Through the Dark

10 0 0
                                    

Matanya menatap jendela dengan tatapan kosong, seperti tak ada tanda – tanda kehidupan pada matanya. Tubuh ringkihnya menutup diri dari dunia. Ia hanya berani melihat 'dunia' melalui kotak kecil di ruangannya.

Menatap mereka semua dengan tatapan seolah – olah dia tersisihkan dari dunia. Tangannya memeluk kakinya. Semua orang sudah berusaha untuk mengembalikan dirinya, tapi lagi – lagi kegelapan memeluk dirinya dengan erat.

Akhirnya semua orang menyerah, membiarkan dirinya tenggelam bersama kegelapan. Tapi, suatu hari seseorang yang ia tunggu datang. Berusaha membuat dirinya kembali. Ia tahu orang itu tak akan menyerah.

Seperti saat ini, ia berusaha membuat si cewek itu bicara sambil menyuapinya makan. Dia memperhatikan penampilan sicowok dengan sekilas, rambutnya klimis, serta kemeja maroon yang dipakai nya pasti membuat wanita diluar sana menjerit. Dia bisa saja meninggalkan perempuan itu, tapi dia memilih tidak.

"Kamu inget gak? Pas si Adi jatuh ke selokan gara – gara dikejar satpam? Hahahah itu hari yang gak bakal aku lupain seumur hidup." Celotehnya diselingin dengan kekehan. 

Mungkin saja kalau keadaan nya normal ia akan tertawa terbahak – bahak. Tapi si laki – laki ini tak menyerah, terus saja melemparkan lelucon. Membayangkan si perempuan akan tertawa terbahak – bahak. Pasti matanya akan menyipit dan bibirnya yang merah merona akan terbuka lebar menunjukkan gigi kelincinya.

Ia menghela nafas lelah, tapi tak memutuskan untuk berhenti reaksi datar yang ditunjukkan cewek itu sedikit membuatnya tersadar bahwa luka yang didapat memang sedalam itu. Dia memegang sejumput rambut perempuannya lalu, mulai mengikatnya menggunakan karet jepang yang dia ambil dikamar cewek itu.

"Maafin aku yang gak ada disamping kamu, bahkan saat kamu kehilangan 'dia' "

Mata hazelnya berkaca – kaca, cowok itu tahu siperempuan masih mendengarnya. Dia memajukan kepalanya untuk mencium dahi si cewek,"I know, kamu kuat lebih dari apapun Cin."

Air mata yang menggenang akhirnya jatuh dengan mulus dipipi Cindy ia memeluk Cindy dengan erat, sambil berusaha mengembalikan memori yang tersisa dari sang perempuan.

Seorang perawat masuk dan mengabarkan bahwa jam besuknya akan segera berakhir, Farhan meminta ijin untuk memberi waktunya lebih lama setidaknya sampai Cindy tertidur diiyakan oleh perawat.

Ia merasakan balasan untuk pelukannya. Terpaku, tubuhnya menegang. Jantungnya berdetak lebih kencang, seketika harapan yang layu tiba – tiba mulai tumbuh subur. Air matanya turun ia memeluk Cindy lebih erat.

"Thanks Cin sudah mau kembali." Isaknya.

Hari itu Cindy kembali kepada Farhan. Kepada yang telah menunggunya, ia yakin dengan satu hal : bersama Farhan ia pasti bisa kembali. Kembali menatap dunia dengan cara yang sama seperti sebelumnya.

Cindy mengeratkan pelukannya, kegelapan itu menyerah ketika Farhan datang. Ia makin memejamkan matanya. Ia yakin bersama Farhan mereka bisa melewati kegelapan ini.

___

wkwk ngepost ini sambil konser onlen wandi

13 04 2020 20:49


Playlist : Short story collectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang