Falling

7 0 0
                                    


23 Maret

 haiii fellas how are u

stay at home aja ya, jangan keluyuran.

have a nice dream

''

Malam bersejarah untuk semua rakyat Cessabit, hari ini adalah pengumuman wajah sang putra mahkota. Peraturan disini memang sangat berbeda dengan negara lain, alasannya agar sang putra mahkota memiliki kesempatan seperti anak – anak lain, dan juga aman dari segala mara bahaya.

Bisa saja kan seseorang berbuat jahat kepada Putra mahkota, walau sudah ada penjaga sekalipun para penjahat dan pemeras keuntungan punya akal cerdik. Dan Putra mahkota akan diumumkan ketika umurnya 17 tahun.

Sekarang adalah waktu yang paling tepat untuk itu. Aku melihat bayangan diriku dikaca besar. Semua orang – orang penting di Istana akan datang untuk pesta penyambutan Putra mahkota.

Ayah tiriku adalah seorang pejabat negara, ia menjadi pejabat karena Bibiku adalah permaisuri. Bahkan kami pun tak tahu bagaimana bentukan Putra mahkota. Kami semua mengerti hal itu sih.

Jangan tanya kemana ayah kandungku. Ibu tidak mau memberitahunya aku juga tidak niat bertanya sih. Oh iya permaisuri juga bilang bahwa kami harus berpenampilan menarik dan terbaik sebab, tak lama dari pengumuman akan ada perjodohan putra mahkota.

Dan tentu saja perempuan yang akan menemaninya ialah yang sudah dipilih secara vote oleh anggota kerajaan dan juga Frans –Putra mahkota. Aku memakai gaun berwarna pink pucat dengan baju yang berbentuk shoulder off dan dikedua bahunya ada pita kecil, lalu di disekitar perut ada bentuk bunga warna warni.

Rambutku dibuat bergelombang, dengan dibantu merias oleh para mua. Dari tadi yang kudengar mereka mengatakan bahwa wajahku adalah yang terbaik, mereka adalah para mua terbaik di dunia ini.

Rrr.. lagi pula hanya untuk beberapa jam saja, tapi ibuku sudah ribut. "Nah sudah selesai." Ujar salah satu mua itu.

Aku mengerjapkan mata bingung "Itu... aku?"

Salah satu dari mereka mengangguk "Anda tak menyukainya?"

Aku segera menggeleng dan menatap mereka " Ini menajubkan, kurasa aku akan meminta ibuku untuk memilih kalian lagi," gurauku. Mereka tertawa serempak.

Pintu terbuka dan Ibuku masuk dengan anggunnya, para mua itu menunduk hormat. Aku memutarkan mata ck ini baru pejabat bukan permaisuri yang harus benar – benar kau hormati.

"Aku hampir tak percaya kau putriku."

Aku tersenyum saja, ibuku memegang bahuku yang terbuka sambil mengode menyuruh mereka keluar ia berbisik "Kau harus berhasil menggaet salah satu petinggi negara, beruntung kalau mendapatkan Frans."

Aku menghela nafas, baiklah ini yang tak kusukai jika kau menjadi keluarga pejabat istana mereka akan berlomba – lomba menjodohkan anak paling kesayangannya untuk kepentingan keluarga. Semakin naik pangkat suatu keluarga, maka akan semakin dihormati oleh semua rakyat Cessabit.

Aku hanya mengangguk sekedar mengiyakan, hanya untuk suatu pangkat sosial Ibu menjadi seperti ini. Ibu mengajakku untuk turun karena kami akan segera berangkat ke istana. Akhirnya aku bisa melihat taman lagi setelah dikurung 2 hari untuk perawatan spesial.

Kulihat Ayah tiriku menggendong adik kecilku yang baru saja lahir 7 bulan yang lalu, Hanz fransisco ludwig. Suara sepatuku dan ibu menggema ayah menoleh dan tersenyum manis kepada kami berdua.

Ya meski aku anak tirinya, tapi ia menyayangiku seperti anak kandungnya – Cecillia . eh sebenarnya Ayah tiriku adalah seorang duda yang sudah 8 tahun menceraikan istri pertamanya karena terbukti melakukan perselingkuhan.

Playlist : Short story collectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang