Sampai di rumah pas adzan magrib, setelah sholat magrib Isti menuju dapur menghangatkan makanan untuk makan malem.
"Aku bantu apa nih sayang?". Kata suami Isti.
"Ambilin piring aja sama bawa yang udah hangat ke meja ya".
"Oke siyaapp". Akhirnya makan malampun berlangsung sambil bersenda gurau.
Tak terasa jam sudah menunjukkan angka sembilan malam, mereka masih bercengkrama sambil mengerjakan tugas kantor yang belum kelar.
"Sayang, kamu belum ngantuk?".
"Sebenarnya udah sih, tapi liat mas masih anteng, aku tungguin deh". Tanpa pikir panjang, pak Andika mematikan laptopnya dan menggendong Isti ke kamar.
"Mas kok sukanya gendong Iis sih?". Suaminya tidak menjawab, malah sambil mencium istrinya.
Sampai dikamar mereka masih berpelukan sambil duduk diatas tempat tidur.
"Aku ngantuk lo mas, kalau dipeluk gini terus kapan ngantuknya nih".
"Senam dulu yuk biar cepat ngantuk dan tidur", ajak suaminya.
Akhirnya mereka bergulat ditempat tidur dengan berbagai posisi yang mereka inginkan sampai benar-benar puas.
💠💠💠💠
Tak terasa pernikahan Diana sudah berlangsung satu minggu yang lalu, dia masih cuti yang sengaja diberikan jatah libur 10 hari dari pak bos. Diam-diam pak bos juga sudah mempersiapkan acara resepsinya sendiri walau sederhana, karena Isti tidak mau mewah, yang penting masyarakat sekitar tau kalau mereka pasangan suami istri sah secara agama dan negara.
"Dek....kamu mau konsep kayak gimana?". Kata suami Isti setelah makan malam sambil santai di depan TV.
"Yang tidak terlalu mewah tapi elegan".
Pak andika memberikan konsepnya pada Isti.
"Boleh lah mas, yang penting sakral.
"Kata ayah gimana?".
"Ayah terserah kita".
"Dek...kita kan punya kafe di dekat rumah ayah, kebetulan ayah yang ngelola, emang mas belum cerita detail sama kamu, rencana mas mau di konsep disana, menurutmu gimana?". Isti terdiam beberapa saat.
"Jadi ayah sekarang punya kegiatan ya mas?".
"Alhamdulillah". Jawab pak Andika sambil tersenyum.
"Jadi menurutmu gimana?".
"Boleh juga ya", tapi jangan terlalu mewah ya mas, ntar dikira pamer".
"Kamu selalu mikirin orang lain", kata suaminya lagi.
"Nggak juga lah, oke kalau gitu mas akan hub WO untuk mempersiapkan sesuatunya".
Hari demi hari mereka disibukkan dengan persiapan pernikahan mereka hingga hari H, dan semuanya berjalan sesuai dengan rencana.
Hingga hari kedua pasca nikah mereka masih tinggal di Purwokerto.
Hari sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, ayah sudah masuk kamar dan Iqbal sudah kembali ke kampusnya. Isti masih membereskan sisa makanan di meja makan karena memang makan malam agak telat. Selesai beres-beres mereka masuk kamar.
"Mas kok betah tinggal di sini ya, suasananya tenang". Katanya sambil tiduran di pangkuan istrinya. Mereka sambil duduk dilantai kamarnya.
"Nggak usah balik aja gimana?", Isti menimpali omongan suaminya sambil mengusap surai suaminya. Pak Andika menatap intens istrinya.
"Tapi mas nggak tanggung jawab kalau kamu tiap tahun reproduksi terus", Isti langsung memukul dada suaminya.
"Oh iya, ngomong-ngomong kita udah berapa bulan nikah ya mas?".
"Belum satu bulan, kenapa?".
"Kalau ingat kejadian pas mas nikahin Iis, maunya tereak sambil membenturkan kepala?".
"Kenapa?". Tanya suaminya sambil mengelus perut istrinya, pak Andika membalikkan badannya menghadap ke perut istrinya.
"Saat Diana sakit, aku udah nggak bisa konsen di kantor, karena pikiranku bercabang, pak bos nggak ada kabar, Diana sakit gara-gara mikirin pak bos, pokoknya pusing pala barby.
Tiba-tiba pak bos ngirim gambar lagi akad, siapa yang nggak pusing?". Pak Andika masih nyimak omongan istrinya dengan mimik lucu, sambil tetap mengelus perut istrinya. Lama nggak ada suara.
"Padahal aku nikahnya sama kamu lo sayang". Jawab pak Andika masih sambil tiduran di pangkuan Isti. Isti masih membelai surai suaminya sambil menowel pipinya dengan gemas.
"Tiba-tiba pak bos datang, dan masuk kamar inap Diana dan langsung tidur, eh...besoknya masih numpang di rumah Iis, siapa yang nggak sebal, ini orang udah beristri masih tidur di rumah orang, sumpah aku dikantor pusing mas, tak terasa aku nangis sampai pak Jay mergoki aku, beliau nyuruh aku pulang, dan...." . Pak Andika langsung memeluk istrinya dibaringkan dikarpet, dia masih mencium sambil menahan isak tangisnya.
"Maafkan mas ya sayang, bukan mau ngeprank atau apa, sumpah aku suka kamu pas presentasi pertama, aku nggak pernah liat kamu sebelumnya"
"Aku juga syok mas, mas tidur disini, masak sudah beristri masih mau tidur di rumah seorang gadis, untung gadis itu baik hati".
"Dan gadis itu sekarang udah nggak gadis lagi ya, karena udah diperawani sama suaminya", kata pak Andika sambil mencium bibir Isti tanpa jeda, hingga mereka kesulitan mengambil nafas.
"Pindah yuk sayang!".
"Gendong".
Akhirnya mereka menuntaskan semuanya tanpa tersisa hingga subuh menjelang.
Assalamualaikum....
Gpp lama ya....masih ada kerjaan yang lebih penting nih soalnya. Deadline dah mefet, jadi harap bersabar ya.....Jangan lupa vote dan komenya tetap ditunggu 🙏🙏🙏
Fat
Pmks, 14-11-20

KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Isti "Revisi'
Novela JuvenilHidup ini jangan dibuat susah. enjoy aja. ngapain denger omongan orang, belum tentu apa yang diomongin itu benar. orang hanya bisa mencemooh, mengejek, menjugde dan ntah apa lagi. pokoknya hanya dirinyalah yg selalu benar, orang lain selalu sa...