Raina melirik arloji berwarna biru pastel miliknya, sudah sepuluh menit semenjak bel pulang tadi ia menunggu Raka di depan kelas, tetapi kakaknya itu tak kunjung menjemputnya. Ia bosan, ia ingin cepat-cepat pulang ke rumah untuk rebahan sambil menonton film kartun favoritnya yang tayang setiap hari.
"Ck, Raka mana sih? Lama banget, apa aku harus nyusul ke kelasnya ya?" tanya Raina pada dirinya sendiri, karena memang dirinya kini sedang duduk sendirian ditempat duduk panjang depan kelas, karena Via tadi sudah pamit untuk pulang duluan karena dirinya ada acara mendadak.
"Ekhem," tiba-tiba saja ada suara deheman yang membuat Raina sedikit terkejut.
"Eh,"
"Kaget ya? Sorry," ucap Alen sambil cengengesan, membuat Raina menatapnya aneh.
"It's okay." balas Raina sambil mengalihkan pandangannya dan mengetuk-ngetukkan jarinya diatas paha, kenapa ia tiba-tiba merasa takut dan panik.
"Jadi, gimana surat sama bunganya tadi?" tanya Alen basa-basi.
"Maksudnya?" Raina tidak paham.
"Lo nggak illfeel sama gue?" tanya Alen, sambil ikut duduk disebelah Raina.
"Nggak kok, biasa aja." jawab Raina sambil menunduk melihat kearah sepatu converse milik Alen.
"Kenapa selalu nunduk sih kalo ngomong sama gue? Kalo ngomong sama orang tuh yang diliat matanya, bukan sepatunya.." ujar Alen yang dengan beraninya mengangkat dagu Raina untuk melihat wajahnya.
Raina yang diperlakukan secara spontan itu pun langsung membeku sesaat, matanya yang coklat itu kini telah bertemu dengan mata hitam legam milik Alen. Cowok itu seakan-akan mengunci mata Raina, sehingga membuat Raina tak bisa berkutik. Tanpa sadar, kini Raina tengah mengamati setiap lekukan wajah Alen, mulai dari alis hingga bibir.
Alen mengulas senyumnya, membuat aura gantengnya makin bertambah, ia tersenyum karena merasa lucu saja dengan tingkah Raina yang seperti itu padanya.
"Hey, ngeliatinnya juga nggak perlu lama-lama kali, entar mata lo copot kan nggak lucu." ucap Alen bermaksud bercanda, dan langsung membuat Raina tersadar.
"Apaan sih!" balas Raina kesal sambil memutar bola matanya. "Kamu kenapa SKSD gitu sih sama aku?" tanya Raina asal nyeplos saja, membuat Alen menaikkan satu alisnya. Melihat itu, Raina langsung merutuki mulutnya dalam hati, apakah ia salah mengucapkan itu?
"Ya udah, kalo nggak mau gue SKSD in, kenalan dulu kalo gitu, nama gue Alen Dirgantara, kelas sebelas IPA 5, nama instagram gue len.dirgantara kalo penasaran silahkan distalker, follow juga boleh, ntar gue follback." ucap Alen.
"ALEN!!" teriak seseorang memanggil nama Alen, cowok itu pun menoleh begitu juga dengan Raina.
"Tai lo! Gue udah nungguin lo dari tadi di parkiran setaun, sampe jadi bangke, lo nya kagak dateng-dateng, ehh ternyata malah asik berduaan disini sama Raina, parah lo!" Devan datang berjalan mendekati Alen dan Raina sambil mengomel.
"Oh," balas Alen cuek, membuat Devan makin dibuat kesal.
"Bagong! Ayo balik! Berduaan mulu lo, yang ketiga setan ntar!"
"Ya lo itu setannya!" balas Alen membuat Raina menahan tawanya.
Devan melotot, "Serah lo dah ah! Gue mau ke markas sekarang, tadi di grup anak-anak pada nge-chat, nyariin lo, ada kabar penting. Hp lo nggak aktif katanya," ucap Devan yang langsung pergi meninggalkan mereka berdua menuju parkiran.
"Lo balik sama siapa? Mau bareng sama gue?" tanya Alen pada Raina.
Raina menggeleng cepat, "Nggak usah, aku udah mau dijemput habis ini." tolak Raina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us
JugendliteraturSEQUEL OF ARKA IT'S MINE! ✔️ [Disarankan buat para pembaca baru, lebih baik kalian baca dulu cerita AIM atau ekstra part nya AIM, supaya kalian nggak bingung;)] ••• Hidup dikelilingi oleh para laki-laki ganteng dan populer, bagaimana rasanya? selalu...