Cinta Kedua

39 14 21
                                    

Aku wanita biasa yang punya hati untuk bisa dibagi oleh siapapun, aku wanita biasa yang memiliki cinta yang dapat aku bagi untuk seorang lelaki yang ada, yahh,, hanya seorang pria yang dapat memilih dan memiliki cinta yang tulus dariku. Namaku Cinta Kirana Sakti, teman-temanku biasa memanggilku dengan sebutan Cinta atau Irana.

Banyak sudah cerita-cerita cinta yang pernah aku rasakan, baik yang tertulus ataupun yang tulus. Hahahaha,, yah begitulah istilahnya, you know that.
Cerita ini selalu aku rasakan, sejak aku duduk di bangku SMA. Banyak sekali duka dan air mata yang aku alami dalam mencintai seseorang. Bahkan terkadang aku hampir pupus dalam hidup yang tiada arti. Tapi begitulah hidup, begitulah cinta, hadir, datang dan pergi yang tak bisa lagi aku katakan.

Cinta yang perih membuat aku bener-bener tak berdaya karena cinta yang ku tabur tak pernah ku tuai dengan sempurna. Selalu ada yang namanya kehilangan dan kepergian, selalu ada air mata dan tangisan bahkan untain-untaian kata yang membujukpun pernah aku lakukan hanya untuk cinta yang bertahan.

Sejak kemarin ketika aku masih duduk di bangku SMA, aku menjalin kasih dengannya, dengan balutan yang sempurna dan bersimpul canda dan tawa. Ia bernama Randy Sastro Widoyodo, ia sendiri tak lain tak bukan ialah kakak senior ku di SMA Negeri salah satu di kota Medan ini. Karismanya yang tinggi dan suaranya yang lembut membuat aku jatuh hati padanya. Setiap untaian kata-kata yang merajut padaku selalu membuatku bersimpul malu dan bahagia. Tak hanya aku atau dia yang bahagia dalam hubungan ini, bahkan teman-teman dan keluarga kamipun ikut merasakan bahagia. Sebab iya bener-bener menjaga serta mencintaiku dengan tulus.

Hari-hari ku jalani bersamanya, canda tawa yang selalu menghiasi hubungan diantara kami. Ia bener-bener menjaga aku dan mencintaiku dengan tulus dan sempurna. Aku merasa aku adalah wanita yang yang beruntung dalam hidup ini, di cintai dan dimiliki oleh seorang pemuda yang tak hanya tampan dan cerdas namun ia juga berwibawa. Ia banyak di kagumi dan dan di sayangi oleh semua yang ada di sekelilingnya. Selain ia yang cerdas dalam kelas, ia juga kreatif dan cerdas di lapangan seperti: di dalam olahraga basket dan sains. Tak heran semua orang menyukainya.

Beberapa tahun kemudian, tahun ini adalah tahun terakhir ia di sekolah ini, itu artinya ia akan meninggalkan sekolah ini untuk beranjak ketahap pendidikan selanjutnya. Hati mulai resah dan gulindah dalam hidup yang selalu dibalut dalam kecemasan akan kehilangannya. Jelas saja aku takut akan kehilangannya, hati wanita siapa yang tidak takut akan berpalingnya hati ke helai yang lain. Sebab aku pernah merasakan hal itu, dan aku takut ini akan terulang kembali padaku. Cukup aku yang merasakan pahitnya kehilangan, dan perihnya dalam jurang kehanyutan itu, jangan sampai ada yang lain yang ikut merasakan apa yang aku rasakan kala itu yang amat begitu dalam. Pikirku sempat pendek, untuk berhenti dan lari dalam akan ini. Namun lagi-lagi ia selalu menenangkanku dalam hal apapun dan aku serasa sejuk ketika ia mulai mengatakan keheningan dalam ketenanganku.

"Tenanglah, aku tidak akan berpaling darimu seperti kekasihmu yang sudah-sudah itu. Aku akan berusaha dan selalu ada dalam hatimu takan mungkin ku berpaling sayang." Ujarnya padaku ketika kami sedang duduk ditaman sekolah yang ada.

"Tapi aku takut, aku takut kehilangan dan aku tak ingin semua terulang kembali." Jawabku yang masih gundah akan hal itu.

"Tataplah kedua mataku, percayalah aku tidak akan melakukannya dan aku berjanji."
Randy bersimpuh dihadapanku sembari meyakinkan diriku. Air mataku tak henti, seraya aku merasa pilu yang teramat dalam, namun aku percaya padanya ia takkan mungkin menghianatiku.

"Janji?" Kataku.

"Iya aku berjanji." Jawabnya kembali sembari melontarkan kelingkingnya dihadapanku sambil menyiramkan janji untuk menyakinkan diriku.

Malaikat TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang