BISMILAAH
*****
Seseorang itu segera mendekat dan menarik lengan fredy
"Fredyy!!"
Fredy tercengah dan segera bangkit dari duduknya.
"Dinda?" Ucap Fredy terkejut mendapati kekasihnya disini. Benar, sepasang mata yang mengintimidasi sendari tadi adalah DINDA.
Dinda memegang sebuah kotak ditanganya. Matanya berkaca kaca, dengan satu kedipan air matanya pasti sudah menetes.
"Kenapa sayang?" Tanya Fredy dengan muka hawatirnya. Air mata di pelupuk mata Dinda langsung terjun dikala Fredy mengusap rambutnya dengan lembut.
Tanpa berkata apa apa, Dinda segera menyerahkan kotak yang dia bawa ketangan Fredy. Fredy membukanya dengan ragu ragu.
"Astafirullahh!!!!" Ujar Fredy kaget, saat melihat apa isi didalam kotak itu.
Dara yang awalnya hanya menyimak, mulai berdiri dari duduknya saat mendengar pekikan kaget dari Kakak kelas disebelahnya ini."Ada apa kak?" Tanya Dara.
Dengan ragu Fredy mengengkat isi dari kotak itu. Dara membelakan matanya, terkejut dengan isisnya.
Sebuah boneka. Dengan foto antara Dinda dan Fredy yang sedang tertwa bahagia. Foto itu ditusuk dengan pisau tepat di bagian perut boneka itu. Didalamnya terdapat tulisan dengan coretan tinta merah
HUBUNGAN KALIAN AKAN HANCUR!!!
Itulah tulisanya.
Fredy memasukan kembali isinya, menutup kembali kotaknya dan segera melemparkan kotak itu ketempat sampah
Dengan segera Fredy memeluk Dinda erat. Dinda semakin mengeluarkan isak tangisnya.
"Hiks..Fredy aku takut" ucap Dinda lirih. Fredy semakin mengeratkan pelukanya. Mengelus pelan punggung Dinda berusaha menenagkan.
Dara tersenyum tipis. Dia tidak boleh memikirkan perasaan nya saat ini, Kak Dinda sedang membutuhkan Kak Fredy. Dan dia tidak boleh cemburu saat ini. Jangann!!! Hatinya berusaha kuat dan tidak menagis.
"Kamu nemu ini dimana?" Tanya Fredy lembut setelah pelukan itu terlepas. Tangan Fredy bergerak untuk menghapus air mata yang masih membasahi pipi mulus Dinda.
"Di--di-lo-ker" ucap Dinda masih gemetaran. Dara mengusap bahu Dinda dengan lembut.
"Sabar kak" ucap Dara. Dinda tersenyum kecil sambil memegang tangan Dara yang mengusap bahunya
"Dinda kita pulangya?" Tanya Fredy. Dinda mengguk kecil, dengan segera Fredy merangkul bahu Dinda dan membawanya pergi. Tak lupa dia pamit dengan Dara
"Dara gue pergi ya!" Pamitnya.
Dara hanya mengguk kecil.
****
"Kasihan kan Kak Dinda" ucap Dara dengan muka sedihnya. Saat ini dia sedang berada di kantin bersama dengan Fara. Dara baru saja menceritakan tentang kejadian yang baru saja menimpa Dinda.
Fara manggut manggut mendengarnya. Dia juga menjadi kasihan dengan Dinda. Padahal dia adalah kakak kelas yang baik. Kenapa ada orang yang tega mengiriminya teror seperti itu?
"Sekarang mereka pulang?" Tanya Fara sambil menyantap siomay dipiringnya.Dara mengguk sambil mengaduk aduk es teh yang belum sempat dia minum sedikitpun.
"Yah kasihan..moga moga aja pelakunya cepet ketemu" ucap Fara kembali menyendok siomay kemulutnya.
"Aamiin" ucap Dara.
Tiba tibaa saja....
"Wishh..asalamualaikumm" Ucap Iqbal segera duduk diantara Dara dan Fara. Dengan perasaan tak berdosa dia menyendok siomay milik Fara dan dia jatuhkan kemulutnya.
