Chapter 5

4.4K 424 8
                                    

Seperti mengerti perintah tuanya, Leon selaku orang yang dipanggil langsung mencengkram tangan feggy dan menggoresnya secara perlahan, feggy sebagai pelayan hanya bisa pasrah dalam keadaan seperti ini.

Sementara Merry yang melihat adegan tersebut dengan reflek hendak berlari menghentikannya, namun Crimson langsung memeluk Merry dari belakang, Merry berusaha melepaskan kungkunganya namun ia gagal.

Darah mengucur dari lengan pelayan wanita beta tersebut, goresan yang cukup dalam, namun tidak sampai membuat si pelayan pingsan.

"jika kau mengulangi kesalahan yang sama, kau tahu akibatnya bukan?" tanya Crimson pelan namun penuh dengan penekanan
"saya paham tuan, maafkan atas keteledoran saya" pelayan itu menunduk

Leon segera memanggil pelayan lain untuk membersihkan lantai dari darah. Feggypun berlalu dengan ekspresi masih menahan sakit, setelah Leon selesai dengan tugasnya, ia undur diri dari ruang tengah lantai lima. Meninggalkan Merry dan Crimson.

"kenapa?" tanya Merry lemas
"itu hukuman karena membiarkanmu terluka" Jawab Crimson masih memeluk Merry dari belakang
"tapi aku sendiri yang mencabut jarum infus itu, dan itu bukan salahnya" protes Merry sambil berusaha melepaskan tangan Crimson yang memeluknya

"juga pelajaran untukmu, agar tidak mengabaikan perintahku" kata Crimson penuh intimidasi, karena gemas, Crimson menggigit-gigit kecil telinga Merry, sesekali menjilatnya sensual

"ng.. Berhenti" kata Merry lemah, Merry berusaha agar tidak terpancing oleh perbuatan yang Crimson lakukan

"jika kau tidak ingin melihat pertunjukan  yang lebih dari ini, maka patuhi perintahku" suara Crimson penuh dengan penekanan disetiap kata-katanya

"hiks... Memangnya siapa kau? Kenapa aku harus mematuhimu? Aku tidak punya siapa-siapa, satu-satunya peninggalan orangtuaku juga kau ambil, sebenarnya apa maumu?" Merry menyerang Crimson dengan suaranya yang pilu dan berbagai pertanyaan yang mungkin sulit dijawab oleh Crimson

"karena hari dimana pertama kali aku melihatmu, kau sudah jadi milikku Merry, jadi jangan membantah" Crimson mencium tengkuk Merry lembut

"tidak, aku bukan milikmu!" ucap Merry berusaha melepaskan diri

"ikut aku" Crimson yang sudah kehilangan kesabaran menarik tangan Merry menuju lift pribadinya.

Merry yang dipaksa oleh Crimson berusaha melepaskan tangannya dari Crimson, namun semakin ia berusaha lepas, semakin ia merasakan sakit pada pergelangan tangannya, Crimson membanting kasar tubuh Merry ke dalam mobil. Kini mereka berdua sedang menuju tempat club malam, tempat jual beli omega rendahan.

"ini dimana?" tanya Merry masih sesenggukan,
"turun!!!" desis Crimson tajam
Jujur Merry sangat takut melihat mata tajam Crimson, seakan2 ia akan dibunuhnya

Crimson menarik tangan Merry, menaruh Merry di atas pundaknya seperti karung beras, lalu masuk ke ruangan paling dalam yang ada di club ini.

"hai tuan tampan, sudah lama kau tidak kesini, apa yang membawamu kemari?" tanya pemilik club, Theo, yang juga rekan  bisnis Crimson dalam hal entertainment

"aku tidak tertarik dengan omega-omega rendahan ini, tapi aku ingin menjual omega berkualitas kepadamu" jelas Crimson

"wow, perlihatkan dia padaku"
Crimson menurunkan Merry dari pundaknya, Merry yang masih takut tidak ingin mendongak atau melihat siapapun, tubuhnya gemetar menghadapi kegilaan Crimson yang tega menjualnya, Merry menangis dalam diam

"jadi, berapa harga yang akan kau bayar?"
Tanya Crimson

"berapapun maumu sayang, dia pasti akan digemari oleh para pelanggan vipku nanti, hahahaha" tawa Theo pecah

Merry sempat mendengar suara jeritan dari setiap kamar yang ada di club ini, ia melihat sendiri para omega itu disiksa dan di gunakan sebagai alat sex, apakah Merry akan bernasib sama dengan mereka?

Memikirkanya saja membuat Merry takut bukan main, Merry yang sudah lemas karena ketakutan tidak bisa menggerakkan tubuhnya, padahal Merry harus kabur.

Setelah Crimson dan Theo mencapai kesepakatan harga, Crimson meninggalkan Merry yang masih tidak bergeming ditempatnya, tanpa ia sadari seseorang telah menyuntikkan sesuatu kepada Merry, membuatnya lemas dan kemudian tidak sadarkan diri

Mata saphire itu terbuka, melihat sekelilingnya yang tampak asing untuknya. Sebuah kamar serba coklat, dengan berbagai alat-alat aneh di dalamnya.

Pintu yang terbuka menampilkan sosok alpha paruh baya yang sudah setengah telanjang, ia menyeringai melihat tubuh Merry yang juga setengah telanjang. Merry yang ketakutan berusaha kabur, namun leher, tangan dan kakinya terikat oleh rantai.

Merry yang sudah takut semakin takut kala lelaki paruh baya itu melangkah mendekatinya dan mulai membelai wajah Merry yang begitu manis. Tanpa aba-aba ia mencium Merry kasar dan penuh nafsu.

Bagi merry ini sangat menyakitkan, berbeda dengan cara Crimson menciumnya. Di saat seperti ini Merry malah kepikiran orang yang telah membuatnya berada di kamar ini. Merry yang putus asa menggigit bibir pria paruh baya tersebut.

"agh.. Sialan" pria itu menampar dengan kejam
"jangan mendekat" tolak Merry lirih
"hahahaha aku sudah membayar sewamu dengan mahal, mari kita nikmati sayang" pria itu mulai mendekati merry kembali

Ketika pria paruh baya itu mulai menjilat niple Pink Merry, tanpa sadar Merry meneriakkan satu nama yang memenuhi pikiranya saat ini.

"Crimson.. Crimson tolong aku... Hiks... Crimson" Merry putus asa takut bila suaranya tidak mampu mencapai Crimson

Saat itu juga pintu kamar didobrak paksa oleh seseorang, terlihat aura alpha dominan pekat memenuhi ruangan
Pria paruh baya tersebut langsung ketakutan dan beringsut menjauhi Merry, ketika hendak kabur, Crimson langsung mencengkram leher pria paruh baya yang lebih pendek darinya.

Crimson memiliki tinggi badan 187 cm, dengan segala otot yang dimiliki disetiap lekuk tubuhnya. Wajahnya putih rupawan, rambutnya berwarna coklat kehitaman, surainya panjang bisa diikat kebelakang dengan aksen rambut pendek yang mengelilinginya. Mungkin di leluhur Crimson ada gen Jepang yang tertanam didalam dirinya.

Dengan sekali bantingan, lantai kamar itu retak, tubuh yang dibanting Crimson langsung tidak sadarkan diri

"cepat bereskan" perintah Crimson pada anak buahnya
Anak buah Crimson sudah pernah melihat tuanya lebih menggila dari ini, jadi mereka hanya berwajah tenang dan datar sambil membereskan jasad pria paruh baya yang sedang sekarat ini

Merry yang setengah telanjang tidak percaya bahwa ia melihat lagi kekejaman yang ditunjukkan Crimson. Namun karena tamparan keras di pipinya ia hanya bisa menatap lemas

"hiks.. Hiks.." Merry berusaha menahan tangisnya, ia merasa keadaannya sekarang sangat mengenaskan.
Bunyi rantai di lepas membuat Merry bernafas lega, Crimson langsung memakaikan mantel ditubuh Merry lalu menggendongnya ala bridal style.

Meskipun Crimson berwajah datar, namun ia lega Merry masih selamat.
Ia memang gila karena merencanakan hal ini untuk membuat Merry belajar, bahwa ialah tempatnya bergantung, tempatnya berlindung dan tempatnya kembali.

Dialam bawah sadarnya Merry memeluk leher Crimson erat, ia merasa nyaman berada di pelukan pria gila ini

Bersambung

Heart Of The Cold MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang