"selagi ada,dijaga. karena jika telah hilang,berharganya ia,akan terasa sangat nyata"
Nayara langsung duduk dikursi nya. Untung saja kelas saat ini kosong,kalau tidak ia akan disangka tidak waras karena senyum senyum sendiri.
"Lo disini senyam senyum kek orang gila,sedangkan gw engap gara-gara lari sambil teriak teriak manggil lo!" ketus Caca,Nayara yang mendengar suara Caca refleks diam tidak berani berkutik.
"Lo kenapa? Bahagia bener keknya ketemu fakboi kek si Rafa? Jangan mau sama dia! Semua cewek di modusin! Jangan mau!" cerocos Caca sembari duduk di sebelah Nayara.
"Santai dong Ca" ucap Nayara memperingati Caca yang hampir ngos-ngosan.
"Udah santuy ini tuh Ra" ucap Caca acuh. Beberapa menit kemudian ada seorang cewek masuk lalu menggebrak meja mereka berdua.
Kedua nya refleks kaget dan langsung mendongkak kan kepala mereka.
"Santuy dong anjir" ucap Caca mulai ga santai.
"Gw gak ada urusan sama lo! Gw punya urusan sama lo,iya lo murid baru!" teriak Clara sembari menunjuk Nayara. Nayara hanya diam. Iya dia paham maksud kedatangan Clara kesini.
"Nay,bales! Lo kok diem aja?!" kesal Caca yang sedaritadi memperhatikan Nayara yang diam terus.
"Emangnya aku ada salah apa ke kamu? Toh aku juga belum kenal kamu" ucap Nayara memancing emosi Clara,sengaja. Sedangkan Caca dia tersenyum puas karena ucapan temannya itu.
"Aku-kamu? Ya ampun culun bener si lo! Lo nanya salah lo ke gw? Salah lo udah bikin Rafa tertarik sama lo! Lo gak kenal gw? Kenalin gw Clara Hanandi,gw anak-" ucapan Clara terpotong.
"Anak kepala sekolah? Udah tau,gausah kasih tau aku,nyape nyapein mulut kamu aja" sela Nayara. Caca yang sedaritadi menunggu Nayara membalas ucapan Clara pun tertawa terbahak bahak.
"Hahahahhaha,lo mau sombong Clara? Ga bisa,mampus hahahah" Caca terus tertawa kencang,Nayara hanya terkekeh geli,dan Clara menatap tak suka sembari mengepal tangannya kuat kuat.
"Dan ini kan sekolah menengah ke atas,lo kenapa masuk kesini? Gaya lo cupu banget,pasti lo orang pas-" lagi,ucapan Clara terpotong,kali ini oleh suara tawa Caca yang makin meledak.
"ANJIR,ANJIR HAHAHA NGAKAK! Katanya lambe turah nya sekolah,tapi gatau siapa Nayara,ngakak anjir bwahahhah" tawa Caca makin meledak.
"Nayara tuh anak nya pak Rahmawan sama ibu Ghina,lo gakenal mereka. Sini gw kasih tau. Pak Rahmawan tuh penyumbang dana sekolah ini dari dulu,dan bu Ghina itu pengusaha berlian,yang punya cabang dimana mana. Ngerti? Duh ngakak banget gw sama lambe turah yang gatau cerita segede ini wkwk. Makanya maen sosmed bukan buat cuma pamer,tapi baca berita bego wkwk" jelas Caca panjang lebar sembari memegang perutnya yang keram.
Clara hanya diam sedaritadi,padahal ia sangat terkejut dengan cerita Caca. Sangat kagum? Jelas,ia pun tak sekaya Nayara.
"Lo diem? Kenapa? Udah skak? Udah sana pergi lo,ganggu mulu!" usir Caca pada Clara. Clara langsung keluar dari kelas,Caca masih tertawa walaupun tak terbahak bahak seperti tadi,sedangkan Nayara tertawa kecil.
"Kamu kenapa jujur jujur banget si ngomongnya? Aku jadi gaenak juga sama Clara" ucap Nayara sembari cemberut.
"Raaaa,Raaa,plis deh,orang yang sombong gitu mah harus di skak-in,tuman! Wkwk" kekeh Caca.
Caca dan Nayara masih terus mengobrol ringan,hingga suara dehaman seseorang membuat mereka mendongkakkan kepala.
"Lo ngapain kesini lagi si? Ribettt. Sono pergiii!" usir Caca sembari memukul pelan tangan orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALU
Romancedi mimpiku kamu nyata,di anganku kamu ada,namun di takdirku kamu hanyalah bayangan semu yang tak pernah aku temukan. -Rafa Pratama. inilah kisah tentang aku dan kamu yang tak kunjung mendapatkan akhir menjadi kita. -Nayara Meysha. Rafa dan Nayara ad...