Kalau mau jadi anak baik
Harus nurut sama bunda~bunda disa~
~oo0oo~
Disa menghela nafas kasar ketika melihat tangan suaminya yang sudah melingkari tubuhnya dengan sangat kuat, padahal sejak tadi disa meminta untuk di lepas namun dendra enggan untuk melakukannya.
Bukan disa tidak mau tapi kalau disa berlama lama di sini anaknya yang manja itu pasti akan membuat seisi rumah berisik dengan suaranya karena mencari disa
"dendra ayo lepas dulu, arkana mau pergi sekolah" ucap disa geram kepada suaminya ini, pikirkan saja dari tadi disa ingin bangun selalu di cegah oleh manusia satu itu.
"anaknya udah besar bun, nggak perlu di bangunin lagi" jawab dendra dan semakin memeluk disa dengan sangat erat.
"tapi kalau dia teriak manggil aku gimana?" tanya disa karena ia tahu betul bagaimana sifat anaknya itu.
"ya teria..... " belum sempat dendra melanjutkan perkataannya, suara nyaring itu sudah menggema di seluruh penjuru rumah suara siapa lagi kalau bukan arkananya mereka
"BUNDAA... "
"tuh kan anaknya udah teriak, ayolah den kamu juga harus kerja masa mau uring uringan mulu" ucap disa sambil mengelus elus rambut dendra dengan sangat lembut.
"BUNDAA, DIMANA SIH? BUNDAA" teriak arkana lagi.Akhirnya dendra mengalah ia melepaskan pelukannya dan mengizinkan disa untuk mengurus anak kesayangannya itu.
"morning kiss" pinta dendra
Disa memicingkan matanya "awas minta lebih" ancam disa
"nggak sayang, ayoo" ujar dendra sambil memajukan wajahnya mendekati disa.
Cup
"bangun sana, aku mau ngurus arkana dulu" ucap disa dan langsung berlari menuju keluar.
"BUNDAA" teriak arkana lagi, oh ya ampun apakah dendra mempunyai salah di masa lalu sehingga ia mendapatkan anak yang seperti itu?
"bunda di sini sayang" balas disa supaya arkana tahu jika disa sedang tidak ke mana mana.
Dendra menatap kesal ke arah pintu, ingin sekali ia menenggelamkan arkana di dasar laut selalu saja merusak momennya bersama disa, kalau tahu anaknya seperti ini dendra bakal nunda dulu buat punya anak.
Padahal arkana sudah bisa di bilang dewasa karena umurnya sekarang sudah menginjak 17 tahun, terapi anak itu memang tidak bisa di pisahkan dengan bundanya.
~oo0oo~
"ayah mana bun?" tanya arkana seraya menerima uluran roti selai dari disa.
"tumben nanya ayah, biasa cuma teriak nama bunda mulu, padahal kalau nggak ada ayah kamu juga nggak ada" sambar seseorang dari arah tangga yang berjalan menuju bawah, pria itu sudah rapih dengan seragam kebanggaannya kata arkana.
Dendra sekarang bekerja sebagai dokter ahli bedah di salah satu rumah sakit swasta, yang selalu menyita waktunya bersama keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Impian (Ar & An)
Teen FictionSECARA LENGKAP CERITA INI SUDAH TERSEDIA DI HI NOVEL Di balik senja itu sebuah impian sedang bersembunyi, bermain main dengan takdir dan muncul setelah perjuangan dan pengorbanan telah selesai. Sepasang manusia yang sudah di beri nyawa dan takdir...