Semalam, Devran dibawa oleh kedua temannya ke rumah Aldi. Ia menginap disana, karena Aldi dan Arya tau papahnya Devran pasti akan marah besar kepada Devran.
Mereka bertiga kini tengah berjalan melewati koridor yang sudah lumayan ramai. Sepanjang koridor, mereka bertiga disoroti dengan mata kekaguman dari kaum hawa kelas 10. Terlebih lagi Aldi, Arya dan Devran mengacak rambutnya asal dan semakin menambah pesona dari ketiganya.
Mereka bertiga telah tiba diambang pintu kelas XI Mipa 3. Mereka bertiga bergaya bak model.
"Wiih, trio sempak." ujar Noval asal.
Risa, Ana dan Fasya hanya tertawa geli melihat tingkah pacarnya.
"Berisik lo BH dora!." Ucap Aldi asal hingga membuat Noval berkacak pinggang.
"Biarin lagian Dora sekarang udah gede. Lo gak tau aja TT nya si dora lebih gede dari TT mia khalifa, apalagi TT pacar lo-lo pada. Gak ada tandingannya TT dora sama punya Ana, Fasya atau Risa." Noval berlenggang pergi menuju tempat duduknya.
"Kenapa jadi bawa-bawa kita." Oceh Fasya.
Aldi, Devran dan Arya berjalan menghampiri pacarnya masing-masing.
"Kok kalian bertiga bisa berangkat bareng si? padahal kan arah rumah kalian beda." ujar Ana.
"Semalem kita bertiga nginep dirumah Aldi karena semalem kita abis ke-" belum juga mengakhiri omongannya mulut Arya sudah dibekam saja okeh Devran. Karena Devran tau kalau Arya akan mengatakan kepada Fasya bahwa semalam ia mabuk. Devran tidak mau Fasyanya merajuk.
"Asin tau Vran," oceh Arya sambil mengelap bibirnya yang terasa asin.
"Hehe gue lupa tadi gue abis ngupil." Devran cengengesan tanpa dosa.
Hanya ada gelak tawa dari mereka berlima.
"Makasih ya sayang bucket bunga nya. Kok kamu ngasih bunga ke aku gak langsung aja si? Kenapa kamu letakin bunga itu di depan rumah aku." Jelas Fasya pada Devran.
Mendengar pernyataan Fasya, Devran hanya mengerutkan dahinya bingung.
"Aku gak kasih kamu bunga, gimana bisa?" timpal Devran.
Fasya memelototkan matanya tak percaya. "Kamu jangan bercanda deh yang."
"Aku beneran sayang. Aku gak kasih kamu bunga."
"Trus yang ngasih bunga ke aku siapa?." Fasya nampak kebingungan dan takut. Takut Devran marah padanya.
ΦΦΦΦΦ
Saat ini adalah jam pelajaran Olahraga, yang mana sebagian atau mungkin seluruh kaum hawa kelas XI Mipa 3 membenci pelajaran itu. Menurut mereka, olahraga itu membosankan, melelahkan dan mereka fikir mereka tidak ada keahlian di bidang olahraga.
Materi pelajaran olahraga kali ini adalah Basket, dan Pak Yanto telah memberi tahu bahwa kelas mereka akan bertanding melawan kelas XII Ips 1. Apa kelas XII Ips 1.
Fasya baru sadar sekarang, Devran akan melawan XII Ips 1, dimana itu adalah kelas Revan. Ya, masa lalunya meski ia tidak pernah mempunyai hubungan dengan Revan.
Para kaum hawa memilih untuk menonton pertandingan di bawah pohon yang rindang di pinggir lapangan basket.
Mereka berharap kelasnya yang menjadi juara dalam Peetandingan basket ini. Apalagi ada Devran, secara kan dia kapten basket.
Dua team sudah berada di lapangan basket, artinya pertandingan akan segera dimulai. Devran melirik kearah Fasya dengan menyunggingkan senyuman mautnya. Fasya membalas senyuman tersebut sambil memperagakan kata semangat untuk kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fasya
Teen FictionAwalnya hidupnya terasa bahagia dengan keberadaan orang-orang yang menyayanginya. Tetapi saat seseorang kembali dari hidupnya, itulah awal dari kehancuran hidup Fasya Aurinelia Suratno. Perlahan orang-orang yang selalu ada disekitarnya perlahan sirn...