👑 D u a 👑

573 31 7
                                    

Kelas gue baru aja selesai olahraga, bertepatan dengan itu jam istirahat juga berbunyi. Gue sama Lavina udah siap ganti baju.

Pas kita berdua udah mau ke kantin. Tiba-tiba aja gue ngerasa ada yang aneh. Maksudnya ada banyak mata yang merhatiin gue.

"Lavi, coba Lo liat gue. Ada yang aneh gak menurut Lo?" Tanya gue yang sedikit merasa dengan tatapan mereka.

"Enggak tuh, napa?" Lavina ikut penasaran.

"Gue bukannya geer, tapi kenapa dari tadi gue diliatin kakel yah?" Gue sedikit heran aja.

Sembari kita mesen makanan dan cari tempat duduk. Lavina langsung jawab "Owh itu. Gue rasa gue tau penyebabnya."

"Dara! Lavi! Sini-sini." Ujar Nathan melambai kan tangan. Disana juga ada Gara dan Tomi.

Pas kita berdua nyamperin mereka. Gue duduk di sebelah Gara, sedangkan Lavina di sebelah Nathan. Tomi sendiri, di sebelah kanan meja.

"Loh? Tumben kalian disini?" Tanya Lavina setelah mengambil posisi yang pas.

"Ye, ini tempat umum kali. Siapapun boleh makan disini." Sahut Tomi yang sedang memainkan hp.

"Ya, iyasih. Maksudnya tumben aja, biasanya kalian di kantin belakang." Gue ngerti maksud Lavina.

Kantin belakang itu udah kayak rumah bagi anak-anak cowok. Apalagi itu tempat tongkrongan nya geng Alaskar.

Sesuai namanya, kantin belakang itu letaknya emang dibelakang sekolah. Di dekat perpustakaan, musholla dan toilet.

Disana bisa ngerokok, joget-joget karena ada speakernya, base camp anak nakal yang cabut, tempat yang paling strategis lah pokoknya bagi cowok. Makanya gak bakalan ada cewek disana, kecuali emang punya nyali.

"Males aja. Nanti kan mau ulangan matematika. Kalo makan di kantin belakang, yang ada kita bertiga gak jadi ulangan." Sahut Nathan sambil memakan nasi goreng nya.

"Kenapa?" Gue juga kepo dong.

"Bel masuk gak bakalan kedengaran." Jawab Gara disebelah gue.

Yah teman kelas gue ini cukup dekat dengan geng Alaskar. Karena mereka satu ekskul dengan anggota Alaskar.

Tidak semua sih, tapi kedekatannya juga karena cocok. Sama-sama bobrok misalnya, atau karena mereka juga sering ikut gabung nongkrong.

Gue, Lavina, Nathan, dan Gara udah kenal lama. Kita berempat dari SD sampai SMA satu sekolahan mulu. Kalau Tomi mah kita kenal nya pas SMP.

"Eh iya, gue sampai lupa." Lavina masih punya hutang penjelasan yah sama gue.

"Apaan dah?" Tanya Lavina.

"Sok amnesia Lo njir." Gara sama Tomi ngelirik, sedangkan Nathan masih fokus sama makanannya.

"Owh yang tadi. Itu tuh gegara Kak Bintang nyebar foto Lo sama Kak Fares yang kemaren." Entengnya sambil menyuapkan mie goreng yang baru aja dihidangkan.

"Weh anjir! Kehujanan nih gue!" Gara terkena cipratan air minum Nathan.

"Napa Lo Nat? Keselek air?" Tomi langsung memukul-mukul pelan bahu Nathan.

Sedangkan gue sama Lavina malah ketawa liat ekspresi Gara. Gara nih tipe-tipe cowok yang cuek, dingin gitu. Ya ada sih kampretnya dikit.

"Nah, itu tuh yang mau gue tanya sama Dara. Soal foto itu." Owh ternyata Nathan gak sengaja cipratin air minum ke Gara cuma gara-gara kaget karena foto. Hm.

"Ih kalian apaan sih? Foto apaan? Jan ngadi-ngadi Lo pada ya!" Gue nunjuk-nunjuk mereka penuh emosi.

"Ye kampret, hujan lagi kan." Gara ngelap lagi mukanya, karena air liur gue udah terbang ke wajahnya.

E c l i p s e [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang