Prolog

140 19 23
                                    

Hari ini, tepatnya hari Senin tampak cuaca cukup cerah. Eh, bukan cerah sih namanya tapi panas banget buat mereka yang mengikuti MOS di sekolah ini.

Walaupun tidak seperti jam dua belas siang, mereka sudah mengeluh kepanasan. Mereka hanya diam, menyimpan keluhan. Mereka tak ingin ditegur oleh kakak kelas mereka.

"....Terima kasih kalian sudah mengikuti dan menaati peraturan yang kami berikan. Dan maaf, jika kami melakukan kesalahan yang disengaja ataupun tidak disengaja. Kami mau mengucapkan, selamat datang di sekolah SMA Lima Sila. Semoga, kalian betah bersekolah di sini," ucap ketua OSIS sebagai penutup MOS.

Mereka semua berhamburan meninggal lapangan yang panas, dan mencari tempat yang lebih teduh. Sebagian juga ada yang langsung pergi ke kantin hanya untuk menghilangkan dahaga di tenggorokan.

Celsy sedang duduk di bawah pohon yang begitu rindang. Ia sangat lelah. Sambil mengibas-ngibaskan tangannya, ia duduk berselonjoran dengan tubuh bersandar di batang pohon besar. Ia tidak memikirkan ada penunggunya atau tidak yang terpenting ia sangat lelah.

Sedangkan sahabatnya yang bernama Bella entah pergi meninggalkannya. Tapi ia tak ambil pusing, nanti juga datang sendiri.

Saat lagi enak duduk di bawah pohon tersebut, tiba-tiba seorang duduk di sebelahnya. Ia kira pasti Bella tapi ternyata tidak.

Seseorang itu duduk dan langsung bersender di pohon itu sambil ber-selonjoran kakinya. Dan dia memakai celana, bukan rok dan masih memakai topi dengan keringat yang menetes di dahinya. "Jadi dia bukan Bella, terus siapa dong?" batin Celsy.

Celsy masih menatap seseorang yang di sampingnya. Dia langsung membuka topinya dan membuat Celsy mendapat kesempatan untuk melihat wajahnya.

Dia memiliki alis yang sangat tebal, matanya tidak terlalu sipit, hidungnya pun sangat mancung, dan tak lupa ada lesung-nya di pipinya. Dari karakteristiknya, Celsy sepertinya mengenal cowok ini, tapi ia lupa siapa?

"Kayaknya gue kenal nih cowok, tapi siapa?" ucap Celsy di dalam hati.

Dia mengelap dahinya yang dipenuhi keringat dengan tangannya dan mengipas dengan topi untuk menyejukkan.

Cowok itu langsung menatap Celsy yang lagi menatapnya. "Sorry gue gangguin lo ya?"

Jawab Celsy dengan gelengan kepala sambil senyum ramah.

"Oh iya supaya kita akrab, kita kenalan dulu. Nama lo siapa?"

"Bukannya nama lo duluan?"

"Gue lebih ingin tau siapa nama lo."

Akhirnya mereka berjabat tangan sambil memperkenalkan diri mereka sendiri.

"Nama gue Celsy, Celsyana Fanny Maharani."

"Gue Fram, Fram Stefano Alexander."





































"Kayaknya gue udah suka sama lo."

"Hah?!"

F R A MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang