Dari banyaknya tempat nongkrong di daerah bandung, tempat inilah yang mempertemukan mereka berempat.
Tempat ini adalah sebuah coffee shop bernama 'Tiga Pagi', ga jauh beda dengan coffee shop lainnya, bedanya adalah si pemilik coffee shop ini merupakan seorang pemuda tampan yang mempunyai dua tattoo emoticon di lengan kanannya dan tattoo yang membentuk lingkaran disertai tulisan it can't always be the same di lengan kirinya.
Dia yang terkenal berisik itu, bernama Devantara Arasi yang lebih sering dipanggil Evan sama temen-temennya. Dia yang selalu bisa masuk di circle manapun itu, pastinya banyak mempunyai kenalan dimana-mana sehingga disinilah mereka semua berkumpul, mulai dari teman seangkatan maupun engga.
Evan sengaja mengundang banyak temannya untuk menghadiri launching pertama coffe shopnya itu. Laskara yang merupakan teman kelasnya Evan dan bisa dibilang pertemanan mereka cukup dekat, pastinya harus dateng pikir Laskar. Karena kalo sampe engga, Laskara harus siap menerima bombardir dari Evan dengan segala bacotannya.
Sedangkan Gio dan Saga merupakan adik tingkatnya Evan yang sewaktu ospek dulu pernah kena hukuman dari Evan, yang saat itu menjabat sebagai komdis. Lalu karena obrolan mereka di hari terakhir ospek terjalin dengan baik dan searah, sehingga membuat Evan si social butterfly memutuskan menjalin pertemanan dengan keduanya hingga saat sekarang ini, disini mereka sengaja berkumpul dan bergabung dengan yang lainnya.
Siapa sangka dari sekian banyak meja, Gio dan Saga yang baru aja dateng malah disuruh gabung sama circlenya Evan yang merupakan anak teknik dan kakak tingkatnya mereka berdua. Tapi untungnya karena mereka berdua udah kenal Evan lumayan deket, akhirnya mencoba bergabung dan berkenalan dengan yang lain.
"Sinilah gabung, bro kenalin adek gue nih orang dua" ucap Evan pada teman-temannya dengan tawanya
"Apaan ngaku-ngaku lo! Mana ada adek kakak mukanya beda semua gini yang atu bule, atu lagi sunda bgt nih tapi cakep lu!, nah elu china sendiri ha ha ha"
"Anjing! Rasis lo bangke" balas Evan dengan melempar tutup botol ke arah temannya itu
"Hahaha becanda anjing, gue gak rasis ah temenan mah sama siapa ajalah gaperlu liat ras" pungkas temannya meluruskan
"Tu waras"
"Bangsat!! Ha ha haaa" sekitarnya tertawa mendengar celotehan mereka berdua
"Terserahlah pada kenalan sendirilah lo pada, temen-temen gue agak gak waras sih jadi harap maklum bro"
"Haha iya bang, gue Sergio panggil aja Gio" ucapnya dengan menyodorkan tangannya untuk bersalaman
"Santai bro, temen dia emang gila semua gue doang yang waras disini haha gue Laskar" balas Laskar santai
Tak lama Saga yang duduk disebelah Gio juga memperkenalkan dirinya dengan ramah pastinya.
"Gue Saga bang hehe"
Sebenarnya mereka berdua sudah tidak asing dengan Laskar karena saat ospek dulu Laskar juga anggota komdis, tetapi mereka belum pernah berkenalan secara langsung seperti yang dilakukan Evan.
🦊🦊🦊
Tak berjalan lama dari pertemuan itu, mereka akhirnya menjadi sering bertemu di Tiga Pagi karena tempat itu sangat pas untuk dijadikan tempat nongkrong. Suasananya yang bertema retro dan vintage sehingga menciptakan kesan yang cozy dan santai, membuat Gio, Saga dan Laskar selalu berkunjung untuk sekedar ngopi, sebat dan sambat.
Evan sang pemilik tentu saja senang karena bisnis yang dia jalani berjalan dengan baik. Dan dia juga bersyukur berkat kepopuleran Laskar yang tak beda jauh dengan Evan itu membuahkan hasil, menjadikan coffe shop nya selalu ramai pengunjung karena eksistensi Laskar yang tak bisa dipungkiri. Ditambah eksistensi kedua adik tingkatnya yang visualnya sama-sama gak bisa di bohingi ini juga sering datang ke coffe shopnya.
Dari sebuah pertemuan yang lumayan intense itulah yang terkadang selalu menimbulkan suasana ramai anti damai alias selalu ada saja yang di perdebatkan, mulai dari asbak di apartment Evan yang selalu tidak ada pada tempat semulanya hingga bau busuk dari kaus kaki yang entah siapa pelakunya dan tidak ada yang ingin mengakuinya. Sehingga terjadilah kegiatan saling tuduh mentuduh hingga menimbulkan keresahan teman sekitar, dan yang pada akhirnya akan selalu di damaikan kembali oleh sang malaikat berhidung runcing siapa lagi kalau bukan Laskara si Mr.fix.
Tetapi dari love-hate friendship inilah yang membuat mereka saling bergantung satu sama lain tanpa mereka sadari. Entah itu soal percintaan, perkuliahan, perselingkuhan, dan bahkan beban yang paling berat sekalipun akan mereka jabarkan dengan sendirinya cepat atau lambat pasti akan terbagi diantara mereka berempat.
Tbc,
KAMU SEDANG MEMBACA
Berdistraksi : secukupnya
FanfictionBerdistraksi lah secukupnya. Karena semuanya harus sesuai dengan porsinya, sebab sesuatu yang berlebihan tidak akan berakhir baik bukan? Atau mungkin bisa menjadi sebaliknya?