Part 4

813 44 0
                                    

"Ntar kalo bos nanya gimana?".

"Bilang aja gue masih sibuk ngerjakan yang lain, plissss!!".

Diana masih mikir untuk ngebantu Isti.

"Yan... plisss!!", mohonnya lagi.

"Ok dah, tak coba, siapa tau bos melirik gue".

"Aamiiinnn...eh... emang si bos masih single ya yan?".

"Ya ampun Is... lo udah bareng dua hari satu malem sama si bos belum tau kalo si bos masih jomblo".

"Jangan kenceng-kenceng Yan, ntar yang lain pada dengar, udah sono cepetan, emang gue kurang update ama si bos". Akhirnya Diana melangkah menuju ruangan pak Andika. Setelah mengetuk pintu dan memanggil salam, Diana dipersilakan masuk.

"Ini ada titipan dari Isti pak, orangnya lagi sibuk".

"Oh iya... makasih mbak", pak Andika menerima berkas dari Diana tanpa banyak tanya .

"Permisi pak, assalamualaikum".

"Waalaikum salam".

Diana melangkah dengan lunglai menuju kubikelnya.

"Gimana?"

"Filenya di terima tanpa banyak pertanyaan" , jawab Diana lengkap. Isti tersenyum mendengar jawaban Diana.

"Makasih ya", Diana mengangguk

"Yuk kekantin", ajaknya pada Diana.  Tak terasa udah waktunya makan siang, mereka melangkah menuju kantin, belum sempat mereka pesen makanan, Fita bagian resepsionis menuju kantin dan memanggil Isti.

"Mbak Isti dipanggil pak bos".

"Oh ya mbak Fita, makasih ya" ujarnya .

"Yan... maaf ya", dia merasa nggak enak hati.

"Lanjut deh, kali aja ada yang perlu direvisi lagi".

"Thank's ya", ucapnya sambil melangkah keruangan bosnya.
Sesampai di depan pintu bosnya dia membuka pintu setelah memanggil salam.

"Bapak manggil saya?".

"Tadi pak Rendra telpon, katanya mau langsung digarap, makanya manggil kamu, oh ya udah makan siang?", tanya pak bos beruntun.

"Baru mau pesan dikantin, langsung dapat panggilan", sautnya datar.

"Makan dulu, tadi saya pesen soto dari kantin, ntar dingin nggak enak, nih", pak bos menyodorkan bungkusan padanya.

"Makasih pak, oh iya,  sekalian saya mau ngembalikan pinjaman yang kemarin ke bapak", katanya sambil menyodorkan amplop pada bosnya.

"Padahal aku udah lupa Is" jawab bosnya datar

"Isti kaget, aku?" Batinnya

"Udah ah makan dulu, aku udah laper banget", pak Andika tak memperdulikan wajah Isti yang penuh tanda tanya.

Merekapun makan dengan diam, Isti masih mikir perkataan pak bosnya tadi.

"Ayam tetangga sebelah tadi mati gara-gara ngelamun lo Is", Isti hanya tersenyum masam tak menanggapi gurauan pak bosnya.

Selesai makan siang pak Andika masuk ke biliknya untuk menunaikan sholat dhuhur, sebelum sholat pak Andika keluar menemui Isti.

"Sekalian sholat dhuhur di sini aja ntar gantian, ada mukenah mama tuh",  katanya sambil membetulkan lengan bajunya.

Isti diam tak tau harus menjawab apa, sambil menunggu bosnya sholat dia memperhatikan ruangan sekelilingnya, ada foto keluarga diatas meja bosnya yang tampak bahagia, Isti tersenyum melihatnya, tak terasa melelehlah air matanya ingat ibunya, cepat dia menghapusnya sebelum ketahuan bosnya.

"Ayo sholat dulu, mukenah udah aku siapin", katanya sambil melangkah keluar dari biliknya. Isti kaget, lalu masuk keruangan tadi untuk sholat, ternyata didalam ruangan terdapat satu set tempat tidur lengkap, tak banyak pikir, dia langsung wudlu dan sholat dhuhur, selesai sholat dia langsung menuju ke ruang kerja pak bos lagi.

Pak Andika masih menerima panggilan ntah dari siapa, tapi mendengar pembicaraanya kayaknya dari ibunya .

"Iya ma... Dika pulang agak sorean ntar, udah dulu ya assalamualaikum", pak Andika menarok gawainya di atas meja kerjanya.

"Udah?", Isti hanya mengangguk.

"Ini udah fix, tinggal kirim filenya ke pak Rendra", pak Andika langsung ke topik lagi.

Isti masih diam, bingung yang mau bayar hutang ke bosnya.

"Kenapa?", tanya pak Andika.
Isti menyodorkan amplop yang sempat tertunda tadi.

"Ini pak", katanya lagi.

"Oh ini yang jadi beban kamu dari tadi?, gini aja, anggap ini bonus dariku", katanya sambil menyodorkan lagi amplop pada Isti.

"Kenapa bengong? ", godanya lagi.

"Eh... Iya makasih pak", jawabnya gugup.

"Kalo gitu saya permisi dulu, ass...".

"Belum", sergah pak Andi cepat.

"Nomor hp kamu, biar nggak bingung kayak tadi nyari", katanya lagi.

Isti menyodorkan hpnya pada bosnya.

"Udah", katanya sambil mengembalikan hpnya.

Isti langsung balik ke ruangannya, perasaanya campur aduk mengaitkan omongan Diana dan mimpinya.

"Aahhhh sadar Is..... itu hanya mimpi", desisnya.
Dengan langkah cepat dia memasuki ruanganya.

Alhamdulillah.... Mohon komennya ya... Cek jika typo 🙏🙏
09-05-20

Revisi

15-06-20

Takdir Isti  "Revisi' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang