Ep2 good Voice

13 2 0
                                    

   Pagi ini aku terbangun karna suara bising halmeoni dan imo di dapur, sepertinya mereka bertengkar lagi, aku meraih tongkat ku yg ku sandarkan di sisi ranjang, sebenarnya aku masih sangat mengantuk bahkan aku masih menguap beberapa kali sambil berjalan.

"Omo, halmeoni"
Panggil ku dengan lembut, mengetahui kehadiranku imo menyikut halmeoni agar ia diam dan berhenti menggerutu, kebiasaan halmeoni saat marah adalah terus menggerutu.

"Eunbi kamu sudah bangun? " Tanyanya menghampiriku dan menuntunku menuju meja makan.

"Nde" Ucapku, lalu duduk di kursi.

"Apa kamu mau sarapan? " Tanya halmeoni sambil meletakkan sebuah piring tepat di depanku, aku mendorong pelan piring itu sambil menggeleng pelan.

"Makanlah eun bisa"
Ucap imo yang tengah sibuk menata perabotan dapur.

"Apa kalian tadi bertengkar "
Tanyaku sambil meraih ceret yang tepat di depanku, halmeoni mbantu ku menuangkannya ke gelas sambil berkata
"Aniya"
"Tapi aku mendengarnya "
Ucapku, lalu menyeruput sedikit air di gelas.

"Mungkin kamu salah dengar, tidak ada yang bertengkar "
Ucap imo menutup-nutupi
"Mungkin itu suara tetangga kita, iyakan halmeoni "

"Nde,,,,,. hee,,, he,, he,,, "
Ucap halmeoni sambil tertawa.

"Sampai kapan kalian  terus
membohongimu seperti ini jelas jelas aku mendengar suara wanita tua dan wanita dewasa yang bertengkar"
Gerutunya ku

"Yyaaa....... Eun bi, tidak ada yang membohongi mu di sini "
Ucap halmeoni sambil menepuk pundak ku

"Semua di sini sayang pada mu jadi jangan
Kawatir "
Ucap imo.

"Nde "
Ucap ku sambil mengangguk.

                      🍉🍉🍉🍉🍉🍉

     Imo dan halmeoni sudah berangkat ke cafe, sedangkan aku masih duduk di ranjang setelah mandi dan berdandan ,seperti biasah tidak ada yang bisa ku lakukan jika mereka sudah pergi,

"Hufft,,,,,,,, "
Aku menghela nafas, sepertinya aku mengeluh lagi apa yang tidak ku keluhkan dengan keadaan seperti ini, bahkan rasanya aku ingin marah kepada Tuhan,
Suara gitar dan piano terdengar dengan jelas di telingaku suara itu seperti nya berasal dari rumah tetangga, aku mendekat ke arah jendala kaca besar di sisi kamar ku aku tersenyum saat mendengar suara lain yang begitu merdu, itu pasti suara soobin.

Aku berjalan keluar rumah sambil terus menganggukan kepala menikmati suara musik dan nyanyian yang belum berhenti.

"Aku tau suara soobin merdu, suatu saat aku akan Mendengar suara oppa yang lebih merdu"
Ucapku sambil terus melangkah

Aku berniat untuk pergi ke cafe, aku tidak bisa jika di suruh diam di rumah dan mungkin jika aku di sana aku bisa membantu berbuat sesuatu.

"Hey,, hey,,, " Ucap seorang perempuan muda menyikut temannya.

"Bukannya itu perempuan buta anak pemilik cafe seafood itu"
Ucapnya lagi.

"Nde,,,,,,,.  Dia sangat malang padahal ia  cantik tapi harus buta "
Ucap temannya.

"Menurutku itu adil "
Ucap wanita muda itu.

"Nde,  keluarganya saja menjual daging busuk mungkin sekarang mata anaknya yang menjadi busuk "
Ucap teman wanita muda itu, lalu mereka tertawa bersaman.

Jujur saja aku tidak suka dengan siapapun yang mengatai ku seperti itu seandainya aku bisa melihat aku akan menghabisi siapapun yang berani mengatai ku.
Aku melanjutkan perjalananku kembali mungkin sudah tidak jauh karna aku sudah mendengar gemericik air mancur kolam yang pernah di buat seorang seniman untuk kekasihnya yang tinggal di dekat cafe ku, mereka saling mencintai dan akhirnya menikah oleh karna itu banyak yang percaya jika kita Melempar koin dengan tulisan nama  seseorang yang kita cintai di kolam itu maka ia akan menyukai kita banyak yang mengatakan itu benar tapi aku juga belum mencobanya aku hanya mau mencobanya jika melakukannya bersamaan dengan oppa.

Sing For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang