Eps.02

3 0 0
                                    

Setelah perbincangan sambil berkebun di depan rumah. Aurora masuk ke kamarnya dan berharap tidak akan keluar seumur hidup.

Tapi mau menghindar bagaimana pun tidak mungkin, karena Aurora harus keluar untuk makan siang, dan pembicaraan itu pasti akan dibahas secepatnya, paling cepat ketika makan siang.

Setelah istrinya berkoar-koar tentang putrinya yang melepas masa jomblo. Disinilah mereka sekarang. Di ruang makan.
Sedang menikmati makan siang masing-masing.

Fadli menatap putrinya yang sedang mengunyah makan siangnya, dan melirik istrinya untuk meminta persetujuan. Berdehem sebentar lalui berujar.
"Katanya kamu udah punya pacar, Ra?, namanya siapa?, terus asalnya dari mana?".

Fadli mencoba membuka obrolan dengan melemparkan bebeberapa pertanyaan untuk putrinya itu.

Sangat sesuai dengan prediksi Aurora, orang tuanya ini tidak akan sesabar itu untuk menunggu lebih lama pembahasan apapun, apa lagi pembicaraan seperti ini.

Sudah ku duga, pasti mereka tidak membiarkan hari ini berjalan dengan tenang. Baiklah mari tunjukan bakatmu Aurora, dan selesaikan drama ini secepatnya.
Batinnya menyemangati.

Setelah selesai mengunyah makanan Aurora menatap kedua orang tuanya bergantian, sambil menunjukan wajah polos, Aurora menanggapi pertanyaan papahnya dengan percaya diri.

"Namanya Alex pah, dia tinggal di Jakarta".

Permulaan yang bagus Aurora... Alex adalah Nama yang cukup umum pasti ada beberapa orang yang bernama itu di Jakarta. Batin nya mencari pembenaran, agar tidak terkesan asal bicara.

"Berapa usianya?, papa dengar dia sedang keliling dunia, memangnya kerja di bagian apa sampai keliling dunia?" Fadli meluncurkan pertanyaannya kembali.

Aurora kembali menjawab dengan lugas. "25 tahun, dia lulusan engineering. Pekerjaannya mengurus proyek-proyek di luar negri"

Aurora bersyukur minggu lalu menonton vlog traveling salah satu vloger tampan dari luar negri, lebih bersyukur lagi karena dia menceritakan pendidikannya yang lulusan engineering dan pekerjaannya menangani proyek di luar negri.

Di butuhkan reflek yang cekatan untuk memiliki skill mengarang bebas seperti Aurora.

Pertanyaan-pertanyaan lain pun muncul baik dari mamah atau papahnya. Mereka saling menimpali seperti pembicaraan ringan biasa terlihat jujur dan meyakinkan.

Dengan kemampuan akting Aurora yang sempurna, karangan- karangan indah itu meluncur dengan alaminya.

Untungnya Aurora mampu mengatur ekspresinya dengan baik, penjelasannya juga cukup masuk akal dan akhirnya orang tua Aurora percaya. Mereka menyetujui hubungan Aurora untuk saat ini tapi keputusan finalnya nanti setelah mereka bertemu dengan pacar Aurora dan mengobrol langsung.

Masalah mengenai pernikahan sepertinya sudah mulai teratasi. Aurora bisa bernafas lega dan bisa menjalani hari-hari santainya sampai kelulusan nanti.

Meskipun begitu, dia tidak bisa mempertahankan ini untuk waktu yang lama, alasan sudah punya calon hanya dapat digunakan dalam jangka pendek. Mau tidak mau Aurora juga harus memikirkan apa yang akan dia lakukan ketika sudah lulus kuliah.

Apa yang akan di katakan Aurora kepada orang tuanya nanti, kalau calon suaminya tidak kunjung datang, karena kebenarannya calon suaminya hanyalah tokoh fiktif yang diciptakan oleh reflek dan kepiawaian Aurora dalam berdalih.

I Suddenly Became a WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang