhadap dirinya dan setelah itu fokus pada Dodi.
![](https://img.wattpad.com/cover/207366980-288-k2297.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT LITTLE BROTHER
Teen Fiction(HARAP FOLLOW PENULISNYA TERLEBIH DAHULU) HIV dan AIDS adalah dua penyakit yang berbeda namun keduanya saling berhubungan. HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh secara drastis sehingga dengan...