📌 Pacar Baru 📌

54 21 0
                                    

Suara jam alarm Aldera berbunyi, ia segera melompat dari tempat tidur dan langsung menuju kamar mandi. Tak biasanya Aldera seperti itu. Setelah 15 menit berada di kamar mandi, Aldera segera memakai seragam sekolahnya. Setelah semuanya sudah siap, ia menuju ke bawah. Tak lupa, ia selalu memperlihatkan senyumnya itu.

Pertemuannya kemarin dengan sahabat lamanya itu, masih terasa mimpi bagi Aldera. Ia benar-benar senang. Ia tak pernah menyangka akan bertemu kembali dengan Daren.

Bi Wui yang saat itu menyiapkan sarapan, sempat kaget karena melihat Aldera sudah rapi sepagi itu. Ya, jam di dinding menunjukkan pukul 05:35, itu masih terlalu pagi bagi Aldera.

"Tumben, Non, jam segini udah siap?" tanya Bi Wui sembari menyiapkan sarapan untuk Aldera.

"Iya Bi, lagi mood."

Aldera melihat ke atas, lebih tepatnya melihat ke arah pintu kamar kakaknya. "Kak Endri belum bangun, Bi?"

"Belum Non, biasanya Den Endri bangun pagi, kalo ngantar pacarnya ke pasar."

Setelah selesai sarapan, Aldera menunggu Daren di depan gerbang rumahnya. Kemarin, Daren mengajak Aldera untuk berangkat bersama. Meski mereka tahu, sekolah mereka berbeda. Daren bersekolah di SMA GANESHA MAHAJATI. Tak lama kemudian, Daren datang dan sudah melihat Aldera tengah tersenyum ke arahnya.

"Pagi Nona manis," goda Daren

"Pagi Tuan tampan," ucap Aldera.

Begitulah kedua sahabat itu, yang sempat dipisahkan oleh jarak. Mereka sering bercanda dan bergurai.

"Bisa aja lo Der."

"Udah yuk berangkat." Aldera langsung naik ke motor gede Daren.

Kemungkinan besar seorang Aldera akan melupakan Aldo, mantannya. Karena cinta pertamanya telah kembali ke kehidupannya. Aldera terlihat begitu bahagia bersama dengan Daren.

Sesampainya di sekolah, banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka. Terutama para siswa perempuan di sekolah itu. Mereka terpesona melihat ketampanan Daren. Kadang mereka iri terhadap Aldera karena Aldera selalu di kelilingi oleh laki-laki tampan. Di samping itu Aldo, yang sedang berada di parkiran juga melihat Aldera bersama dengan Daren.

Ia memicingkan matanya berusaha melihat dengan jelas wajah laki-laki itu yang sedang bersama Aldera. Terlihat Aldera melambaikan tangan ke arah Daren saat Daren membalikkan motornya dan mulai menghilang dari hadapan Aldera.

"Dia pacarnya Dera?" tanya Aldo pada Anggara yang kebetulan saat itu baru datang dan memarkirkan motornya di samping motor Aldo.

Anggara melepas helmnya kemudian mengikuti arah pandang Aldo. "Siapa? Gue belum sempat liah, baru juga gue datang, Do. Udah di tanya-tanyain aja."

Aldo tak menjawab ucapan Anggara. Ia langsung menuju ke kelasnya. Seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Do! Woi! Tungguin gue! Malah nyelonong aja," teriak Anggara.

Kelas XI IPS 2 saat ini sedang ribut, seperti kapal pecah. Alangkah bahagianya kelas itu, karena guru yang paling mereka tidak suka, tidak sekolah karena sakit. Mereka diberikan tugas. Meskipun demikian, hanya beberapa siswa yang mengerjakan tugas selain itu mereka sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Hakum menepuk bahu Aldo dan segera duduk di sampingnya. "Do, lo mikirin apa sih? Bengong aja. Awas entar kesambet."

"Gue mikir, cowok yang di ajak Dera tadi pagi," jawab Aldo dengan wajah datar dan pandangannya menatap ke arah depan.

"Yaelah Do, biarin aja. Lagian Dera bukan pacar lo lagi. Lo seharunya udah bisa move on dari Dera. Cari cewek lain Do."

Dari Hakum, ia kemudian menatap ke arah Rina--orang yang sempat dijodohkan oleh Aldo dulu. "Masih ada Rina," bisik Hakum.

Love and Rain [COMPLETED ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang