I suddenly became sad for no reason, even though you were in front of me
.
.
🍃🍃🍃Sungai Han
18.24 KST.Gadis bertopi hitam, baju, celana, sepatu yang serta hitam, tengah duduk menatap sungai dengan menengadahkan kepalanya keatas. Bosan menunggu sang pemilik maksud yang menyuruh dirinya ada disana di waktu seperti ini.
"Hhhhhh..." Satu helaan nafas lolos kala si empunya semakin tak sabar untuk terus menunggu, memasukan tangannya kedalam saku celana mencari kehangatan atau sekedar hanya untuk gaya-gayaan agar terlihat tak sabaran.
"SEULGI-AH!"
Tepat saat gadis itu bangkit dari duduknya tiba-tiba teriakan yang diyakini itu milik orang yang ditunggunya membuat gadis itu menoleh dan mengeluarkan tangannya dari saku, menatap sinis laki-laki di depannya yang tengah kelelahan karena berlarian.
"Hhh maaf aku terlamhhh bath." Ucap Park Jimin mengatur nafas dan kemudian menatap Seulgi lekat.
"Sialan! Aku menunggumu 2 jam kau tahu?!" Teriak gadis bernama Seulgi tepat di depan wajah sang pria.
"Seulgi-ah, aku tau aku sangat terlambat tapi, aku yakin perasaanku padamu ini tak terlambat." Ucap Jimin dengan nafas yang kembali normal menyatakan sesuatu yang membuat Seulgi sedikit terheran.
Seulgi sedikit mengernyit mendengar kata-kata Jimin yang bahkan sangat aneh. Pompaan jantungnya kian mendebar mendengar kata-kata berikutnya yang lolos dari mulut Jimin.
"Aku menyukaimu ah tidak, aku mencintaimu dan menyayangimu lebih dari seorang teman. Mau kah kau mempercayakan perasaanmu padaku?" Jimin perlahan menggenggam kedua lengan Seulgi erat dan menatapnya lekat.
'Apa? Tunggu, apa dia baru saja mengungkapkan perasaanya? Seorang Park Jimin? Apa dia akhirnya menyadari perasaanku padanya selama ini? Apa kita akhirnya benar-benar memiliki perasaan yang sama?' berbagai pertanyaan menghiasi kepala gadis itu saat ini. Perlahan dia tersenyum memperlihatkan wajahnya yang ternyata manis dengan senyuman.
"Iya"
"Apa itu bagus?"Ucap kedua pihak berbarengan membuat mereka saling menatap, dan Jimin pun melepas tangan Seulgi.
"Kau barusan bilang apa?" Tanya Seulgi yang heran dengan situasi ini. Dia tak mengerti dengan apa yang baru saja terjadi.
"Aku bertanya padamu apa ungkapan seperti itu bagus? Aku bingung harus bagaimana mengungkapkan perasaanku pada Yewon. Dan apa katamu tadi?" Jelas Jimin membuat berbagai petir bergemuruh di hati seulgi.
Sakit. Hanya itulah yang mampu mendeskripsikan perasaan seulgi saat ini. Dia kira semua nyata tapi ternyata dia harus kembali bermimpi.
"Tidak aku tidak mengatakan apapun. Maksudku aku tadi heran saja hahaha. Jadi kau menggunakan aku sebagai percobaan pernyataan mu? Sialan kau Jim." Ada tawa yang dipaksa ikut menutupi kesedihannya.
"Maaf maaf, aku hanya sedang memikirkan bagaimana jika nanti aku menyatakan perasaanku pada yewon, huaaa rasanya aku ingin segera menyatakan peraaanku padanya." ucap jimin merangkul pundak Seulgi.
"Bagaimana jika kita pergi makan ke kedai tteobokki? aku yakin kau lapar sekarang setelah menungguku lumayan lama" ajak jimin
"Kau kira 2 jam lumayan lama? Itu lama bodoh. Dan saat kau datang kau malah mengatakan hal tak masuk akal." seulgi tidak bisa berbohong dia memang merasa tidak masuk akal dengan situasi ini. Dimana dia seperti di jatuhi harapan namun justru itu menjatuhkannya juga.
Kedua sahabat dengan perasaan berbeda itu pun pergi menuju kedai terdekat yang berada tak jauh dari Sungai Han.
Mereka sampai di kedai pinggir jalan yang sederhana dengan beberapa pengunjung lain yang ada di sana. Memesan tteokpokki satu porsi berdua dan dua kaleng soda bertengger melengkapi meja mereka.
Mereka sudah sedekat itu untuk menjadi sepasang sahabat namun perasaan yang berbeda menjadi dinding besar yang menghalangi penyatuan mereka yang mengatasnamakan Cinta.
Seulgi sudah sejak lama memendam perasaannya pada Jimin, oleh karena itu dia merasa dijatuhi ribuan anak panah saat Jimin mengungkapkan perasaan yang bukan untuknya melainkan untuk orang lain yang baru saja datang diantara mereka.
"Ini makanlah kau mengerikan karena kurus, sudah ku bilang tidak usah ikut traine traine segala." Omel Jimin pada Seulgi dengan menyuapi tteokpokki ke dalam mulut Seulgi.
"Diam kau. Makan saja tak usah banyak bicara." Seulgi menerima suapan dari Jimin yang penuh kehangatan. Dia begitu menikmati malam ini bersama Jimin yang begitu perhatian padanya.
Seulgi sebenarnya ikut menjadi traine di agensi JinHit Ent. Dia baru dua setengah tahun menjadi Traine, dia bercita-cita menjadi seorang idol yang terkenal. Meskipun kadang sekolahnya terhambat karena beberapa hal terkait Agensinya.
"Ayo kita pulang aku antar kau ke rumah. Tidak baik wanita pulang sendiri." Ucap Jimin setelah selesai membayar dan keluar dari kedai.
"Tidak usah, aku pulang sendiri saja. Aku bukan wanita, itu kan katamu dari dulu." Seulgi melangkahkan kaki meninggalkan Jimin.
Jimin tiba-tiba berlari dan menggendong Seulgi seperti memanggul karung beras.
"Yakk lepaskan aku Park Jimin! Turunkan aku keparat!" Seulgi terus memukul punggung Jimin yang berlari menggendongnya.
Mereka terus seperti itu sepanjang jalan, bahkan setelah diturunkan pun seulgi tetap memukuli jimin sampai berakhir kejar-kejaran.
Dari jauh tampak sosok wanita menatap kepergian mereka dengan wajah tidak suka, meremas kantong kresek yang dia pegang sampai tanpa sadar kukunya ikut memutih saking kerasnya remasan yang dia berikan.
"Apa kalian harus sedekat itu? Bukankan kau menyukaiku Jim?"
To Be Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Last of Me[Pindah lapak/Akun]
FanfictionSetiap kali memikirkan mu itu menyakitkan, tapi aku senang. sekali saja, tolong lihat aku sekali saja sebagai seseorang yang selalu berada di sampingmu. Kenapa, aku masih tak bisa menyerah padamu? Aku bertahan pada kenangan yang melayu. Apakah itu k...