Gadis berambut lurus baru saja terbangun dari tidurnya, melihat jam dikamarnya dan menyadari bahwa ia harus segera sholat subuh, jam 5 pagi.
Namanya Annora Keenar Almeta, biasa disebut Ann, gadis berbadan mungil dan berperilaku agak seperti anak-anak. Banyak menggerutu dan cengeng. Namun bisa langsung sangat dewasa saat sahabatnya meminta bantuan.
Ann tidak terlalu banyak percaya pada orang lain. Sejauh ini teman terdekatnya hanya Gatan dan Andira. Bagi Ann memiliki teman yang tidak bisa mengerti kehidupannya adalah kesalahan besar yang harus ia hindari. Ann hanya tidak mau lebih banyak lagi membuat orang lain masuk ke kehidupannya.
Hari ini hari pertamanya masuk sekolah sebagai siswi SMA, Ann sangat bersemangat dan penasaran akan masa masa SMA yang orang bilang adalah masa paling indah. Namun satu telpon dari mamanya tadi malam sukses membuatnya tidak mood pagi ini.
Ann selesai sholat subuh, lalu dengan piyama yang masih melekat di tubuhnya ia keluar dari kamar, ingin memasak sarapan untuk dirinya sendiri. Dia tinggal dirumah ini sendirian, namun tetap ada satpam untuk menjaganya dan pembantu yang 3 kali dalam seminggu datang untuk membersihkan rumahnya. Sisanya bisa Ann urus sendirian.
"Lah? Kamu ngapain disitu Tan?" Tanya Ann yang baru saja keluar dari kamarnya.
"Hari ini pertama sekolah, kan lu yang bilang kita ke sekolah bareng." Jawab Gatan sambil memakan cilor kesukaannya.
"Kan sama Dira juga.. mana coba Diranya?"
"Itu di dapur."
Ann memutar bola matanya malas, mentang-mentang Ann tinggal sendiri, sahabat nya dengan enteng kesana kemari seenaknya.
Ann duduk disamping Gatan, menyalakan televisi, lagipula ini masih terlalu pagi untuk berangkat sekolah.
"Emang ada yang jualan cilor pagi-pagi?" Tanya Ann heran.
"Ngga. Gue bikin sendiri." Jawab Gatan dengan wajah bangga.
"Dih, bikin cilor aja bangga." Cibir Ann seraya berdiri dari duduknya.
Ann melangkah menuju dapurnya, dan menarik napas berat ketika melihat Dira yang sudah mengeluarkan banyak bahan masakan dari kulkasnya.
"Dir, ini masih rumahku ya." Ucap Ann.
"Kan lu yang bilang, 'Anggap aja rumah sendiri' yaudah gua masak disini aja. Kalau dirumah suka dimarahin mama." Jawab Dira enteng, sambil mengaduk adonan pancake.
Ann mendekat, membantu Dira.
"Ya pantes aja mama kamu marah. Dapur jadi kayak kapal pecah." Gerutu Ann sambil mengambil alih pekerjaan Dira.
Dira hanya mengangkat bahu lalu menyalakan kompor.
"Sini gua aja, lu mending duduk manis sama Gatan di ruang tengah." Ucap Dira mengambil mangkuk berisi adonan pancake ditangan Ann.
"Males ah, deket deket sama Gatan jadi bau cilor."
"Bocil dasar! Udah ah sana, ntar gua bawa ke ruang tengah kalau pancake nya udah jadi."
"Iyaiyaaa." Jawab Ann malas, lantas berjalan dengan gontai ke ruang tengah.
Gatan masih memakan cilornya. Ann duduk lagi disamping Gatan lalu mengganti chanel TV dihadapannya.
"Mau nonton apa sih dek?" Tanya Gatan.
"Ish! Emang aku adekmu?" Jawab Ann masih fokus mengganti chanel TV.
"Lagian.. lo tuh udah mau masuk SMA Annoraaaa, masa masih kayak bocah aja."
Annora berhenti saat menemukan tayangan Harry Potter And The Sorcerer Stone. Lalu menolehkan kepala kearah Gatan.
"Kayak bocah apanya sih? Males deh ngomong sama Gatan!" Gerutu Ann.
"Kan.. ngambek." Ucap Dira yang baru datang dengan 1 piring ditangannya.
"Loh tadi katanya mau bawain pancake buat aku?" Tanya Ann heran.
Dira menaruh piring itu dimeja depan TV.
"Itu kan ada 3 pancake di piringnya. Biar cuci piringnya gak usah banyak-banyak. Jadi sepiring bertiga aja." Kata Dira lalu duduk disamping Ann.
Ann memakan pancake buatan Dira dengan lahap. Ada untungnya juga punya sahabat yang suka masak seperti Dira, kan Ann jadi tidak perlu masak sendiri untuk sarapannya pagi ini.
"Udah ah kenyang. Ann mandi dulu ya gaiiss. Byeeee!" Seru Ann seraya berdiri dan melambaikan tangannya.
"November ini dia 16 tahun loh. Dia juga hari ini jadi anak SMA." Ucap Dira pada Gatan.
"Tapi kelakuan kayak bocah SD kelas 3." Lanjut Gatan.
"Cariin pacar buat dia yuk Tan? Di SMA." Ajak Dira dengan semangat.
"Biarin aja dia cari sendiri. Hubungan 3 tahun sama orang yang nyuekin dia pasti bikin dia trauma buat punya hubungan lagi." Jelas Gatan dengan wajah agak murung.
"Iyasih... gua harap dia cepet nemu orang yang bisa terus nemenin dia. Nerima dia, walaupun manja naudzubillah." Ucap Dira.
"Aku denger yaaa!!!" Teriak Ann dari kamarnya.
"Mampus." Ucap Gatan pada Dira. Dira yang tidak pernah takut akan gerutuan Ann hanya memutar bila matanya malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon An Us
Teen FictionAaron dan segala bagiannya adalah alasan mengapa Ann bertahan. Aan butuh Aaron dihidupnya. Tapi Ann tidak tahu apakah Aaron membutuhkannya?