1

50 16 0
                                    


Awass,typo bertebaran!

Seorang gadis duduk termenung didekat jendela kamarnya, gadis itu mengamati rintik hujan ditemani secangkir matchalatte di tangannya. Perasaan gadis itu sedang campur aduk tiap mengingat tentang keluarganya. Gadis itu melamun mengingat setiap kejadian yang terjadi pada keluarganya, butiran bening berhasil meluncur di pipinya. Ya, gadis itu menangis. Berulang kali sebuah bisikan setan untuk mengakhiri hidupnya terlintas dipikirannya. Namun, setiap kali Ia ingin melakukannya, paras cantik ibunya selalu terlintas dipikirannya, apalah daya gadis itu jika sudah bersangkutan dengan sosok ibunya,

"APA SALAH AKU MAS!KENAPA KAMU NGGAK PERNAH NGEHARGAI APA YANG UDAH AKU LAKUIN!" teriakan keras dari lantai bawah membuat gadis itu berlari menuju sumber suara. Ia melihat dari atas, Ia mendapati Rio dan Sandra sedang bertengkar hebat di ruang tamu, gadis itu melangkah lunglai menuju kamarnya, tak lupa setelah sampai di kamar Ia mengunci pintunya. Ia bersandar pada pintu perlahan Ia memposisikan tubuhnya dengan menekuk kedua kakinya dengan kedua tangannya memeluk kakinya kemudian menyandarkan kepalanya pada kaki. Gadis itu ingin menangis namun air matanya sudah kering karena sering menangis.

Tok...tok...tok

Suara ketukan pintu membuat gadis itu tersadar dari lamunannya. Ia segera bangun dan membuka pintunya,

"Karin, buka pintunya nak!" suara Sandra terdengar jelas, Sandra adalah ibu Karin

"Ada apa Bun?" tanya gadis itu, Sandra kemudian masuk kamar Karin Ia berjalan menuju ranjang, Ia melambaikan tangannya mengisyaratkan agar Karin duduk disebelahnya Karin hanya mengangguk

"Apa kamu sudah makan?" tanya Sandra

"Sudah" jawab Karin sangat singkat

"Bagaimana sekolahmu tadi?"

"Baik dan lancar Bun. Aku tadi mendapatkan teman, dia sangat baik padaku,"

"Oh ya, siapa namanya?"

"Keyland Andrio Aldebaran"jawab Karin dengan sumringah, Ia ikut tersenyum melihat gadisnya terlihat bahagia

"Teman atau teman,"goda Sandra Ia mencolek hidung putrinya

"Bunda, Key itu teman baru Karin,"

"Baiklah kali ini bunda percaya padamu, tapi kalau nanti kalian sudah pacaran jangan lupa kasih tau bunda ya,"ucapan Sandra membuat Karin tersipu malu

"Bunda ihh, nyebelin"Sandra tertawa melihat gadisnya salah tingkah

"Karin, maafkan Bunda dengan Ayah ya nak,"bagai tersambar petir gadis itu kembali murung, lagi dan lagi semua kejadian yang terjadi pada keluarganya terputar dalam ingatannya

"Iy-iya Bun,"

"Pasti kamu sangat sedih setiap hari harus melihat Bunda dengan Ayah selalu bertengkar, maafkan Bunda ya sayang," Sandra menarik putri semata wayangnya kedalam pelukannya, tanpa ragu Ia membalas pelukan Sandra, menyalurkan rasa cintanya pada Sandra .Di sisi lain, Rio yang melihat kejadian itu ikut menitihkan air matanya. Rio tak kuasa melihat putrinya menangis karena keegoisannya dan Sandra.

*****

Pagi ini dikediaman Atmaja. Keluarga kecil itu berkumpul untuk melakukan ritual sarapan bersama. Namun, hening tidak ada pembicaraan di antara mereka, hanya suara sendok dan garpu yang saling berdentingan, Karin yang merasa cangung akhirnya memutuskan untuk berpamitan berangkat sekolah.

"Yah, Bun Karin berangkat dulu ya,"ucap Karin

"Hati-hati dijalan ya nak, jangan lupa makan bekalnya,"ucap Sandra kemudian mengecup kening putrinya

AboutLifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang