"Katakanlah kepada wanita-wanita beriman: 'Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak pada dirinya."
(Qs. An-Nuur: 31)
💌💌💌"Tentu kamu sudah mengetahui bahwa Islam mengajarkan kita untuk saling mencintai, dan salah satu bukti cinta Islam kepada kita –kaum hawa– adalah perintah untuk berjilbab. Lalu, kenapa kamu masih belum berjilbab?" tanya Kanza.
Kanza dan Vava sedang berada di pelataran Masjid yang terletak di dalam sekolah mereka—SMK Millenium— Kanza adalah kakak kelas yang beda 1 tingkat dengan Vava yang mempunyai paras yang cantik, sholehah, penyabar dan lemah lembut. Vava selalu berbagi cerita pada Kanza dengan apa yang ia alami. Kanza selalu memberi nasehat dan saran pada Vava jika Vava sedang dalam keadaan susah maupun senang.
Vava terdiam membisu. Ia bingung harus menjawab apa.
"Aku sendiri pun bingung kak, kenapa aku tidak menjemput cinta itu?" batinnya.
Kanza menatap Vava sebentar lalu tersenyum, dan menggenggam tangan nya.
"Mungkin aku harus kembali mengingatkanmu tentang alasan penting kenapa Allah swt. menurunkan perintah jilbab kepada kita —kaum Hawa— dan bukan kepada kaum Adam" Kanza menghela nafas nya.
"Va, jilbab adalah pakaian yang berfungsi untuk menutupi perhiasan dan keindahan dirimu, agar tidak dinikmati oleh sembarang orang. Kamu ingat Va? Ketika kamu membeli pakaian di pertokoan, pertama kamu melihatnya, memegangnya, mencobanya, lalu ketika kamu jatuh cinta kepadanya, kamu akan meminta kepada pemilik toko untuk memberikanmu pakaian serupa yang masih baru dalam segel. Kenapa seperti itu? Karena kamu ingin mengenakan pakaian yang baru, bersih dan belum tersentuh oleh tangan orang lain. Jika diibaratkan dengan sikapmu pada pakaian yang ingin kamu beli, maka bagaimana sikapmu pada dirimu sendiri? Tentu kamu akan lebih memantapkan 'segel'nya, agar dia tetap ber 'nilai jual' tinggi, benarkah begitu Va?" lanjut Kanza.
"Va, Allah tidak semata-mata menurunkan perintah jilbab kepada kita tanpa ada hikmah dibalik semuanya. Allah telah mensyari'atkan jilbab atas kaum hawa, karena Allah swt. menginginkan supaya kaum hawa mendapatkan kemuliaan dan kesucian di segala aspek kehidupan, baik dia adalah seorang anak, seorang ibu, seorang saudari, seorang bibi, atau pun yang lainnya. Allah menjadikan jilbab sebagai perangkat untuk melindungi kita dari berbagai virus yang ada diluar sana. Seperti yang pernah disabdakan oleh Abul Qasim Muhammad bin 'Abdullah shallallahu 'alaihi wa sallam, yang artinya,
"Wanita itu adalah aurat, jika ia keluar rumah, maka syaithan akan menghiasinya."Hati Vava terenyuh mendengar penuturan yang di beri oleh Kanza. Ia merasa dirinya sangat hina, tidak menaati peraturan yang sudah Allah tetapkan untuk wanita, yaitu berjilbab.
Vava menunduk memikirkan betapa banyaknya dosa yang telah ia perbuat dan ia sangat tidak menyangka bahwa Allah swt. sangat sayang kepada hamba-Nya, ia mulai meneteskan air mata dalam diam. Kanza memeluk Vava, mengusap punggungnya agar Vava tetap tenang.
"Mba" panggil Vava ketika sudah melepas pelukan Kanza dan tangisnya sudah mulai mereda.
"Ada apa Va? Tanya Kanza
"Tolong bimbing aku menjadi muslimah yang taat pada Sang Pencipta Mba" pinta Vava sambil menatap Kanza dengan tatapan memohon yang tulus.
"Tanpa kamu minta pun, aku pasti akan bimbing kamu, Va" katanya sambil tersenyum tulus pada Vava.
💌💌💌
"Assalamu'alaikum kalian, selamat pagi" ucap Vava sembari menuruni anak tangga dengan penampilan yang sudah siap untuk pergi ke sekolah, tak lupa dengan hijab nya yang menambah kadar kecantikan nya.
Keluarga nya menatap Vava dengan campur aduk, entah senang, bingung dan takjub, semua menjadi satu. Tapi satu yang pasti, mereka bahagia melihat Vava yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
"Wa'alaikumsalam, pagi Va" jawab keluarganya yang berada di meja makan.
"Aduh aduh Adik Abang makin cantik aja nih" ucap laki-laki yang berada di samping Vava —Alfarezel Malik, kakak Vava dan Rara— sembari mencium kening Adiknya.
"Kak Vava!" suara anak kecil itu hampir menggema diseisi rumah, ia berlari menuju kakaknya dan memeluknya. Dia, Ahumaira Safa. Ia mempunyai pancaran berbeda dari ketiga anak Zaki dan Fazia ini, ia yang paling bawel dan sangat cempreng jika berteriak.
"Hai Rara!" ucap Vava sembari membelas pelukan adiknya.
"Alhamdulillah, adik abang makin pinter soal agama. Gini terus ya Va, dipake kerudung nya kalau keluar rumah jangan di lepas, jadi makin cantik kamu" ucap Alfa sembari mengelus puncak kepala Vava dengan sayang.
Vava tersenyum senang kepada kakaknya. "Ay ay captain! Btw aku kan emang cantik dari lahir wle" ucap Vava sembari menjulurkan lidah nya seolah mengejek.
Alfa hanya mendengus.
"Umi mu pasti senang liat kamu yang sekarang Va" ucap Zaki, Abi nya.
"Do'ain ya semoga aku istiqomah bi, bang" ucap Vava sembari tersenyum yang membuat mata nya hanya terlihat segaris saja.
"Aamiin" jawab Zaki dan Alfa bersamaan.
"Yaudah yuk makan, laper" ucap Vava yang langsung duduk di kursi makan dan mengambil beberapa lauk.
"Laper mulu kamu mah Va" ucap Alfa sembari membantu Rara duduk di kursi makan.
"Apa sih sirik aja wle"
Zaki menatap anak anak nya. Ia bersyukur dikaruniai anak anak seperti mereka, yang selalu mengerti keadaan.
Ia menatap anak gadis nya dengan perasaan yang amat sangat bahagia. Bagaimana tidak? Semua orang tua pun pasti akan merasakan hal yang sama, jika melihat anaknya menjadi lebih dekat dengan Sang Pencipta dari sebelumnya.
Semoga kamu tetap istiqomah berada dijalan nya nak, Abi sayang kamu, Umi mu pasti sangat bangga disana melihat kamu yang seperti sekarang. Abi pasti akan mendoakanmu yang terbaik.
***
1 kata untuk part ini?
Aku mau kasih tau, cerita ini aku up nya seminggu sekali. So, pantengin aja ya karena bisa jadi aku tiba-tiba up cerita ini.
—Ayjuldizi, 11 Maret 2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTANA KAZAKHSTAN
Teen Fiction⚠️WARNING⚠️ [RELIGI, ROMANCE] *** Adeeva berjanji pada dirinya untuk selalu menaati peraturan agama nya, termasuk perintah berjilbab. Selama ia hijrah, berbagai ujian selalu datang padanya. Tetapi ia yakin bahwa ia mampu melewatinya, karena Allah me...