"WOI SIOMAY GUEE!!!" Teriak Fara sambil menjauhkan piring siomaynya dari Iqbal. Iqbal tak peduli dengan teriakan cempreng Fara, dan segera menyeruput es teh milik Dara. Dara hanya tersenyum kecil melihatnya.
"Alhamdulillah" ucap Iqbal tanpa rasa berdosa. Dia segera merangkul pundak Dara dan Fara.
"Wuu, dasar kakak kelas gak modal!" Endus Fara kesal. Iqbal terkekeh pelan. Pandangannya beralih pada Dara yang masih sibuk dengan fikiranya. Iqbal tahu persis apa yang sedang adik kelas tersayangnya ini fikirkan. Pasti kejadian Dinda tadi.
"Adek Dara sayang, gak usah difikirin masalah teror Dinda tadi, Biarin aja biar Dinda kapok karena udah---" Iqbal mengantungkan kalimatnya. Hampir saja dia keceplosan
"Udah apa kak?" Tanya Dara yang menjadi penasaran. Iqbal menelah ludahnya dengan susah payah. Aduh!!
"Udah..udahh"
"Apa kak?"
"Udah ngikutin Fredy mulu kan gue risih liatnya!" Ucap Iqbal berusaha setenag mungkin.
"Kaga nyambung peak!" Farapun menjitak pelan pipi iqbal.
"Hehehe" cengir iqbal. Dia kembali memperhatikan Dara yang kembali diam. Iqbal prihatin dengan keadaan adik tersayangnya ini, bagaimanapun Iqbal sudah menggap Dara seperti adiknya sendiri, meningat dirinya juga sangat ingin mendapatkan adik perempuan. Namun takdir berkata lain dan malah menjadikanya anak tunggal.
Iqbaal membuang nafasnya kasar,adiknya ini pasti bingung antara kasihan dan kecemburuan
"Ini es teh gak mau dihabisin dek? Nanti kakak yang habisin loh?" Ucap Iqbal berusaha menghibur Dara.
"Habiskan aja kak!" Jawab Dara sambil tersenyum tipis. Iqbal membuang nafasnya lagi, ini bukan balasan yang ia inginkan. Dengan kesal Iqbal mengambil alih gelas yang berada di gengaman tangan Dara dan meminum isinya dengan rakus.
Fara berdigik melihatnya.
"Wuu gak modall!!!" Tukas Fara sambil menyeruput es jeruknya.
"You sirikk!!" Balas Iqbal tak mau kalah.
"Ih..gue gak sirikya dasar mas-mas gak modal!!"
"Lah bodo! Gue yang gak modal kenapa jadi lo yang sewot. Dasar mba-mba rempong ngurusin idup orang, urusin dulu idup lo sono yang bener! Baru lo boleh urusin hidup gue"
Fara membelakan matanya, tak terima dirinya dikatai seperti itu
"Dasar lo kakak kelas nyebelinn!!!"
"Adek kelas bawell!!"
"Kakak kelas gak modall!!"
"Adik kelas terrempong se alam semestaaa!!!"
Dara terkekeh pelan melihat aksi adu bacot antara Kakak kelas tersayangnya dan sahabat terbaiknya.
Tak disangka Fara dan Iqbal tersenyum antara satu dengan yang lain. Mereka berhasil membuat Dara tersenyum dengan keberisikan mereka. Tangan mereka melakukan tos dibawah meja dengan perlahan, supaya tak menimbukan suara.
Dara tersenyum membalas senyuman Fara dan Iqbal yang tertuju padanya
BERSAMBUNG!!!
KONFLIKK SEGERA DATANG!!!
WHOWOWO!!
SIAPA YA YANG NEROR DINDA? DUH JADI KASIHANNN :(((
NEEX KAGAA???
KAMU SEDANG MEMBACA
Dara First Love
Ficção AdolescenteAku mencintainya. Lelaki yang tengah tertawa disana. Aku mencintainya, setiap dia tersenyum padaku rasanya jantungku berdetak lebih cepat. Aku mencintainya tapi aku tak tahu apakah dia juga mencintaiku. Apapun akan aku berikan agar dia bisa mencinta...