PROLOG

45 5 0
                                    

"Udah lah terima aja cintanya Rey" ujar Netta yang sedang menatapku.Aku yang hanya menunduk didepan Rey belum sama sekali kujawab,banyak yang menyaksikan diriku bersama Rey.

"WEH ATAN LO ITU GAK USAH SOK SOK NOLAK CINTA REY,CUMAN REY YANG SUKA SAMA LO!!!!LAKI LAKI LAIN MAH OGAH AJA KALI ATAN!!!!"lanjut Netta yang sambil mendorongku,lalu para siswa yang menyaksikan diriku hanya tertawa geli karena Netta memanggilku dengan sebutan ATAN.

Lalu aku melihat kekiri kulihat lelaki yang berkulit putih,dia menatap ku seperti heran.

Aku menegakkan kepala tidak menunduk.

" aku jawab nanti yah"ujar ku sambil tersenyum tipis.

"ATAN TERIMA AJA SIH!!!IYA GITU SUSAH AMAT SIH!!!" Ujar Netta yang sambil menatap tajamku.aku berjalan lalu aku terselandung karna kaki Netta.

Para siswa tertawa menyaksikan diriku, sedangkan lelaki itu hanya menatap wajahku.Siapa dia??.

Air mata mengalir,aku sudah tidak bisa menahan air mataku,kubiarkan aku menangis.

"Uhhhh sedih banget yah" ujar Vanya teman dekat Netta.

"Muka pucet lo itu gak bisa bikin gua kasian sama lo,apa lagi tangisan lo bukannya gua kasian sama lo tapi gua malah pengen ketawa liat lo ATAN!!!" para siswa tertawa mendengar ucapan Netta.

Netta mengelus rambutku pelan,lalu tiba tiba dia menjambak rambutku.Aku menangis dengan sekencang kencangnya.

Napas ku langsung sesak sekali.

"Uhhhh Net,dia sesek tuh,kasian" ujar Vanya yang menghampiri ku.Netta langsung melepas rambutku dan tersenyum puas.Lalu Netta memberikan Inhaler milikku.

Aku langsung menghirupnya,aku sedikit lega.Aku langsung berdiri lalu aku berjalan menuju kelasku,Rey??,yah dia membuntutiku.

-.Plisss Rey jangan deketin aku-.batinku yang sambil mengelap air mata yang menempel dipipiku.

Aku pun duduk dikursi.Rey lalu menatapku kembali.

"Rey masih mau kayak gitu??" tanyaku lalu aku menatapnya juga.

"KAMU KALAU JAWAB IYA PASTI GAK BAKAL GINI FLOREN" ujar Rey yang sambil memukul meja.Rey lalu meninggalkan ku dikelas sendirian.

Lelaki yang tadi menyaksikan diriku bersama Rey,yah dia memasuki kelas.Dia melihat kanan kiri,terlihat seluruh kursi dipenuhi tas.Aku hanya duduk sendiri,dia menatap kursi yang kosong disebelah ku.

Dia lalu menghampiriku.

"Boleh disini gak???" tanya lelaki itu kepada diriku.Aku mengangguk,kalau dia anak baru kenapa gak nunggu guru aja yah??.

***

Pada istirahat aku langsung mengadu kepada guru bahwa Netta terus menerus mengerjaiku.Netta pun dihukum untuk hormat bendera sampai jam pulang.Jujur aku tidak ingin mengadu tapi bagaimana lagi sifat Netta sudah melewati batas.

Oh, aku lupa lelaki itu bernama Raja,kata bu Rista wali kelasku,katanya dia mendaftar sekolah sudah pada kelas 10 dia homeschool,kata bu Rista dia tidak suka sekali keramain.Entah apa alasannya.

Aku berjalan menuju kantin lalu tanganku ditarik seseorang.Entah siapa dirinya.

Aku membuka mataku lalu yang kulihat adalah Vanya dan Elva,mereka adalah teman dekat Netta.Baru saja aku membuka mataku rambutku langsung dijambak oleh Elva.

Vanya langsung mendorongku sampai aku terbentur di dinding.

"PUAS LO SEKARANG NETTA MASIH DIJEMUR!!!" ujar Vanya yang sedang menarik telingaku.

PLAK

Satu tamparan sudah didapatkan dari Elva, aku memegang pipi kanan ku yang sudah ditampar oleh Elva.

"ANJING EMANG YAH LU!!!" ujar Elva yang menjambak rambutku.

"Kenapa lo gak mati aja??" pertanyaan yang aneh baru saja keluar dari mulut Vanya, tapi rasanya aku lebih ingin mati menyusul adik dan ayahku yang sudah ada di akhirat sana.

Air mataku kembali mengalir,aku menggenggam erat bajuku.Lalu Elva dan Vanya tertawa.

"Tangisan lo bukannya bikin gua kasian malah bikin gua mau ketawa" ujar Vanya yang memberikan tisu.Aku menolak pemberian dari Vanya.

"Ih bangsat udah baik baik di kasih tisu malah ditolak" ujar Elva yang sedang menatap ku erat erat.

"AKU GAK BAKAL MAU PEMBERIAN DARI KAMU" ujar ku dengan nada tinggi.

"Inhaler lo mana tan??" tanya Vanya dengan senyum tipis.

Elva dan Vanya lalu tertawa bersama sama, tidak mungkin dia mengambil Inhaler ku, Elva menarik tanganku lalu dia langsung mendorongku hingga aku terjatuh.Aku tak kuasa menahan air mataku.

"Kalau dia sesek kita kasih gak yah??" tanya Vanya kepada Elva.

"Kasih aja kasian dia belum punya friend kalau udah punya baru gak usah kita kasih"

Tiba tiba saja nafasku sesak,aku memegang kaki Elva yang maksudku memohon untuk berikan Inhaler.

"Ihhh mau banget yah pegang pegang gua" ujar Elva yang tertawa geli melihatku.

"El nanti keburu mati lagi dia nya" Elva mengangguk,lalu memberikan Inhaler ku.

"Lo boleh pergi" ujar Vanya.

"Kalau lo gak mau kayak gini jauhin semua murid dan turutin semua yang gua mau,Vanya mau,dan yang Netta mau" ujar Elva yang memegang tangan ku dengan keras.Aku mengangguk lalu aku berjalan meninggalkan Vanya dan Elva.

TBC

DIARY FLOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang