Sedikit Pandan Wangi terkesiap, begitu tiba-tiba saja orang bertopeng tengkorak kayu itu melompat menerjangnya dengan kecepatan sangat luar biasa. Tapi hanya sedikit saja tubuhnya mengegos, terjangan itu berhasil dihindari. Dan cepat-cepat kakinya bergeser ke samping beberapa langkah.
"Hup!"
"Yeaaah...!"
Plak!
Kedua tangan mereka beradu dengan keras. Dan saat itu, Pandan Wangi merasakan tangannya jadi bergetar kesemutan. Cepat-cepat kakinya ditarik ke belakang beberapa langkah, sebelum datang serangan kembali. Tapi tanpa diduga sama sekali, orang bertopeng tengkorak kayu itu sudah melancarkan serangan cepat bagai kilat, membuat Pandan Wangi jadi terperangah sesaat.
"Haiiit..!"
Pandan Wangi cepat-cepat meliuk, menghindari terjangan kedua tangan orang bertopeng tengkorak kayu itu. Dari gerakan-gerakannya, jelas sekali terlihat kalau lawannya hanya ingin melumpuhkan si Kipas Maut ini saja. Tapi, tampaknya Pandan Wangi juga bukanlah orang sembarangan yang begitu mudah bisa ditaklukkan. Gerakan-gerakan yang dilakukan Pandan Wangi juga begitu cepat luar biasa. Sehingga, tidak satu pun serangan orang bertopeng tengkorak kayu itu yang berhasil mengenai tubuh si Kipas Maut ini. Dan tanpa terasa, pertarungan sudah berjalan lima jurus, sehingga membuat keadaan di dalam kamar ini jadi berantakan sekali.
"Hiya! Hiya! Hiyaaa...!"
Orang bertopeng tengkorak kayu itu semakin mempercepat serangan-serangannya. Kedua tangannya bergerak begitu cepat, hingga bagaikan berubah jadi berjumlah banyak. Dan Pandan Wangi tampak mulai kelabakan menghindari serangan-serangan yang datang begitu cepat dan beruntun ini. Tapi gadis itu masih juga berhasil menghindar, walaupun sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk balas menyerang sedikit pun juga. Bahkan untuk mencabut senjata kipas mautnya saja, terasa sulit sekali. Serangan orang bertopeng tengkorak kayu itu memang gencar sekali, tanpa terputus sedikit pun.
"Hih! Yeaaah...!"
Dan begitu memiliki sedikit kesempatan, Pandan Wangi langsung saja menghentakkan tangan kanannya. Langsung diberikannya satu pukulan keras disertai pengerahan tenaga dalam yang sudah mencapai tingkat tinggi.
"Hup!"
Tapi tanpa diduga sama sekali, orang bertopeng tengkorak kayu itu melesat ke atas. Lalu bagaikan kilat, tubuhnya menukik turun ke belakang tubuh si Kipas Maut ini. Kemudian begitu cepat sekali tangan kanannya bergerak, memberi satu totokan tepat di bahu sebelah kiri Pandan Wangi.
Tuk! "Ikh...?!"
Pandan Wangi jadi terpekik kaget. Dan seketika itu juga, terasa ada hawa panas menyelimuti tubuhnya dari bekas totokan di bahu kiri. Tak berapa lama kemudian, seluruh tubuhnya terasa jadi lemas sekali. Dan belum lagi Pandan Wangi bisa menyadari apa yang terjadi, orang bertopeng tengkorak kayu itu sudah bergerak cepat ke depannya. Lalu....
"Hih!" Tuk!
Kembali dilepaskannya satu totokan dengan ujung jari kanannya, tepat di dada Pandan Wangi. Akibatnya, gadis ini langsung jatuh menggeletak di lantai. Tubuhnya jadi lemas tak bertenaga lagi, setelah pusat jalan darahnya tertotok kuat. Sementara orang bertopeng tengkorak kayu itu segera menghampiri. Lalu dipondongnya tubuh si Kipas Maut ini, bagaikan mengangkat sekantung kapuk.
"Maaf. Kau sendirilah yang memilih aku bertindak begitu," ujar orang bertopeng tengkorak kayu ini.
Dan tanpa membuang-buang waktu lagi, orang bertopeng tengkorak kayu itu melesat cepat, keluar dari jendela sambil membawa Pandan Wangi. Begitu cepat lesatannya, sehingga dalam sekejap mata saja sudah lenyap tertelan gelapnya malam yang terselimut kabut tebal. Dan belum lama orang bertopeng tengkorak kayu itu menghilang membawa Pandan Wangi, Rangga baru kembali. Rangga langsung saja masuk melalui jendela yang masih terbuka lebar. Dan mendadak saja, kedua bola matanya jadi terbeliak lebar begitu menjejak lantai kamar penginapan ini.
"Heh?! Ada apa ini...?!" Rangga benar-benar terkejut, melihat keadaan kamar penginapannya berantakan seperti kapal pecah. Pandangannya beredar ke sekeliling, dengan kelopak mata terlihat sedikit menyipit. Namun, mendadak saja hatinya tersentak begitu teringat Pandan Wangi.
"Pandan...!" seru Rangga memanggil, dengan nada suara agak ditahan sedikit. Tak ada sahutan sedikit pun. Rangga bergegas menghampiri pintu, dan membukanya lebar-lebar. Tidak ada seorang pun yang terlihat di lorong kamar-kamar penginapan ini. Kembali ditutupnya pintu kamar itu, dan langsung dikuncinya dari dalam. Kembali pandangannya beredar ke sekeliling ruangan ini.
"Pasti telah terjadi sesuatu di sini. Hm... Tapi, di mana Pandan Wangi...?" gumam Rangga perlahan, bertanya-tanya pada diri sendiri.
Selagi Pendekar Rajawali Sakti diliputi berbagai macam pertanyaan, tiba-tiba saja keningnya jadi berkerut saat melihat sebuah benda yang sudah begitu dikenalnya. Sebuah kipas dari baja putih, tergeletak tidak jauh dari ujung kakinya. Segera diambilnya kipas yang dikenali milik Pandan Wangi.
"Pasti telah terjadi sesuatu di sini. Oh..., Pandan...," desah Rangga berbicara pada diri sendiri.
Digenggamnya erat-erat kipas berwarna keperakan yang menjadi senjata andalan Pandan Wangi. Kemudian, diselipkan ke balik ikat pinggangnya. Sebentar Rangga mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan kamar penginapan, kemudian cepat melesat ke luar melalui jendela. Begitu sempurna ilmu meringankan tubuhnya, sehingga dalam sekejap mata saja sudah lenyap tak terlihat lagi.
Sementara, malam terus merambat semakin larut. Dan suasana di Desa Tegalan semakin sunyi senyap, bagaikan sebuah desa mati. Hanya suara serangga malam saja yang terdengar, serta sesekali suara kentongan peronda. Sedangkan Rangga sudah lenyap entah ke mana, meninggalkan kamar penginapan yang berantakan seperti kapal pecah terhantam badai di lautan.
![](https://img.wattpad.com/cover/216535380-288-k53869.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
96. Pendekar Rajawali Sakti : Penghuni Lembah Neraka
ActionSerial ke 96. Cerita ini diambil dari Serial Silat Pendekar Rajawali Sakti karya Teguh S. Dengan tokoh protagonis Rangga Pati Permadi yang dikenal dengan Pendekar Rajawali Sakti.