"Allahummahdini wa saddidni. Allahumma tsabbit qolbi 'alaa diinik. Ya Allah, berilah aku petunjuk dan luruskanlah diriku. Ya Allah, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu."
💌💌💌
Kehidupan Vava berubah 100% sejak insiden ia menangis dihadapan Kanza. Dan disinilah ia, dikerumunan orang-orang yang ingin medapatkan kenikmatan surga-Nya.
Awalnya Vava masih belum terbiasa mengikuti kajian seperti ini, ditambah lagi dengan keramaian yang membuat nya susah bernafas menurutnya. Tetapi ia tepis rasa itu, ia kembali mengingat janji nya pada dirinya sendiri, bahwa ia ingin memperbaiki dirinya agar lebih baik lagi dan lebih dekat dengan Sang Pencipta.
Jika kalian berpikir bahwa hidup Vava berjalan dengan aman, damai dan tentram ketika melakukan proses memperbaiki diri, kalian salah besar. Hijrah seseorang tidak ada yang berjalan sesuai dengan keinginan, banyak ujian yang harus ia lewati karna Allah swt. Menguji hambanya tidak semata mata menguji. Allah sayang kepada hambanya maka dari itu didatangkannya lah ujian tersebut agar hambanya dekat dengan-Nya dengan meminta pertolongan darinya dengan perantara do'a dan senantiasa mengambil hikmah dari setiap ujian yang ia hadapi.
Banyak ujian yang dihadapi Vava ketika melakukan proses hijrah nya. Ia bertekad bahwa ia harus sabar dengan apapun yang ia hadapi nantinya.
💌💌💌
"Abang..." panggil Vava di depan pintu kamar Alfa. Namun tak ada jawaban.
"ABANG... AYOK ANTER AKU KE SEKOLAH, ABANG..." teriak Vava karena menurutnya mungkin kakak nya masih di alam mimpi.
"AB—" teriakan Vava terpotong ketika pintu kamar itu pun terbuka menampilkan laki laki yang bertubuh tegap dan kekar yang sudah rapi dengan pakaian kemeja putih nya dan tak lupa tuxedo hitam nya yang ia bawa di tangan kanan nya.
Tampan. Satu fakta tentang Alfa.
"Be-ri-sik" ucap Alfa penuh tekanan karena kesal dengan mulut adiknya yang sudah mengganggu pagi nya kali ini.
Vava hanya menyengir. "Hehe abis nya dipanggil ga jawab, anterin aku sekolah yuk bang"
Alfa mendengus. "Engga deh, jalan aja sana" ucap Alfa, lalu ia menutup pintu kamarnya dan pergi dari hadapan adiknya.
Vava tersenyum miring. "Oke"
Vava menuruni anak tangga mendahului Alfa berjalan ke ruang makan, ia mengambil bekal nya yang sudah ia siapkan lebih dulu. Ia pamit pada Zaki dan Rara tentu nya tanpa pamit pada Alfa.
Ia menampilkan wajah marah nya pada kakak nya dan berjalan keluar rumah. Alfa mengejar nya.
"Va, mau jalan beneran?" ucap Alfa ketika Vava sedang memakai sepatu di pelataran depan rumah.
"Iya, kan disuruh jalan sama abang" jawab Vava dengan menekan kata 'abang'.
"Bercanda dek, masa ngambek sih gitu aja"
"Biarin, abang juga engga sayang sama aku kan?"
"Engga Ya Allah dek, bercanda"
"Hm"
"Ayok abang anter" ucap nya sembari membawa tote bag dan tas milik Vava yang selalu ia bawa ke sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTANA KAZAKHSTAN
Teen Fiction⚠️WARNING⚠️ [RELIGI, ROMANCE] *** Adeeva berjanji pada dirinya untuk selalu menaati peraturan agama nya, termasuk perintah berjilbab. Selama ia hijrah, berbagai ujian selalu datang padanya. Tetapi ia yakin bahwa ia mampu melewatinya, karena Allah me...