**

4 1 0
                                    

Hatinya semakin lembut bagai sutra yang dihiasi pernak-pernik kasih sayang yang indah. Suara itu semakin merdu seraya hati menggebu di pagi yang cerah.

Pesan di terima by Andi

Selamat pagii Irana

Pagi kembali

Jangan lupa serapan pagi dan semangat terus

Tanpa pesan aku selalu serapan pagi kok

Jawabku ketus pagi itu.
Wajar saja aku masih begu dan dingin. Bukankah membuka ruang yang telah robek itu sulit memaparkannya? Kadang tak semulus krikil jalanan yang mudah kita hancurkan begitu saja. Semua butuh proses, bahkan mawar untuk mekar dengan indah saja harus kuncup terlebih dahulu. Begitulah perumpaan hati pagi ini.

Hari demi hari perhatian Andi semakin besar padaku.
Tak satupun cahayanya lari dan terbenam oleh ku.

"Irana, nanti malam aku ke rumah ya?"

"Lah, ngapain??"

"Udah deh, tunggu aja aku nanti malam."


Tibalah malam hari yang ditunggu. Waktu menunjukkan pukul 20.00WIB.
Kebetulan mama dan papa tiada dirumah. Tinggallah aku dan adik laki-laki ku di rumah itu.

Tok, , , Tok, , ,Tokkk, , ,

Suara Pintu terdengar dari sudut kejauhan ranjangku.

"Permisi, Spada. . ."

Panggil Andi dari kejauhan tak berdering itu.
Kemudian pintu tersebut di buka oleh adikku Arya.

"Iyaaaa, , sepedaaa, , , "

Katanya dengan sedikit kocak menanggapi sahutan si Andi yang berada di balik pintu.

Andi pun tertawa geli dan heran mendengar suara sepeda sepeda yang diucapkan Arya.

"Siapa sepedaa?"

Ujar Arya sambil membuka pintu.

"Irana ada?"

"Ada, tunggu sebentar. Kaak Iren ada tamu nih!"

"Siapa??" Jawabku dalam bilik yang begitu nyaman, menuju ruang tamu yang ada.

"Katanya sepedaa kaak."

Arya selalu seperti itu, suka melucon meskipun yang ia luconi itu tak ia kenali.

Andi yang masih berdiri di depan pintu menahan tawa geli karena ukah si Arya.
Arya menatap kearah Andi, sebentar-sebentar pandangan mereka berputar ke satu titik yang sama dan kadang merekapun ikut ketawa geli itu secara bersamaan.
Aku yang menghampiri mereka di depan ruang tamu.

"Ise on sepeda?"

"On. Hehehe."

"Bg Andi bukan sepeda!"
Perjelasku.

"Sepeda, , , sepeda katanya tadi."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Malaikat TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang