Devran telah sampai di rumahnya setelah mengantar Fasya pulang. Ia menaiki satu persatu anak tangga sambil menggendong tas yang hanya berisikan satu buku pelajaran saja.
Ceklek
Devran membuka pintu kamarnya, kamar yang berwarna merah dan hitam mendominasi itu nampak sangat bersih dan rapih, padahal setelah Devran berangkat kamarnya masih berantakan. Ia melempar tasnya ke sembarang tempat sambil membaringkan tubuhnya di ranjang dengan sprei yang bergambar sebuah logo sepak bola, liverpool Fc. Club Sepak Bola Favoritnya.
Devran menatap lurus ke langit-langit kamarnya yang berwarna putih. Kini fikirannya berkecambuk menjadi satu mengingat kejadian yang menimpanya siang tadi.
Flashback on
"Sayang, bentar ya. Aku mau beli es krim di seberang sana sebentar," ucap Fasya.
"Mau aku anter?." Tawar Devran
"Gak usah, lagian deket kok."
Fasya melenggang pergi untuk membeli Es Cream.
Tanpa Devran sadari, ia tengah diintai oleh seseorang.
Bughh..Bughh
Devran tersungkur jatuh dari motornya. Ia bangun dan melawan orang tersebut.
Bughh..Bughh
"Bangsat lo!! Mau lo apa njing, mukulin gue secara tiba-tiba. Lo siapa njing!." Devran mencengkran krah baju si pengeroyok.
"Cih, Banci lo. Mau ngeroyok orang kok pake topeng!" Devran berdecih.
"Bacot lo,"
"Lo jauhin Fasya. Kalo lo masih mau hidup lo aman!." Ancamnya.
Devran cengo mendengar penuturan seseorang tersebut.
Bughh..Bughh..
Devran tersungkur lagi dan lagi akibat bogeman dari seseorang yang tak dikenalnya. Ia tak menyerah, ia bangkit dan melawan orang tersebut.
Bughh..Bughh
"Lo gak berhak larang-larang gue. Fasya itu pacar gue. Lo, lo siapa?," Devran menunjuk kearah muka orang tersebut.
Bughh..Bughh..
Seseorang itu jatuh terkapar hingga ia tak bisa melakukan perlawanan lagi terhadap Devran. Rasanya lemas sekali. Devran tak henti-hentinya melesatkan bogeman itu ke wajah sang pelaku.
Devran membuka topeng hitam yang dikenakan orang yang mengeroyoknya tadi. Saat dibuka, ia tak mengenali orang itu. Jangankan kenal, melihat pun ia belum pernah.
"Lepasin gue!" Pelaku tersebut kemudian pergi dan langsung menancap gas.
"Cih!"
Tak lama, Fasya datang dengan membawa 2 Es Cream rasa Vanila. Fasya menghampiri Devran dengan kerutan diwajah.
"Looh, sayang kamu kenapa kok bisa babak belur si?" Fasya meneliti setiap wajah tampan Devran yang kini dipenuhi oleh luka memar.
"Biasa urusan cowok,!" Devran tidak mau menceritakan perihal dirinya bertengkar dengar seseorang misterius yang mangancamnya agar menjauhi Fasya.
"Aku nanya serius sayang, kamu kenapa?" Devran merebut satu Es Cream valina yang dari tadi di genggam oleh Fasya.
"Aku tadi bantuin ibu-ibu yang kena copet. Aku lawan deh copetnya. Dan alhasil aku babak belur." Terangnya.
"Yaudah ayo cepatan pulang. Nanti aku obatin kamu pas udah nyampe rumah,"
Devran dan Fasya telah membelah jalanan ibu kota yang lumayan panas. Setelah 15 menit berlalu, mereka berdua memasukan motornya di garasi Fasya yang bisa dibilang luas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fasya
Teen FictionAwalnya hidupnya terasa bahagia dengan keberadaan orang-orang yang menyayanginya. Tetapi saat seseorang kembali dari hidupnya, itulah awal dari kehancuran hidup Fasya Aurinelia Suratno. Perlahan orang-orang yang selalu ada disekitarnya perlahan sirn...