Perkenalkan, namaku Reina Alkarina Dwitama. Dwitama itu nama belakang dari keluarga Papa. Aku adalah siswi kelas XI-BHS 1 di SMA Nusa. Kata orang aku ini anak yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, tapi sebenarnya.. sebenarnya memang benar. Entahlah, aku merasa aku sama saja seperti pelajar lain.Dan aku juga tak ingin mempermasalahkan itu.
Kata temanku, aku mempunyai rupa wajah yang di atas rata-rata pula di banding cewek lainnya. Tapi menurutku, biasa aja tuh. Aku tak terlalu populer di sekolah. Kalo ada yang sebut nama ku di kelas lain, paling mereka hanya menjawab, "Oh, si kutu buku itu ya?" Tetapi sebenarnya, mereka tak tahu orangnya yang mana.
"Hei, Reina!"
Orang yang tadi memanggilku itu namanya Salsa. Salsabila Kusuma nama tepat nya. Nama belakang nya juga diambil dari nama keluarga ayah nya. Kami memang terlahir dari keluarga yang.. Ehm, kalian bisa menafsirkan nya sendiri.Orang nya memang.. Ehm, kelihatan sableng, tapi memang sebenernya dia lebih sableng lagi dari kelihatannya. Tapi walaupun begitu, dia juga termasuk ke dalam kategori pintar. Walaupun masih lebih pintar Aku, katanya. Dia itu tomboy, rambutnya saja pendek seperti potongan rambut anak laki-laki. Walaupun begitu, dia termasuk anak 'cewek perkasa'. Karna dia jago silat yang memang dari keturunan keluarga Kusuma.
"Hai, Reina."
Nah, orang yang suaranya lembut ini namanya Dira. Anatha Dira Safitri nama lengkapnya. Dia cantik dan terkenal di kalangan laki - laki. Tapi kalo dibandingkan denganku.. Tentu saja lebih cantik Dira. Secara dia itu terkenal cantik di sekolah. Bahkan sampai-sampai kakak senior iri melihatnya karena para cowok ingin mendekati Dira.Tapi mereka tak akan berani macam - macam dengan Dira. Mereka hanya tikus kecil di mata keluarga Dira. Tentu saja tak sedikit orang yang menyukai Dira dengan setulus hati.
Kenapa aku bisa bilang seperti itu? Karena Dira ini selain cantik dan menarik, dia juga termasuk orang berpengaruh di dunia bisnis, dalam hal 'anak pengusaha sukses'.
Perusahaan ayahnya bahkan sudah bercabang cabang. Udah gitu ayahnya Dira kenal sama para pejabat, polisi, tentara, TNI. Kalau mereka macam - macam, beh! bukan hanya di usir dari sekolah, mereka mungkin disuruh pindah negara kali ya, atau mungkin pindah planet.
"Kamu baru datang?" Tanya Dira, yang membuat lamunan ku tentang mereka sudah kuanggap sahabat ku terbuyar.
"Enggak, aku udah datang daritadi." Jawab ku singkat. Pandanganku terus terfokus pada buku yang ku baca.
"Tumben lo datengnya pagi, biasanya telat." Kata Salsa mengejek.
Aku yang sedari tadi fokus membaca buku mengalihkan pandangan ke Salsa.
"Maksud lo? Gue ga pernah tuh sekalipun datang terlambat. Ada juga lo kali yang tumben datengnya kepagian." Jawabku dengan nada jutek.Oh iya, aku juga akan menyesuaikan gaya bicaraku kepada orang-orang. Misalnya, jika orang itu menggunakan gaya bahasa 'Lo-gue', aku juga akan membalas nya seperti itu. Tetapi jika ada yang memakai gaya bahasa seperti Dira, 'Aku-kamu', aku juga akan melakukan hal yang sama.
Ehm, terkecuali pada para lelaki.
Pastinya.
"Wes, selow bro. Gue kan cuma bercanda." Salsa menepuk - nepuk pundakku dengan kuat. Ampun dah, lama - lama nih badan abis gara - gara di tepukin mulu sama dia. Mending kalo nepuknya pelan, ini kenceng banget kayak nepuk kasur kapuk.
"Salsa, jangan nepukin pundak Reina. Kasihan tuh dia." Kata Dira dengan suara lembutnya.Ampun deh Dira, suara nya beneran kaya putri-putri di Kerajaan.
"Oh, maaf. Hehehe." Kata Salsa sambil nyengir kayak kuda. Aku tak tahu kenapa aku bisa berteman dengan Salsa. Padahal dia sableng, tapi kok bisa ya dia berteman dengan aku dan Dira yang jelas sekali tak sepadan dengan Salsa yang notabene nya 'bar-bar'.
"Eh, itu si Alfa!" Kata salah seorang murid yang berada di dalam kelas.
"Selamat pagi, Alfa."
"Pagi, Alfa."
"Wah~ dia tetap terlihat ganteng seperti biasanya.""Iya nih, bikin betah di kelas."
"Iya, pagi semua." Jawab cowok itu sambil tersenyum.
Dia Alfa Mahendra. Dia adalah cowok yang kata anak perempuan di sekolah ku 'ganteng' yang terkenal di sekolah. Dia itu pintar, selalu mendapat peringkat 2 di sekolah, baik, dan ramah. Dan jangan lupa, dia juga salah satu dari anak pengusahawan.Semua siswi mengaguminya sedangkan beberapa siswa yang tak menyukainya karena iri, tentu saja tidak semua. Aku tak tahu mengapa siswi di sekolah lain begitu memuja nya. Padahal menurutku, dia biasa-biasa saja, gak keren - keren banget.
"Yo~ bro! Seperti biasa, lo selalu di kelilingi banyak cewek." Kata salah satu teman Alfa sambil merangkul nya.
Dia Ricky Danuarta. Orang-orang biasa memanggil nya Ricky. Sama seperti Alfa, dia memiliki wajah yang tampan, meskipun tak setampan Alfa.Ricky itu humoris orang nya. Dia itu suka banget jahili orang. Dia juga teman masa kecilku. Dulu aku akrab sekali dengannya, sampai sekarang pun aku masih akrab sama dengannya.
Menurutku, dia itu baik sekali. Dia selalu ada untukku di saat aku membutuhkannya. Pokoknya, Ricky itu the best lah. Yah, walaupun rada rada.
"Ya ampun Ricky, dateng dateng bikin rusuh." Celetuk cowok berkacamata yang berada di dekat Alfa.Namanya Indra. Indra Mahesa. Dia itu memiliki postur tubuh yang lebih pendek dari Ricky. Aku tak terlalu tahu banyak tentang dia. Tapi katanya, dia itu cowok letoy.
Entahlah, mungkin hanya aku yang tidak berpikiran seperti itu. Dia juga lumayan ehm, tampan. Tapi menurutku, masih 'tampanan' Ricky.
"Duh, si Alfa dateng kelas jadi berisik." Kata Salsa sambil menatap sinis ke arah keramaian.
"Maklum lah, dia kan cowok populer, makanya di deketin banyak cewek." Ujar Dira dengan suara lembutnya.
"Cewek - cewek nya aja yang norak, kayak gak pernah liat cowok cakep aja." Ujar Salsa mencibir.
"Bilang aja lo iri kan gak bisa deketin si Alfa." Kata ku yang merasa terganggu dengan sikap Salsa yang rokes.
"Enggak, tuh. Dia emang ganteng, tapi dia bukan tipe gue." Balas Salsa dengan nada angkuh.
Aku menatap keramaian sesaat. Dari kejauhan, aku memperhatikan wajah Alfa yang tersenyum ceria. Sepertinya dia sangat suka keramaian. Ricky yang merangkul Alfa menyadari bahwa aku sedang menatap mereka. Lalu Ricky melambaikan tangan padaku. Aku balas tersenyum. Alfa pun ikut menatapku dan tersenyum padaku. Aku terkejut saat dia tersenyum padaku. Aku pun membalas senyumannya. Namun tiba - tiba Alfa menjadi.. salah tingkah?Aku mengernyitkan dahi, bingung melihat sikap anehnya itu.Terlihat Ricky berbisik di samping Alfa, yang membuat telinga cowok itu memerah.
Aku mengangkat alisku bingung, kenapa?
Lalu Ricky menoleh ke arah ku dan tersenyum. Tampak Alfa disamping Ricky yang membuang wajah nya ke samping.
Aku mengangkat bahu tanda tak peduli.
==0==
Hm...
Heuheu :v
KAMU SEDANG MEMBACA
AlRei
Teen FictionApakah kalian pernah merasakan yang namanya jatuh cinta? Bagaimana rasanya? Senang? Gelisah? Terbayang-bayang wajah nya? Lalu, bagaimana sikap kalian saat berada di dekatnya? Deg degan? salting? Atau sampai hampir salto? Lalu, apa yang ingin kalian...