Chapter 9

15 1 0
                                    


Matahari sebentar lagi akan tenggelam. Tapi, Ann tidak keluar kamar sama sekali sejak ia memasuki kamarnya. Aaron yang tadinya menonton TV sambil menunggu Ann keluar, sekarang sudah tertidur di sofa.

Ann tidak peduli sedang apa Aaron diluar kamarnya. Ia terlalu asyik menonton drama korea sampai lupa kalau hari yang berat ini sudah hampir selesai. Terdengar deru motor yang sudah sangat Ann kenali, lalu diiringi teriakan Gatan yang terus menerus memanggil namanya. Tanpa perlu Ann keluar pun mereka akan masuk sendiri, tidak perlu repot-repot teriak. Dira dan Gatan pasti khawatir sampai harus mengunjungi rumahnya setelah sekolah selesai. Lantas, Ann keluar kamar untuk bertemu sahabatnya.

"AAAANNNNNN!!!" teriak Gatan saat ia baru saja membuka pintu rumah Ann.

"brisik!" Dira memukul tangan Gatan.

"Bodo! Eh?! Lah kok ada playboy cap kaki lima?" tanya Gatan saat melihat Aaron yang sedang tertidur disofa.

"Lah? Ngga pulang dia?" tanya Ann yang baru keluar dari kamarnya.

Dira menatap Ann dengan tatapan mengintimidasi, "Bolos bareng lo Ann?" , yang ditanya hanya mengendikkan bahunya acuh, lalu pergi kedapur untuk mengambil camilan. Dira mendekati sofa, lalu mengambil bantal dan memukul Aaron dengan keras.

"Bangun gak lo!" Dira sambil terus menghujam Aaron dengan pukulan bantalnya.

"Aduh! Aduh! Dir! Dira!" seru Aaron yang langsung bangun dari tidurnya.

"Ngapain lo disini?" tanya Dira geram. Sementara Gatan duduk disofa lalu mengganti channel TV.

"Gatan! Ngapain siiih?! Bukannya bantuin gue, santai santai aja lo!" Dira sambil menarik tangan Gatan untuk kembali berdiri.

Gatan menarik tangannya dari Dira, duduk kembali, "Ribet lu ah!" balas Gatan. Ann yang sudah kembali lalu memberikan cemilan kepada Gatan. Dan duduk menonton TV sambil memakan cemilan yang ia bawa.

"Heh! Aaron, ngapain lo disini? Pulang!" perintah Dira. Aaron menghela napas berat, lalu berdiri.

"Udah biarin, dia daritadi juga disini." Ucap Ann santai. Aaron memasang wajah sombong karena merasa dibela, lalu duduk lagi.

"Lagian gue ngga ngapa-ngapain." Bela Aaron untuk dirinya sendiri. Dira bergeming lalu duduk disebelah Ann.

"Tadi kenapa? Bolos lo?" tanya Dira kepada Ann.

Ann mengangguk, "Biasa.." jawabnya. Dira kemudian diam saja sambil menganggukkan kepala mengerti.

"Terus gimana Ann?" tanya Gatan.

"Ya ngga gimana-gimana. Kayak biasa aja, dateng, ngomong, pulang." Jawab Ann.

"Sebenernya ada apa sih?" tanya Aaron yang mulai ikut di pembicaraan tentang Ann.

Gatan dan Dira menatap sinis kearah Aaron, sebagai tanda kalau Aaron tidak harus ikut-ikut tahu tentang masalah Ann.

"Kamu bakal tau sendiri Ron kalau kamu tetap dekat sama aku." Jawab Ann. Gatan dan Dira terbelalak kaget mendengar pernyataan Ann barusan. Selama ini, Ann menjadi sosok yang sangat tertutup tentang masalahnya, tapi sekarang seolah membuka lebar-lebar pintu masuk kepada Aaron untuk mengetahui sesuatu tentang dirinya. Aneh.

"Udah ah, males ngomongin ginian. Jalan jalan yuk?" ajak Ann dengan semangat, lalu berdiri dan menarik tangan Gatan sebagai ajakan untuk ikut semangat juga. Entah kenapa melihat senyuman lebar di wajah Ann saat itu malah membuat Aaron khawatir. Aaron rasa Ann tidak benar-benar merasa senang.

"Yakin?" tanya Dira. Ann mengangguk.

"Ann, kalau ngga senang ngga harus dipaksa keliatan senang." Aaron seraya berdiri dihadapan Ann.

"Maksud kamu?" tanya Ann.

"Ngga setiap waktu juga kamu harus baik-baik aja. Kadang sedih juga perlu, tapi secukupnya." jawab Aaron, lebih serius dengan menatap tepat kemanik mata Ann.

Raut wajah Ann berubah, tampak sedikit terusik. Ann tidak suka jika ia mudah dibaca orang lain, "Apa hak kamu bilang gitu ke aku?"

"Kamu bilang aku bakal tau kalau aku tetap dekat kamu."

"Kalimat itu ngga ngasih kamu hak untuk seenaknya atur perasaanku."

"Apa salahnya ngasih kamu ruang untuk lebih tenang Ann? Kamu ngga perlu pura-pura bahagia didepan orang yang kamu percaya." tegas Aaron. Gatan dan Dira tersentak dengan perkataan Aaron barusan, sedikit terwakili. Perlahan tapi pasti Dira menyadari ada hal lebih dalam yang Aaron rasakan kepada Ann, rasanya berbeda seperti Aaron yang sebelumnya.

"Terus kamu pikir aku percaya kamu?" balas Ann.

"Ann.." ucap Dira mencoba melerai.

"Kamu pikir dengan aku bilang gitu aku percaya kamu Aaron?" tegas Ann dengan beberapa tekanan pada kata-katanya.

"Aku cuma coba untuk lebih peduli ke kamu." jawab Aaron

"Aku ngga butuh rasa peduli dari kamu." Ann dengan sinis.

"Annora!" teriak Gatan. "Ngga gitu caranya luapin kekesalan, Gue siapin mobil lu, lu ganti baju dulu sana., kita pergi sekarang, ngga ada penolakan." Lanjutnya. Ann mengangguk pasrah, lalu bergegas kekamarnya untuk berganti baju.

Dira dan Aaron merapikan cemilan yang tadi Gatan dan Ann makan. Lalu keluar dari rumah Ann.

Ann sudah rapi dengan baju yang ia rasa nyaman. Ia langsung keluar dan mengunci pintu rumahnya.

"Pak, Ann pergi dulu ya." Ucap Ann pada satpam rumahnya. Kebetulan karena hari sudah sore, Pak Maman pasti sudah datang untuk menjaga rumah sampai esok pagi.

"Jangan malem-malem neng pulangnya." Balas Pak Maman.

"Nggak janji pak." Jawab Ann,  lalu masuk kemobil. Dikursi depan ada Aaron dan Gatan, Gatan yang menyetir. Dibelakang ada Ann juga Dira.

"Kita kemana?" tanya Gatan.

"terserah." Jawab Ann.

"pokoknya selesai dari sana. lo berdua harus akur." ucap Dira menunjuk Ann dan Aaron.

"Hm" jawab mereka bersamaan.

Once Upon An UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang