empat belas

17 3 0
                                    

" Sebenarnya, yang membuat kita kecewa adalah diri kita sendiri. Tersebab harapan kita pada manusia yang terlalu tinggi "

             Anaazahra asyifa             

                 🍃🍃🍃🍃

Perlahan lahan semuanya mulai membaik hati ku pun kini telah sembuh dari luka karena mencintai kak rahman .. Namun  jika kalian bertanya apa aku sudah move on jawabannya masih belum cinta itu masih membekas di hati ku seperti lukanya namun aku akan berusaha untuk tetap tersenyum dan kembali menjadi diri ku sendiri yang tidak mengenal rasa sakit namun siapa sangka dia yang baru ku kenal sangat tau isi hati ku iya dia, dan tentang aku yang di usir masih sama aku di sini di rumah orang yang menganggap ku anaknya walaupun mereka baru mengenal ku  mungkin kalian bertanya mengapa aku tidak pergi kerumah eyeng atau bibi ku jika aku pergi kesana percaya lah bukan kasih sayang ku dapat namun hinaan lah yang mungkin akan ku dapat cacian mungkin yang akan ku dengar setiap saat entah mengapa rasanya aku di perlakukan berbeda atau mungkin hanya perasaan ku saja bisa saja itulah cara mereka mengungkaplan rasa sayangnya kepada ku dengan cara menegur ku entahlah hanya allah yang tau tentang hal itu. Saat aku sedang asyik menikmati secangkir coklat panas di temani oleh hujan yang membasahi jendela kamar ku menguarkan rasa dingin yang membelai pipi ku merasakan percikan hujan yang lembut di wajah ku entah mengapa sekarang aku lebih suka dengan hujan sederhana saja karena hujan panasnya matahari yang membakar kulit kini menyejuk membasahi bumi memberikan harapan untuk rerumputan yang mulai menguning untuk tetap hidup.. Dari hujan aku belajar kita tetap harus melangkah mau itu orang suka atau tidak dengan kita .. Dari hujan aku belajar tegar walau terhempas berkali kali mereka tetap selalu datang untuk memberikan sumber kehidupan para makhluk di dunia ini... Ahhh aku merasa bahwa tidak akan bisa menjadi hujan yang kedatangannya banyak di nantikan orang namun mungkin aku bisa menjadi sebuah pohon yang kehadirannya tidak di anggap namun tanpa sadar memberikan mereka kesejukan jika berada di bawahnya yang akan menghalau matahari ketika panas menyengat kulit bagi dia yang berteduh di bawahnya, musik mengalun lembut dari handphone ku dengan malas aku berjalan mengambil handphone ku

" assalamualaikum " salam ku ketika sudah mengangkat telefon dari bunda ah kalian tau baru kali ini bunda menelefon ku setelah tiga hari berlalu

" waalaikum salam ... Ana kamu di mana... kenapa kamu tidak kerumah eyang " pertanyaan pertanyaan dengan nada khawatir dari bunda keluar dari mulutnya

Allah andai saja aku tidak ingin menjadi anak yang durhaka mungkin aku sudah akan mematika  telefon dari bunda.  Namun kini dia lah syurga ku

" ana baik baik saja bun " jawab ku dengan menggigit bibir bawah ku menahan isak tangis ku agar tidak keluar namun gagal air mata ku justru mengkhianati ku saat suara isak tangis bunda terdengar di telinga ku.

" ana ..  Maaf kan bunda.. Bunda khilaf .. Tolong kamu pulang ana bunda tidak akan memaksa kamu untuk menikah dengan afif lagi... Dan ada seseorang yang tengah menunggu kamu katanya dia kakak kelas kamu dia ingin mengucapkan salam perpisahan jadi cepat pulang " ucap bunda aku pun mematung mendengar ucapan bunda setelah itu telefonnya di matikan

Salam perpisahan.. Allah apa orang itu kak rahman aku tidak ingin menemuinya walau sedetik pun.  Aku tidak ingin hati ku goyah kembali

Aku menghembuskan nafas ku menghapus sisa sisa air mata yang membasahi mata ku lalu ku ambil gelas ku yang berisi coklat panas itu ku minum hampas habis dan aku berjalan turun menuju dapur untuk mencuci gelas kotor dengan masih setia menunduk ahh rumah ini sangat besar namun sayang hanya di huni oleh 2 orang dan satu pembantu iya rumah besar ini adalah rumah anak ibu hafizah dia seorang dosen di universitas islam dan juga seorang pendakwah ahh jangan lupakan dia juga pengusaha sukses dia mempunyai beberapa caffe dan restoran berbintang ahh kalian pasti taulah seberapa kayanya dia dan jangan salah usianya masih 26 tahun masih muda memang bahkan dia sangat tampan namun sangat dingin bahkan dia tidak pernah tersenyum barang sedikit pun dengan ku tidak aku tidak berharap dia tersenyum kepada ku hanya saja sayang kan wajah tampan itu hanya mempunyai satu ekspresi saja.  Hehe

Brukkkk

Aku terjatuh dan memecahkan gelas yang ku pegang masya allah ana tidak bisakah kamu tidak mempermalukan diri di rumah orang.... Aku menggerutu kepada diri ku sendiri ahh jangan lupakan sakitnya punggung ku yang mendarat mulus di lantai kramik dan ahh kaki ku terluka karena pecahan gelas aku menatap kedepan namun masih menunduk aku menggigit bibir bawah ku saat aku tau dari sepatunya bahwa itu adalah orang yang menyebalkan itu hehe aku tidak tau namanya jadi jangan salahkan aku

" astagfirullah... Bisa jalan kan kamu.. Kenapa masih harus nabrak saya... Rumah ini sudah sangat luas mengapa kamu masih saja menabrak saya... " ucapnya dingin ahh dia sangat menyebalkan sekali " apa lagi yang kamu tunggu... Cepat berdiri saya tidak akan membantu kamu berdiri " ucapnya ketus masya allah jika saja aku tidak numpang di sini mungkin aku akan mencakar wajah tampannya itu namun sayang aku tidak berani..hahaa dengan dongkol aku berdiri dan ahh aku melupakan pecahan gelas itu

Awww

Aku meringis ketika kaki ku mengenai pecahan gelas itu lagi.. Ahh padahal sudah satu pecahan gelas itu menusuk kaki ku kini tertusuk lagi allah sakit sekali

" masya allah ... Kamu ini gimana sih kan kamu punya mata kenapa tidak menghindari pecahan gelas itu terlebih dulu.. " dia menatap kaki ku banyak mengeluarkan darah " bi .. Bibi " teriaknya keluar lah wanita paruh baya dengan berlari kecil menghampiri kami dia menatap ku

" astagfirullah non " ucapnya dia pun segera membantu ku berjalan di ikuti oleh manusia menyebalkan itu tidak bisakah dia bersikap manis sedikit saja ahh tidak aku tidak berharap dia begitu..he

" ini bi bersihkan lukanya " dia menyerahkan kotak p3k kepada bi mariam kemudian dia yang membereskan pecahan gelas itu ahh ternyata dia bisa juga menggunakan benda itu tanpa sadar aju tersenyum.. Ahh jika aku punya suami seperti dia mungkin aku tidak terlalu capek membersihkan rumah.. Hahaa namun mungkin kami akan selalu bertengkar setiap saat karena ulahnya itu aku pun menggelengkan kepala ku mengenyahkan bayangan itu..hehe

" apa yang sedang kamu fikirkan... Lain kali jalan itu liat kedepan bukan kebawah " ucapnya lalu berlalu meninggal ku bersama bibi yang sedang mengobati luka ku membuat ku berkali kali meringis.  Hahaha sakit tau kalian jangan ketawa  😑

🌹🌹🌹

Jangan lupa vote dan komen

isyarat hatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang