📌 Kecurigaan Aldera 📌

40 9 0
                                    

Cica berdiri mematung saat melihat keberadaan Aldera dan Endri di sana. Ia berusaha bersikap tenang kemudian ikut duduk di samping ibunya.

"Ada maksud ya apa lo kesini? Kalo lo kesini cuma mau ngelibatin gue dalam masalah lo. Sorry gue nggak bisa. Karena gue nggak mau terlibat sama masalah lo," ujar Cica.

Seperti dugaan Aldera. Cica mungkin tak akan membantunya.

"Gue kesini cuma mau minta bantuan lo, Ca. Cuma lo harapan gue satu-satunya. Yang ada di tempat itu kemarin, cuma gue sama lo. Gue harap lo mau bantu gue."

"Kenapa lo nggak coba lihat CCTV di rumah Aldo aja?" ujar Cica.

Ucapan Cica ada benarnya. Ia terlalu berfokus kepada Cica, hingga ia lupa dengan CCTV yang ada di rumah Aldo. Namun, bisa saja CCTV di rumah Aldo sengaja dimatikan. Meskipun demikian, tidak ada salahnya untuk Aldera melihat rekaman CCTV tersebut.

"Dik, ucapan temen kamu ada benernya. Sebaiknya sekarang, kita segera ke rumah Aldo."

"Tapi lo ikut gue ya, Ca."

"Kayaknya gue nggak perlu ikut. Gue udah bilang sama lo. Kalo gue nggak mau terlibat dalam masalah lo." Cica segera bangkit dari tempat duduknya dan meninggalkan Aldera begitu saja.

"Nak Dera, maafin sikap anak saya ya," ucap Ibu Cica.

Tanpa menunda waktu. Endri kembali menancapkan gasnya menuju rumah Aldo. Pikiran Aldera tidak bisa tenang. Ada saja pikiran yang mengganggunya. Jalanan Jakarta yang begitu padat membuat waktu Aldera terbuang sia-sia. Ia rela menunggu Cica sampai Cica datang, namun justru Cica tak berniat membantunya. Dan sekarang, ia harus menuju rumah Aldo. Dengan kondisi jalanan yang begitu padat. Satu hari ini, Aldera bahkan tidak mendapatkan bukti satupun.

Perlahan gerbang rumah Aldo mulai terlihat. Setelah Endri memarkirkan mobilnya. Aldera segera turun, dan masuk ke rumah Aldo. Tanpa basa-basi Aldera langsung mengatakan kedatangannya ke sana. Segera Bi Narhi mengantarkan Aldera ke ruang CCTV. Dugaan Aldera benar, CCTV yang ada di tempat kejadian sengaja dimatikan. Sungguh, Aldera tidak tahu harus berbuat apa lagi.

Suara klakson mobil dari luar membuat mereka semua melihat ke arah luar. Dan ternyata yang datang adalah Aldo. Segera Aldera mengajak Endri untuk pulang. Untuk saat ini ia tidak ingin menemui Aldo. Melihat wajahnya saja membuat hati Aldera terasa sakit. Ketika Aldo dan Aldera berpapasan. Aldera berlalu begitu saja tanpa melihat ke arah Aldo.
Dengan cekatan tangan Aldo langsung menahan tangan Aldera.

"Dera, gue mau ngomong sama lo."

"Sorry, Do. Untuk saat ini gue belum ada bukti sama sekali. Tapi gue pastiin semua ini hanya salah paham. Lo boleh marah sama gue, tapi gue akan buktiin semuanya."

"Iya, Der. Gue tau, ini pasti bukan salah lo. Kemarin, gue terlalu mikirin nyokap gue sampai-sampai gue nggak mikirin perasaan lo kayak gimana. Gue minta maaf, Der. Kita cari bukti ini sama-sama. Lo mau kan, Der?"

Aldera hanya diam. Pandangannya lurus menatap ke arah depan. Air mata menggenang di pelupuk matanya. Tanpa menjawab ucapan Aldo, ia menepis tangan Aldo. Dan langsung masuk ke dalam mobil.

"Dera, gue minta maaf sama lo." Baru saja Aldo ingin mengejarnya. Ia sudah ditahan oleh Kak Endri.

"Kasi Dera waktu." Hanya kata itu yang bisa keluar dari mulut Endri.

                                ====

Deburan ombak membuat pikiran Aldera merasa tenang. Sepulang dari rumah Aldo, Aldera menyuruh kakaknya untuk mengantarkannya ke pantai. Pantai itu adalah tempat pertama kali Aldo membawanya saat tangannya ke borgol. Setiap masalah yang datang kepadanya, bisa seketika hilang saat Aldera datang ke pantai tersebut.

Love and Rain [COMPLETED ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang