Getting Late

805 32 21
                                    

Author : chocooxox

Genre : Dark romance, incest

Cast :
✍ Cho Seungyoun (X1)
✍ Honda Hitomi (Izone)

Cast : ✍ Cho Seungyoun (X1)✍ Honda Hitomi (Izone)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hitomi, tolong panggilkan abangmu. Ini udah jam tujuh, tapi dia tetep gak bangun-bangun. Memang dia nggak takut macet apa di jalan? Bukannya di jam sembilan nanti dia ada rapat?"

Ocehan mamaku entah kenapa selalu sukses membuatku merinding. Tidak, siapapun yang menjadi aku, pastinya, akan menganggap biasa jika ada adik, yang membangunkan kakaknya. Dari segi manapun, memang tidak ada hal aneh. Tapi jika itu kakakku, tentunya, akan terjadi sesuatu yang aneh.

Tidak, aku tidak mau mengatakannya karena bisa-bisa, sarapan yang sudah susah payah aku makan, malah tanpa bisa aku cegah menjadi sia-sia, karena aku dengan mudah memuntahkannya efek mual, mengingat kemarin lusa.

Sudah ada lima menit mama meminta aku ke kamar kakak, tapi aku tetap di kursi makanku. Duduk diam seakan- akan aku tidak mendengar apa yang diucapkannya barusan. Aku berharap mama benar-benar tidak memaksaku seperti kemarin lusa. Aku tidak mau.

Beriringan dengan mama yang sudah kembali dari dapur ke ruang makan, terdengar juga suara langkahan kaki dari arah tangga dan suara geliat efek orang merentangkan badannya, khas orang baru bangun tidur. Tanpa perlu aku lihat, aku sudah tahu kalau itu, ya sudah pasti kakakku. Lagi, jantungku, jadi semakin berdetak tidak biasanya.

Dan sialannya, kakakku ini duduk di sebelahku. Ia menggeserkan kursinya menjadi sangat dekat denganku yang bahkan, tidak ada jarak sama sekali. Jujur, aku sama sekali tidak tahu, apa tujuannya begini. Ini masih pagi!

Ketika kakakku menaruh tangannya di sebelah pahaku, aku sukses untuk menahan nafas. Ya Tuhan, bahkan ini di ruang makan dan mama duduk di hadapan kami berdua. Terkutuk pada kakakku jika tanpa bisa diduga mama menunduk untuk mengambil sendok yang jatuh atau garpu dan melihat, di atas pahaku, ada tangan kakak tengah meraba-raba di luar rok seragamku.

"Bang, kenapa bangunnya kesiangan? Kamu ada rapat juga kan, katanya?"

Kakakku, Cho Seungyoun, sama sekali tidak menjawab dan malah fokus diri untuk sarapan. Sudah biasa juga buat melihat pemandangan seperti ini. Tak aneh karena, aku juga mungkin akan melakukan sesuatu yang sama seperti Kak Seungyoun jika aku di posisinya.

Mamaku mendesah pelan. "Makannya yang banyak ya, bang? Jangan sampai kamu anemia kayak minggu kemarin lagi, mama bener-bener khawatir."

Lagi, Kak Seungyoun hanya diam dan khidmat makan. Ia makannya dengan tangan kanan sementara tangan kiri, masih meraba-raba pahaku yang dia lalukan dengan entengnya tanpa bisa memikirkan aku yang di sini sangat- sangat membutuhkan waktu, sekedar bisa bernafas di situasi seperti ini.

Ketika Kak Seungyoun meremas paha dengan keras, mati-matian aku gigit bibirku agar tak ada suara aneh yang keluar dari bibirku. Cho Seungyoun si bedebah mesum, kakakku dan entah kenapa meskipun mau memunafikan diri berjuta-juta kali pun karena pada akhirnya aku sadar, aku pun memiliki rasa cinta padanya dan aku sungguh menikmati semua hal tentangnya.

Kakakku satu ayah, namun berbeda ibu. Kak Seungyoun membenci mama karena dianggap, sebagai sosok yang merusaki kebahagiaan keluarganya dulu. Tapi anehnya, nyaman dengan aku yang notabene-nya anak mamaku dengan papa Kak Seungyoun. Rumit.

***

Sebenarnya, aku tahu kalau ini semua salah. Perasaan pada Kak Seungyoun, kebersamaan yang kita lewati, banyak kebohongan yang terjalin, tidak benar semua. Bodohnya, atau sebut saja aku tolol, meski aku tahu ini salah, tetapi, kami tetap bertahan. Aku bahkan tak ada secuil niat untuk merubah ini.

Banyak teman-temanku, yang kerap kali bertanya perihal apakah selama ini aku punya pacar atau tidak. Sudah kerap kali ditanya begitu, tetapi sudah berkali-kali juga aku mengabaikan. Di sini, kalau aku bilang kalau selama ini aku menganggap kakakku sendiri itu adalah pacarku, apa kata mereka?

Karena Kak Seungyoun yang bangun terlambat, terpaksa aku berangkatnya sendiri ke sekolah. Tidak apa, ini juga bukan yang kali pertama buatku. Jika kami banyak bermain, biasanya baik aku atau Kak Seungyoun, akan sama- sama kelelelahan. Tapi bedanya, aku berada di bawah pengendalian yang cukup bagus perihal bangun pagi dan Kak Seungyoun tidak.

Meski tidak mau berhenti, aku yakin, Tuhan sudah mengutukku juga. Jujur, ada kalanya aku merasa jijik dan juga malu, atas apa yang sudah kami lalui. Bahkan di tengah-tengah kami tengah bermain sekalipun--namun kakakku, bisa dengan mudahnya membuat aku kembali nyaman serta menikmati apa yang menjadi permainan kami.

"Hitomi, kakak kamu itu udah punya pacar belum, sih?" tanya Nako, salah satu teman satu kelasku. Kami berdua sama-sama sedang berjalan masuk ke dalam kelas, tidak sengaja berpapasan di depan koridor kelas 12 barusan.

Pertanyaan ini, juga sudah menjadi makanan sehari-hari buatku. Gimana ya, Nako? Kakakku memang tidak ada siapapun gadis selain aku, adiknya.

Jelas, kalau aku tidak mau berbagi.

Maka aku hanya bergumam seadanya, mengatakan, "tidak." Sebenarnya dari sejak semua teman sekelasku melihat aku yang diantar Kak Seungyoun ke sekolah, aku tahu kalau semua teman perempuanku menaruh hati padanya. Apalagi Nako, dia ada di taraf akut. Di titik, mungkin saja ia tergila-gila pada kakakku. Tapi, aku minta maaf Nako.

Nako bergelayut manja, di lenganku. Ia berdeham sebelum bicara dengan suara nyaringnya. "Hitomi, kamu gak mau apa, bantuin aku buat bisa deket sama kakak kamu? Setiap aku tanya- tanya tentang kakak kamu, kamu gak pernah mau jawab. Kamu adiknya, ya, bantu aku buat deket sama dia dong."

"Aku gak mau maksa keinginan kakak aku sendiri, Nako. Kakak Seungyoun, pastinya punya tipenya sendiri. Maka dari itu, aku nggak mau nyomblangin dia. Satu hal yang pasti, tipenya kakak aku tuh yang deket sama dia. Kakaku juga bilang, kalau dia, lagi suka sama orang, dia bakalan dekatin orang itu, dengan sendirinya kok. Jadi, akunya sendiri gak bisa maksa begini dengan aku nyomblangin kamu sama dia."

Bohong, itu semua bohong. Bahkan di detik ini saja aku sendiri tak tahu apa dan bagaimana gadis tipe idamannya kakakku. Masih betah dalam keadaan yang awalnya bahagia namun, tetap pada akhirnya menyakitkan tidak apa bukan? Karena aku masih nyaman.

Terlebih, sepertinya akan terlambat.

Terlambat jika aku memutuskan buat berhenti dari semua kenyamanan ini, kenayamanan yang sukses membuat kami sama-sama gelap mata.

Terlambat jika aku memutuskan buat berhenti dari semua kenyamanan ini, kenayamanan yang sukses membuat kami sama-sama gelap mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dark Romance [X1 ft. IZONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang